Gathan menatap ketiga temannya yang tidak tahu cara bersikap sopan sampai bertamu pagi-pagi sekali ke rumahnya. Ketiga temannya itu membawa banyak bingkisan untuk Aniela dan Daniela, katanya. Mereka pikir Gathan tidak tahu kalau mereka berniat menyogoknya sebelum ketiganya meminta maaf atas kelakuan mereka tempo hari? Ingin sekali Gathan bertindak kejam dengan mengusir mereka, beruntung dia masih ingat ketiga pria brengsek itu adalah temannya sejak kuliah dulu.
"Kenapa kalian kemari?" Alih-alih mengusir, hanya pertanyaan bernada dingin itulah yang keluar dari mulutnya. Tanpa senyum apalagi basa-basi tidak penting lainnya.
Ketiga temannya terlihat salah tingkah melihat sikap Gathan yang terlihat tidak senang dengan kehadiran mereka. Tak ada yang berani membuka suara di antara mereka membuat Gathan mendengus mengeluarkan rasa kesalnya. Sedikit lelah menghadapi teman-temannya jika boleh jujur.
"Apa kalian tidak punya otak datang ke rumah orang lain jam enam pagi?" Ketiganya tersentak kaget mendengar kalimat yang mengandung ribuan jarum keluar dari mulut Gathan tanpa hambatan sama sekali. Masih tidak ada yang berani membuka suara setelah dua kali Gathan bertanya dengan nada yang tajam. Itu semakin menambah kekesalan pria berambut cokelat keemasan sehingga dengan refleks tangannya menyisir rambut itu ke belakang, salah satu kebiasaan dia saat mulai tidak sabar dengan amarahnya.
"Jika kalian tidak mau bicara, sebaiknya kalian pulang. Aku harus pergi bekerja." Gathan sudah hendak bangkit dari tempat duduknya, tapi urung saat Richard yang sejak tadi sibuk memikirkan kata-kata untuk diungkapkan akhirnya membuka suara lebih dulu.
"Tunggu, Athan. Kami kesini untuk meminta maaf. Kami tahu perbuatan kami sangat keterlaluan, tapi kami tidak bermaksud seperti itu. Kami hanya tidak mau melihatmu selalu murung, sejak kecelakaan itu. Jadi-" Richard belum sempat menyelesaikan ucapannya ketika tiba-tiba Gathan memotong dengan telak.
"Jadi, kau mengira dengan memberikan aku jalang, maka aku akan terhibur begitu?" Shit! Sepertinya Richard salah bicara lagi. Astaga! Apa yang harus dia lakukan untuk mendapatkan maaf dari Gathan? Matanya melirik dua temannya yang terlihat enggan membelanya.
"Gathan, kenapa kau jadi sensitif begitu? Kami tahu kami salah. Tapi, apa kamu tidak melihat niat baik kami? Lupakan cara kami yang salah karena berniat menghiburmu dengan jalang sialan itu, dan lihatlah niat awal kami yang tidak ingin kau murung terus-menerus. Menyiksa diri dengan mengerjakan banyak hal sampai kau tidak bisa berkumpul dengan kami beberapa kali. Kami ingin melihatmu kembali tersenyum dan menjalani hidup seperti biasanya, jadi maafkan kami kalau cara kami tidak tepat." Kenzie akhirnya menambahkan. Dengan kalimat itu sedikitnya ekspresi kaku Gathan sedikit mencair. Dia tampaknya paham jika temannya hanya khawatir dengan dirinya. Meskipun Gathan masih begitu kecewa, tapi dia tidak mau memperpanjang masalah. Itu seperti bukan dirinya.
Yuan yang lebih merasa bersalah dari yang lain tak berani menatap Gathan secara langsung. Dia hanya mencuri-curi pandang untuk mengetahui ekspresi Gathan dari tempat duduknya.
"Ada yang ingin kau sampaikan, Yuan?" tanya Gathan yang menyadari gelagat salah satu temannya yang berdarah China selalu mengintip ekspresi wajahnya diam-diam.
"Aku, aku tahu akulah yang paling bersalah di sini karena itu adalah ideku. Tolong maafkan aku, Athan. Sungguh aku ini adalah teman yang buruk karena tidak memahami perasaanmu. Sebenarnya aku malu untuk menampakkan diri di depanmu setelah apa yang ku lakukan padamu, tapi aku akan lebih merasa bersalah jika tidak menghadap padamu untuk meminta maaf. Apa kau akan memaafkan kami semua?" tanya Yuan setelah berkata panjang lebar. Dia berkata dengan tempo yang cepat, namun Gathan masih bisa menangkap ucapannya dengan baik.
"Aku tidak butuh permintaan maaf kalian," sahut Gathan membuat suasana berubah hening dan mencekam. Ketiga temannya terlihat membeku di tempat duduk masing-masing seolah Gathan baru saja menyihir mereka menjadi patung dengan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need You
Romance"Sayang, bangunlah... aku merindukanmu." Gathan "Tuan, aku mencintaimu." Clara Tapi, Aniela tak bisa berkata apa-apa karena tidur panjangnya.