Bagian Delapan | Kecewa |
"Gila, demi apa lo berangkat sama Arka?"
Huh, menyebalkan. Baru saja ia memasuki kelas dan harus mendapatkan pertanyaan yang menguras goodmood-nya.
"Apasih Clau, nggak demi apa-apa," jengah Arsha.
"Tapi nih ya, gue nggak pernah lihat lo deket sama dia dan ini tiba-tiba lo sama si Arka berangkat bareng."
"Bahkan lebih parahnya nggak pernah deket dan tiba-tiba dijodohin," batin Arsha berbicara.
"Heh, malah bengong ni dugong!"
"Berisik deh, ah!"
"Mau kemana lo marpuah?" tanya Claudia melihat Arsha yang beranjak pergi tanpa mengajak dirinya.
Arsha tak memperdulikan panggilan Claudia yang mungkin mengakibatkan bencana bagi teman kelasnya yang lain. Karna suara gadis itu cempreng dan nyaring, membuat siapa pun yang mendengar teriakannya mengeluh peling.
Tujuan utamanya kali ini adalah rooftop, tempat terbaik untuk digunakan membolos atau menenangkan diri. Ia butuh sendiri untuk mengembalikan moodnya yang hilang sejak semalam.
"Pah.. Mah.. Arsha kangen sama kalian," ucapnya pilu.
Tumbuh dan berkembang tanpa kedua orang yang selalu disisinya membuat sosok Arsha lebih memilih memendam semuanya sendiri. Karna kesibukan kedua orang tuanya, ia tidak bisa seperti temannya yang lain.
Yang selalu membagi keluh kesah mereka bersama orang tuanya. Bercerita dengan ibunya tentang segala hal, maupun mengadu kepada ayahnya saat ada yang menakali dirinya.
Arsha juga ingin. Tapi tak bisa. Sekali pun mencoba ia merasa seakan ada jarak diantara dirinya dan orang tuanya.
"Kalian tau, Arsha rindu kasih sayang kalian yang nyata bukan sekedar uang yang selalu kalian kasih."
"Arsha juga pengen kayak temen Arsha yang lain. Bercanda, bermain, menonton, memasak, atau kegiatan lain bersama orang tuanya. Arsha... juga pengen, Mah.. Pah.."
Arsha terkekeh hambar lalu menyeka buliran air kristal yang menumpuk dikantung matanya.
"Aku lagi dimasa sulit dan kalian nggak ada disisi aku. Kalian tau rencana gila nenek sama sahabatnya itu nggak ya kira-kira?"
***
Ia mempercepat langkahnya dan berharap bisa segera sampai dikelas gadis itu.
"Mana Arsha?" tanyanya setibanya ia dikelas Arsha.
Orang-orang didalam kelas itu saling memandang satu sama lain. Tak ada yang menjawab pertanyaan Arka karna mereka pun tak tahu kemana hilangnya gadis itu. Sejak pelajaran pertama hingga istirahat pun ia tak menampakkan batang hidungnya.
Claudia yang tengah menyalin PR milik temannya itu tak menghiraukan pertanyaan Arka. Toh dia juga nggak tau Arsha dimana.
"LO SEMUA BUDEK? GUE NANYA BANGSAT!" sarkas Aksa.
Arka menghampiri meja Arsha ketika netranya melihat tas gadis itu berada diatas mejanya. Ia melihat teman sebangku Arsha dan bersiap untuk menanyainya.
"Gue nggak tau," ucap gadis itu sebelum Arka mengajukan pertanyaan.
"Apa maksud lo nggak tau?"
Claudia menghela nafas pelan, "Dia dari pagi nggak ikut kelas. Dia bolos."

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA [New Version]
Fiksi RemajaKisah ini dimulai ketika Arsha bertemu dengan Arka. Hingga suatu hal yang membuat mereka harus hidup bersama. Bukan cinta tapi paksaan. Yang membuatnya harus belajar untuk menerima keadaan. Akankah keduanya selalu bersama? Bagaimana kehidupan merek...