4

29.9K 2.4K 167
                                    

Yang lagi puasa aku saranin baca habis buka ya!

-

Suara tangisan terdengar dari salah satu kamar di mansion milih Damar, tangisan yang begitu memilukan entah karena apa akibat nya.

Kamar Alam lebih tepatnya.

Darma yang sedang melewati Alam itu pun berhenti di depannya, memastikan apakah itu benar- benar suara tangisan.

Sampai akhirnya Darma masuk kedalam kamar itu, ia melihat Alam menangis dipelukan sang abang- Radit.

Darma yang merasa penasaran menatap Radit Heran,

"GARA GARA BAPAK BANGSAT ITU YA HIKS."

"GUE GAK TERIMA!"tangis Alam yang tau tau menatap ke arah Darma.

"AWAS LO!" tunjuk Alam yang membuat Darma semakin bingung,

Salah apa dirinya sampai putra yang satu ini marah kepadanya.

Darma yang bingung itu pun mendekat kearah Alam dia butuh memastikan suatu hal, tapi apa daya saat di tengah jalan dia diberikan peringatan lagi oleh anak bungsunya ini.

"DIEM DI SITU! MULAI HARI INI GUE BENCI BAPAK BAPAK HIKS." Alam pun melanjutkan tangisannya, dia sedang emosi saat ini, novel yang ia baca benar-benar membuat emosinya naik.

Alam saja sampai tidak memperdulikan keadaan Radit yang berada disebelahnya.

"Dia sebenarnya kenapa?" tanya Darma kepada Radit.

"Dia hanya terbawa suasana saat membaca novel." Jelas Radit kepada Darma

"TERBAWA SUASANA GUNDUL MU! BAPAK NYA JAHAT GIMANA GUE KAGAK EMOSI!"

"GUE KALO JADI NI ANAK GUA BUNUH DIRI DAH" ujar Alam sembrono, yang langsung dihadiahi tatapan tajam oke Abang serta Daddynya.

"Jaga bicara mu Alam!"

"APA LU!" sinis Alam kepada mereka.

"Mau di hukum hm?" Radit dengan suara dingin yang membuat Alam ketakutan mendengarnya.

Bodoh,

itu yang ia deskripsikan pada dirinya sendiri, ia benar-benar bodoh karena lupa kakinya bisa menjadi seperti ini karna ulah orang yang ada disebelahnya, bagaimana jika ia dihukum lebih kejam lagi? pikir Alam mulai panik.

"Ma-maaf" Alam langsung memalingkan pandangannya kearah lain, ia takut tapi dirinya gengsi saat  minta maaf.

"Jangan di ulangi lagi atau daddy ngga akan segan segan untuk menghukum kamu!" saut Darma datar.

Alam pun hanya mengangguk

"KAU PUNYA MULUT KAN? JAWAB DENGAN BENAR ALAM!" Bentak Darma yang tersulut emosi.

Alam pun semakin ketakutan dirinya benar benar takut dengan keluarga sialan ini.

"Hiks Iy-iya Janji hiks."

"Bagus sekarang kamu tidur!" titah Darma yang langsung dituruti oleh Alam.

Tak lama itu akhirnya Alam tertidur, dengan keadaan sedikit terisak, Darma dan Radit pun mengecup kening Alam lembut sebelum mereka pergi Keluar dari kamar Alam.









-

Sekarang pukul 03.00 pagi, Alam mulai menerjapkan matanya lebih awal kali ini, ia benar-benar merasa merasa sangat haus sekarang.

Sungguh Alam ingin susu yang ia simpan dirumah panti tapi bagaimana ia mengambil nya sedangkan sekarang ia berada di mansion sialan ini.

Dengan kaki yang masih sakit Alam terpaksa menjatuhkan dirinya dari ranjang empuk itu, dengan susah payah iya berjalan dengan tangan yang ia pakai untuk berjalan-mengesot.

Untung saja pintu kamarnya tidak terkunci jadi Alam bisa melanjutkan perjalanannya dengan susah payah, ia tidak disediakan kursi roda atau berbagai alat lainnya karena trio brengsek itu ingin ia tidak pergi kemana-mana dan tetap di kasur.

Tapi Alam selalu ada cara untuk pergi, ya, pergi kedapur untuk mencara susu bukan untuk kabur dari mansion sialan ini, bukan tidak berani hanya saja Alam masih takut dengan ancaman abang brengseknya itu alias Radit.

Karena mansion cukup luas ia baru sampai di dapur sekitar 15 menit mungkin kalau ia berjalan bisa lebih cepat.

Alam akhirnya sampai di depan kulkas yang besar, ia menatap binar kulkas tersebut berharap jika susu kesukaannya berada di dalamnya.

Sedangkan disisi lain Adit sedang berjalan menuju kamar sang Adik, ia baru saja pulang dari rumah temannya, tapi saat ia membuka pintu ia tidak menemukan sosok Alam di dalamnya.

"Alam?"

"Alam?!" panggilnya keras, yang membangunkan Radit serta Darma.

"Kenapa son?" tanya Darma bingung melihat anak nya menjerit memanggil si bungsu.

"Alam hilang dad."

"Shit cari dia sampai ketemu, suruh bawahan kalian juga!" yang langsung diberikan anggukan kepada manusia kembar itu.



















Makasih Atas Supportnya.

Aku bakal up kalau vote sama komennya udah banyak ya.

Makasih buat yang udah vote sama spam komen.

Next ga?

AlamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang