Bab 1

13 2 0
                                    

Tahun ini kembali menghadapi musim semi, namun terasa berbeda dengan musim semi tiga tahun lalu. Setidaknya bagi Gathan. Dulu musim semi adalah awal pertemuan manis pria itu dengan gadis berparas cantik dan lembut bernama Aniela Marthadiana. Dan memang seperti namanya, Aniela berhati malaikat, dia bahkan rela menolong orang lain meskipun dengan mengorbankan nyawanya sendiri. Ya itulah sosok yang kemudian menjadi istri sah Gathan. Dan andai saja Aniela tak benar-benar seperti malaikat mungkin Gathan masih bisa berbicara hangat dengan istrinya itu sekarang. Tapi semua sudah terjadi dan waktu tak bisa diputar kembali meskipun kita menangis penuh penyesalan berhari-hari.

Gathan sudah mencobanya. Dia menangis meraung pilu kala dokter menyatakan istrinya koma. Hidupnya terasa direnggut hari itu juga. Dunianya hancur dan cahaya seolah hilang lagi dari dunianya, Gathan bisa tersenyum saat bersama Aniela kini kembali datar seperti tembok. Itulah bentuk pertahanan diri yang kembali dia bangun seperti bertahun-tahun hidupnya dulu.

"Anda tidak ada kegiatan apapun lagi setelah ini, Tuan," lapor sang asisten di sisinya. Mereka sedang dalam mobil di parkiran rumah sakit.

"Apa Anda akan langsung pulang?" Asistennya kembali bertanya karena tak mendapatkan respon dari sang tuan. Kali ini Gathan menggeleng.

"Bawa aku ke toko bunga," titahnya.

"Baik." Tak perlu disuruh dua kali mobil segera dijalankan menuju toko bunga. Niel si asisten sudah tidak heran lagi mendengar permintaan bosnya yang ingin ke toko bunga. Pria itu pasti membeli sebuket bunga besar untuk istrinya. Ini bukan kali pertama, jadi Niel sudah hapal.

Sampai di sana Gathan membeli beberapa peony, baby breath, krisan, aster dan mawar untuk dirangkai menjadi buket bunga yang indah. Niel dengan setia mengikuti juga menyelesaikan pembayaran berhubung bosnya itu tidak akan mau repot-repot menunggu di depan kasir, ia memilih langsung menuju mobil dengan buket bunga ditangannya.

Setelah itu barulah mereka pulang. Gathan turun dari mobil saat kendaraan roda empat itu berhenti tepat di depan teras rumahnya. Niel tak langsung turun karena harus memarkir mobilnya menuju garasi. Sedangkan Gathan sudah lebih dulu masuk ke rumahnya dengan langkah lebar.

"Daddy..." pekik suara yang amat dikenal Gathan tak lama disusul oleh tubuh gempal anak kecil yang berjalan tertatih ke arahnya.

"Astaga. Daniela ... come here baby," Gathan menangkap anak perempuannya ke dalam gendongan.

"Daddy..." celoteh Daniela lagi dengan liur kemana-mana karena dia bahkan belum memiliki banyak gigi selain dua di atas dan di bawah. Sayang sekali Gathan tak bisa melakukan kegiatan lain karena tangannya yang satu lagi masih setia memegang buket bunga jika tidak maka sudah sejak tadi Gathan mengelap liur anak perempuannya itu.

"Ah, dimana pengasuhmu, Sayang?" tanya Gathan, namun percuma saja karena bayinya belum bisa berbicara hal lain selain kata 'Daddy' itupun Gathan yang menanamkannya penuh perjuangan. Dan satu hal lagi, Gathan hanya akan bersikap lembut pada putrinya ini. Buah cintanya dengan Aniela.

Tak mau memperpanjang, Gathan akhirnya memutuskan untuk langsung pergi ke ruangan khusus di rumahnya. Tempat dimana istrinya berada selama koma karena Gathan menolak untuk dirawat di rumah sakit, dia ingin leluasa melihat istrinya hingga ide gila inilah yang tercetus olehnya. Merawat istrinya di rumah. Toh dia sanggup melakukan apapun demi memenuhi kebutuhan istrinya selama koma di rumah ini. Dia juga menyediakan perawat dan dokter yang akan beberapakali datang untuk mengecek kestabilan istrinya. Bukan hal sulit menyulap satu ruangan di rumahnya menjadi tempat medis seperti rumah sakit. Bagi Gathan yang sulit adalah membuat kedua mata istrinya terbuka.

Jika ada yang bertanya mengapa harus di rumah dan bukan rumah sakit, tempat Gathan justru menghabiskan banyak waktu karena itu pekerjaannya. Tentu karena Gathan di rumah sakit murni bekerja, tidak bisa bekerja dengan benar jika istrinya ada di sana. Mungkin akan setiap lima menit sekali ia mengeceknya. Tak mengherankan, karena Gathan punya ketakutan terhadap rumah sakit. Di tempat itulah dia kehilangan banyak orang terkasihnya. Yang pertama adalah ibunya karena tak sanggup bertahan setelah melahirkan adik perempuannya, lalu adik perempuannya yang ternyata memiliki jantung yang lemah ikut pergi, akhirnya Gathan hidup dalam didikan ayahnya yang keras dan sangat disiplin. Sejak usianya sepuluh tahun hingga ayahnya juga pergi. Gathan memiliki bibi dan paman, tapi dia menolak untuk terlalu dekat dengan mereka karena suatu alasan.

I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang