Chapter 7

15 7 0
                                        

Bagian Tujuh | Gemes |







     "Arsha...."

Wati menghela nafasnya lelah. Sudah hampir sepuluh kali ia mencoba untuk mengetuk pintu kamar Arsha dan berharap agar gadis itu mau menampakkan wajahnya.

Tapi apalah daya, mungkin cucunya merasa kecewa dengan dirinya setelah keputusannya tadi.

     Suci tersenyum, "Mau ya turuti keinginan terakhir nenek?"

Arsha masih dalam pendiriannya, ia akan terus menolak seberapa banyakpun permohonan yang mungkin akan ia dengar. Baginya pernikahan itu bukanlah hal main-main, bayangkan saja kalian menikah dengan seseorang yang baru kalian kalian kenal beberapa minggu yang lalu.

Apalagi hatinya masih milik orang lain. Mana bisa ia hidup tanpa adanya cinta dalam rumah tangga mereka kelak saat menikah?

Suci menatap Wati seolah meminta sahabatnya itu agar membujuk Arsha supaya mau menerima perjodohan ini. Wati jadi dilema sendiri. Ia tak tahu apa alasan sahabatnya begitu ingin untuk menjodohkan cucunya dengan Arsha.

     "Arsha menurut nenek-"

     "Nggak Nek, sekali enggak artinya enggak. Nenek suruh aku untuk coba buka hati dan nerima perjodohan ini kan? Tapi maaf nek Arsha nggak bisa," ucap Arsha menyela perkataan Wati. Ia tahu neneknya pasti akan ikut membujuknya.

     "Kalau nenek bilang, nenek juga pengen kamu sama Arka berjodoh gimana?"

     Arsha menatap neneknya tak percaya, ia menggeleng sendu menghadap neneknya, "Kalau begitu nenek egois."

     "Arsha," tekan Kakek mengingatkannya agar tak melewati batasan yang ada.

     "Dimana nenek egois?"

     "Hanya karna Nek Suci itu sahabat nenek bukan berarti nenek harus mengikuti kemauannya kan?"

     "Wati sudah," lerai Suci. Merasa tak enak dengan pertengkaran antara Nenek dan cucu yang ada dihadapannya.

      "Nenek tetap mau kamu nikah sama Arka!" ujar Wati mutlak yang menyulut emosi Arsha.

      "NENEK!" bentak Arsha refleks.

      "ARSHA!"

      "Jaga batasan kamu Arsha. Kakek dari tadi diam bukan berarti membiarkan kamu bertindak semaumu. Jaga atitude kamu, jangan bentak-bentak nenekmu."

      "Nenek yang mulai, Kek."

      "Nenekmu hanya mengutarakan pendapatnya. Kalau kamu tidak mau ya sudah."

      "ARSHA NGGAK MAU NIKAH SAMA ARKA! TITIK! SILAHKAN LANJUTKAN OBROLAN UNFAEDAH KALIAN ARSHA PAMIT."

Dengan emosi yang masih menggebu Arsha beranjak meninggalkan ruang tamu yang sedari tadi menjadi neraka bagi batinnya. Ia menutup pintu kamarnya dengan keras hingga suaranya terdengar dari bawah.

Ia bersandar dan meluruhkan badannya. Tampak tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi pada dirinya.

Didalam kamarnya Arsha hanya bisa menatap kosong langit-langit kamarnya. Ia merasa kecewa dengan keputusan neneknya yang malah menyuruhnya untuk menerima perjodohan ini.

ARSHAKA [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang