09

85 12 2
                                    

" Ayo lah, Taeyong. Pakai ini. "

Taeil sibuk menyodorkan jas hitam ke arah Taeyong yang tengah melihat kaca sambil menggulung lengan kemeja putihnya. Lelaki itu hanya melirik nya sekilas, terlihat tidak tertarik.

" Taeyong. " Kali ini Taeil tidak membujuk, namun memanggil Taeyong dengan tegas. Hal itu berhasil karena akhirnya dia mendapat atensi dari Taeyong yang memutar mata.

" Hyung, sajangnim bilang ini acara santai kan? Jas itu terlalu formal. " Ia mengambil aksesoris terakhirnya sebagai senjata utama meyakinkan Taeil tentang pakaian yang sudah ia pikirkan dari beberapa hari yang lalu. " Lihat! Begini bagus kan? "

Taeil menatap Taeyong yang kini hanya mengenakan kemeja putih kebesaran serta celana bahan hitam. Kalung dengan liontin emas tergantung indah di lehernya, senada dengan rambutnya yang baru diganti menjadi pirang kemarin.

Sebenarnya Taeyong tidak terlihat buruk. Lelaki itu akan terlihat tampan dengan style apa saja sebenarnya. Dan style yang Taeyong pilih juga tidak buruk, masih tergolong sopan untuk seorang rookie yang akan datang ke pesta perusahaan.

" Atau harus aku buka kancingnya? " Taeyong beralih melepas kancing paling bawahnya, membuat kemejanya itu hanya bergantung pada satu kancing untuk menutupi tubuhnya.

Taeil berdecak melihat artisnya ini tersenyum jahil. " Jangan aneh aneh. " Kemudian dengan telaten ia kembali mengancingkan seluruh kancing, kecuali dua kancing di bagian atas.

" Sudah. " Ia mengakhirinya dengan merapikan kerah kemeja Taeyong, tersenyum puas melihatnya. Namun saat pandangannya naik, ia justru melihat Taeyong yang menatap bajunya.

" Hyung, kau ini mau ke pesta atau acara penghargaan? " Taeil terlewat rapi. Sangat rapi.

" Bukankah acara penghargaan juga pesta? " Taeil memperhatikan pakaiannya. Tidak ada yang salah pikirnya. Jas hitam dengan kemeja hitam di dalamnya. Setidaknya dia mengganti kemejanya tidak berwarna putih supaya tidak terlihat terlalu formal.

" Berbeda! Ini dibuka saja deh. " Taeyong bergerak membuka kancing jas Taeil. Tapi setelah beberapa detik, ia masih tidak puas dengan penampilan managernya. Beruntung jas Taeil memiliki motif sehingga masih bisa diselamatkan menurut Taeyong.

" Perhiasan, mari kita tambahkan perhiasan. "

Taeil melotot saat Taeyong berjalan kembali dari lemarinya membawa sebuah kalung emas. Dia tidak begitu paham tentang perhiasan, tapi jelas itu terlihat mahal.

" Taeyong, aku tidak bisa memakainya. " Tolak Taeil pelan ketika lelaki itu menyodorkan kalung tersebut padanya. " Bagaimana jika nanti di depan agensi ada banyak wartawan? "

Taeyong tersenyum, kembali menyodorkan kalung itu tanpa ragu. " Maka mereka akan tahu jika aku menghargai kerja keras manager ku dan memperlakukannya dengan baik. "

Taeil terdiam untuk beberapa saat. Tangannya dengan ragu mengambil kalung itu dari tangan Taeyong yang tidak lelah menyodorkan padanya.

" Nah, bukankah sekarang lebih baik? "

" Aku minta maaf. "

Mata bulat Taeyong menatap Taeil bingung. " Eh? Kenapa minta maaf? "

" Maaf karena belum bisa menjadi manager yang baik. "

" Hyung, kau bicara apa? " Bibir Taeyong mengerucut layaknya anak kecil yang tidak terima dengan perkataan Taeil. " Kau selalu melakukan yang terbaik untukku, Hyung. Karena itu aku selalu mempercayaimu. "

" Iya, aku melakukan yang terbaik untukmu. Tapi kau keras kepala sekali seperti batu, padahal sudahku peringatkan. "

Taeyong tertawa sambil menghindar ketika Taeil menunjukkan gestur seperti akan memukulnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

玩具娃娃 | IDOLL [Lee Taeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang