Keesokan pagi nya, Ilane mulai bersiap untuk menjalani kehidupan baru nya sebagai Edith. Pertama ia akan berangkat ke sekolah,berjalan menuruni tangga dengan ekpresi datar dan malas.
Semua orang di meja makan tertegun melihat penampilan Ilane, bagaimana tidak ia menggunakan atasan yang normal dalam artian tidak kecil dan rok normal. Apakah amnesia juga membawa perubahan seperti ini.
Reno memandangi Ilane yang duduk di meja makan. Merasa aneh, biasanya adik nya ini akan memakai baju kekecilan dan rok yang pendek. Bahkan menggunakan make up, tapi sekarang wajah itu polos.
"Ekhem.ayo kita sarapan, Edith juga udah dateng kan. " Kata papa yang mencoba mencairkan suasana.
Ilane hanya mengangkat bahu acuh dan mulai mengolesi roti dengan selai. Sejujurnya ini tidak akan membuat nya kenyang, hei bahkan dalam kehidupan dulu ia bisa makan sampai tiga porsi nasi.
"Sayang, mobil kamu masih di bengkel. Hari ini kamu berangkat sama abang kamu ya sayang. " Ucap Mama yang mendapat pelototan dari Reno.
Ayolah Reno bahkan tidak peduli pada Edith. Mendapat tatapan dingin Reno tidak membuat Ilane takut, malah ia hanya menatap malas.
Akhirnya Ilane mengangkat suara "Aku bisa berangkat sendiri. " Terang nya. Ia pun berjalan keluar untuk menuju halte.
---
Ilane berjalan ke arah gerbang sekolah. Saat pertama kali menginjakkan kaki, ia bahkan mendegar banyak orang menatap nya sinis dan takut takut. Namun, bukan Ilane jika tidak mengabaikan mereka. Hanya sekumpulan lalat ia tidak peduli.
Katanya kemaren Edith kecelakaan.
Karma kali karena sering bully.
Pakaiannya kok beda, amnesia kali si Queen caper itu.
Haha kenapa gak mati sekalian aja, gak guna banget orang kayak dia.
Banyak lontaran kata kata sampah yang di layangkan pada Ilane. Namun ia tetap acuh. Saat sampai di Koridor, seorang gadis menabrak nya hingga terjatuh.
Dengan takut takut gadis itu segera berdiri dan memegang tangan Ilane.
"M-maaf Edith, aku gak hanya. Aku minta maaf please. " Kata Gadis itu.
Bahkan Ilane tidak memarahi nya, tapi gadis itu mengeluarkan bulir air mata. Ia melirik nama tag gadis itu.
Sheren wulandari.
"Ah, ini gadis yang sering dibully Edith sialan. " Batin Ilane.
Tanpa berkata Ilane langsung berdiri dan meninggalkan gadis itu yang masih menangis. Semenjak malam ia bertemu Edith ia sudah mendapat ingatannya. Karena itu ia ingin menyumpah padanya, semua perbuatan buruk nya harus Ilane tanggung. Padahal ia hanya ingin hidup damai sebagai orang kaya.
Saat itu ia memasuki ruang kelas. Bahkan semua temannya menatap Ilane sinis. Terlalu banyak lalat di sekolah ini pikirnya.
"Oh my god. My Queen akhirnya lo sekolah juga. Kita kangen tau sama lu, eh tumben lu berangkat pagi. Sorry ya kita gak jenguk lo. " Jelas gadis berambut panjang dengan make up tebal.
"Berisik." Satu kata yang membuat gadis itu Megan tercengang. Ini seperti bukan Edith yang bodoh sebelum nya, biasanya ia akan memeluk Megan dan bercerita tentang Bintang dengan senyum lebar.
Dengan cepat Megan menetralisir ekspresi nya "o-oh iya, em itu lo tahu gak si Sheren makin deket sama Bintang. Gimana kalo nanti kita bully dia. " Ucap Megan berbinar.
Bukan hal baru lagi bahkan seluruh sekolah tahu, bahwa Edith menyukai Bintang sang ketua basket yang dingin dan acuh tetapi hangat pada Sheren. Setiap ada kesempatan ia akan membully Sheren tentu dengan Megan.

KAMU SEDANG MEMBACA
strange villain
Fantasi(My Original Story) Ilane Kenza remaja biasa tidak ada yang istimewa dan monoton. Keseharian hanya berdiam dalam kamar menghabiskan membaca novel. Saat pulang sekolah, hujan turun dengan deras dan Ilane tersambar petir hingga mati. Murni karya sen...