"Assalamualaikum."
Ceklek
"Waalaikumsalam."
"Dek."
"Abang." Tangan Tiara terulur untuk menyalami tangan Arsen.
"Temen-temen Titi udah dateng tuh. Anrez mana? Gak masuk dulu?"
Tiara mengangguk. "Anrez pulang. Titi ke atas dulu."
"Dek," panggil Arsen sambil mencekal pergelangan tangan Tiara.
"Maafin Abang, ya?"
Tiara melepaskan pergelangan tangannya yang dipegang oleh Arsen lalu membalikkan tubuhnya untuk melihat abangnya.
"Titi gak suka kalau Abang kayak gitu. Titi seneng kalau Abang khawatir sama Titi, tapi jangan suudzon juga sama Anrez, Abang. Anrez baik orangnya, gak kayak Luthfi."
Mendengar nama Luthfi yang disebut oleh adiknya, membuat Arsen mengerutkan keningnya.
"Kok jadi bawa-bawa Luthfi sih, Dek?"
"Abang khawatir kalau Titi sama Anrez gara-gara kejadian dulu Titi sama Luthfi, 'kan?" tanya Tiara dengan suaranya yang mulai bergetar.
Menyadari suara adiknya yang sudah mulai bergetar, membuat Arsen mendekati Alena.
"Adek," lirih Arsen. Sakit rasanya melihat adiknya kini tengah menangis karena dirinya yang secara tidak langsung membuat Tiara mengingat masa lalunya.
Tiara mundur satu langkah. "Nanti kita bahas lagi." Tiara langsung berlari menuju kamarnya meninggalkan Arsen sendirian.
Ceklek
"Ti, lo—LO KENAPA, TIARA?" pekik Ziyya begitu melihat Tiara menangis.
"Ba-bang Ar-sen."
Seakan mengerti, mereka mendekatkan diri lalu memeluk hangat tubuh Tiara. Mereka tau betul, kini yang dibutuhkan Tiara adalah pelukan dan sandaran. Setelah Tiara tenang nanti, baru mereka bertanya tentang kejadiannya.
Setelah sepuluh menit menunggu Tiara tenang akhirnya gadis itu tenang juga.
"Jadi, lo kenapa?" tanya Zalfa.
"Bang Arsen khawatir sama gue, susah percaya sama Anrez, pasti gara-gara kejadian gue dulu sama Luthfi, 'kan?"
Deg
Sudah lama sekali mereka tidak membahas mengenai Luthfi, kali ini namanya hadir lagi di antara mereka.
"Gue tiba-tiba kepikiran itu tadi pas lagi ngomong sama Bang Arsen. Gue sebut lagi nama Luthfi di depan Bang Arsen setelah sekian lama nama itu gak pernah kita sebut lagi."
"Gue tau alesan Bang Arsen, bahkan Abang gue yang lain, atau malah Ayah sama Bunda gue seposesif ini sama gue, gara-gara Luthfi. Tapi, kenapa jadi Anrez yang gak dipercaya sama Bang Arsen?" sambung Tiara.
"Ti, mungkin iya bener mereka kayak gitu, gara-gara gak mau lo kenapa-kenapa lagi, Ti. Lo harus yakinin Bang Arsen kalau Anrez gak kayak yang Bang Arsen pikirin," sahut Freya.
"Setuju, mau gimana pun juga, Anrez pasti bakal yakinin Abang lo, bahkan Ayah Bunda lo kalau Anrez orangnya emang baik, Ti," ucap Zena.
Tiara mengangguk. "Tadi juga Anrez bilang mau ngeyakinin sih."
"Nah ya udah, lo gak usah khawatir, Ti. Gue yakin, Anrez bisa kok ngeyakinin mereka," kata Ziyya.
"Sekarang, lo harus cepetan baikan sama Bang Arsen, Tiara. Itu Abang lo ish," tambah Zalfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love ✓
Teen FictionTiara Andini Azalea. Gadis yang sangat cantik. Dia memiliki tiga orang abang yang posesif terharap dirinya. Ditambah ada cowok yang suka kepada dirinya, dan juga sahabatnya? Dan tiba-tiba, tidak ada angin, tidak ada hujan, mantannya datang kembali k...