1.

3.1K 383 70
                                    

Dalam ruangan putih, gadis berwajah pucat tengah tertidur ah tepatnya pingsan. Bau obat obatan menyengat membuat gadis itu menggerakkan hidung nya. Mata lentik nya terbuka menatap kosong pada langit kamar.

"Hebat bener bener hebat. Gue gak mati kesamber petir, mungkin gue terlalu banyak dosa belum layak mati. " Kata gadis itu.

Ilane melihat kearah jendela lalu turun dan meyabut infus yang terpasang rasanya aneh.
Sesaat ia mendengar bunyi pintu terbuka dan berbalik dua manusia paruh baya memeluk nya dan menangis.

"Sayang kamu gakpapa kan, gak ada yang luka kan. " Tanya wanita paruh baya.

"Kenapa kamu turun dan kenapa infus kamu lepas sayang,cepat tidur di atas ranjang kamu gak mirip orang sakit klo gak gitu. " Kata satu orang lagi.

"Kok kamu gitu mas. Kamu mau dia sakit gak bangun lagi. "

Ilane menatap bingung dua orang aneh, mereka bukan orang tuanya. Terlalu malas menjelaskan ia pun hanya menurut dan berjalan duduk ke atas sofa mengambil remote dan menonton.

Dua orang lainnya hanya diam, merasa aneh jangan jangan anak mereka terbentur keras dan geger otak.

Lamunan mereka buyar kala pintu sekali lagi terbuka menampakkan lelaki jangkung dengan jas putih khas dokter.

"Loh Edith udah sehat, cepat amat. " Tanya Dokter.

Ilane yang merasa di tatap pun melihat kembali dan melanjutkan acara kartun di TV.

"Gue Ilane bukan Edith. " Jawab Ilane malas.

"Ia sayang nama kamu kan Editha Ilane. " Jawab wanita itu.

"Gue kayak nya hilang ingatan. Btw kalian semua siapa? " Tanya Ilane masih dengan muka datar nya seperti tidak berminat.

"Hm.itu kayak nya Edith beneran Amnesia tante karena benturan pasca kecelakaan. " Terang Dokter bernama Aron pramudya.

"Huft.Jadi kamu gak inget kami. Oke jadi saya Papa kamu sayang papa Ari dan dia Mama kamu mama Eri." Terang sang Papa.

Ilane mengerutkan kening nya nama dirinya dan orang orang ini seperti tidak asing. Malas berpikir akhirnya ia berjalan ke arah pintu meninggalkan sisanya dalam ruangan.

Hening

Hingga pintu kembali terbuka.

"Ayok pa ma pulang. Kalian mau nginep di sini. " Kata Ilane jengah.

"Ya ampun sayang kamu bahkan belum di periksa sama Aron. Ampun dah anak gue. " Jawab wanita itu menatap putri bungsu nya.

"Kalo udah begini Edith boleh pulang tan, liat aja udah kayak orang sehat walafiat malah. " Sambung Aron.

Akhirnya mereka memutuskan pulang ke rumah. Saat sampai di depan pintu Ilane melambat memandangi rumah besar itu. Halaman luas dengan rumah tiga lantai.

"Gue gak tau ini dimana tapi gue beruntung bisa jadi anak mereka. Cita cita gue jadi pengangguran kaya terkabul. Puja petir ajaib. " Batin Ilane.

"Ayo masuk sayang abang kamu mungkin udah pulang sekolah. " Kata Papa.

Dan benar saja saat memasuki rumah, ada seorang laki laki yang duduk diatas sofa dengan tangan memegang Ps.Matanya menatap tajam orang yang di tengah itu Edith atau lebih tepatnya Ilane.

"Ini abang kamu sayang namanya Reno. " Kata Mama saat melihat wajah bingung Ilane.

"Kenapa.hilang ingatan lu, ck drama paling. " Cerca Reno dengan ekpresi mengejek.

Ilane maju selangkah hingga berada tepat di depan wajah Reno. Menghembuskan napas lalu ia layang kan tendangan pada tulang kering Reno. Melihat ekpresi kesakitan Reno Ilane tampak tidak perduli dan memilih ke atas, rasanya capek ingin rebahan dan tidur.

Saat diatas ia memandang pintu bercat putih dengan tulisan 'Edith's room' akhirnya ia membuka pintu itu.Tanpa melihat sekitar ia berjalan ke atas kasur dan menutup mata.

40421

strange villainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang