05

92 12 0
                                    

" Wah nyaris! "

Taeyong tertawa kecil melihat Ten sangat kesal berjalan di sebelahnya. Baru saja mereka naik ke panggung untuk mengumumkan pemenang minggu ini, dan Taeyong masuk dalam nominasi. Sayang dia tidak menang karena lawannya yang bisa dibilang grup yang sangat populer. Namun masuk nominasi saja Taeyong sudah senang sekali.

" Bukankah kita harus merayakannya?! "

Taeyong memutar mata, baru kira kira seminggu yang lalu Ten mengajaknya minum untuk merayakan debutnya. Sekarang mau merayakan apa lagi? Memang bagi Ten hal hal kecil itu istimewa, Taeyong sudah tidak heran.

" Ayolah, Hyung! Kita ke restoran dekat sini aja deh. "

" Bukannya nggak mau, tapi aku udah ada janji sama produser. "

Itu bukan bohong, dia benar benar ada janji. Ponselnya ditemukan salah satu produser perusahaannya, dan dia membuatnya berjanji akan merahasiakannya. Terutama dari Taeil.

" Kapan kapan aku traktir, maaf. "

Taeyong sedikit merasa bersalah melihat wajah murung Ten. Ten sendiri hanya mengangguk, padahal dia kan mau mencari makan enak gratis.

﹌﹌

Taeyong membuka pintu ruang rekaman pelan pelan, matanya menangkap punggung seorang laki laki tengah duduk fokus pada layar komputer di depannya. Headphone yang menutupi telinganya membuat Taeyong yakin lelaki itu tidak menyadari kehadirannya.

Lelaki itu dengan cepat menoleh ketika Taeyong menepuk pundaknya, cepat cepat berdiri sambil melepas headphonenya. Membuat kegaduhan sendiri.

" Ah, Taeyong-ssi? "

Taeyong memperhatikan laki laki itu dengan lekat. Selain tidak pernah melihatnya, dia bahkan sangat asing dengan wajah lelaki di depannya.

"Wah, aku tidak percaya bertemu artis yang sedang booming akhir akhir ini. "

Lelaki itu melanjutkan dengan tertawa, kemudian mengulurkan tangannya membuat Taeyong sedikit mengernyit. Cara yang aneh untuk berkenalan.

" Ah, aku lupa orang Korea tidak melakukan ini. "

Ia kemudian membungkuk memberi salam, disusul Taeyong melakukan hal yang sama.

" Johnny, sepertinya kita seumuran. Maaf aku baru saja pulang dari luar negeri. "

" Tapi bahasa Korea mu sangat bagus. " Taeyong tersenyum, dilanjut melirik ke arah komputer yang masih menyala. " tidak heran perusahaan merekrutmu di usia muda ini, " Taeyong menggantung kalimatnya untuk menatap kembali lawan bicaranya tepat di mata. " kau pasti sangat berbakat sampai sekolah di luar negeri. "

" Aku sangat senang ketika mendapat tawaran pekerjaan di perusahaan maju seperti ini, ini hari pertamaku btw. "

" Selamat kalau begitu. "

Mereka diam cukup lama. Taeyong memperhatikan lekat lekat Johnny.

" Ah, benar! Ponsel. "

Johnny buru buru mencari ponsel Taeyong di meja yang penuh dengan buku buku. Ia tersenyum sambil memberikan ponsel itu pada Taeyong.

" Terima kasih. "

Taeyong membungkuk, kemudian akan berjalan pergi ketika suara Johnny memotong. Dia hanya ingin cepat pergi, ada sesuatu yang mengatakan untuk tidak terlalu dekat dengan lelaki itu. Taeyong selalu memiliki insting itu, namun kali ini sangat kuat. Ada yang tidak beres.

" Taeyong-ssi, apa yang kau lakukan di ruang rekaman? "

" Tentu saja merekam lagu. Bagaimanapun Johnny-ssi, aku seorang artis. "

玩具娃娃 | IDOLL [Lee Taeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang