13

3.9K 282 24
                                    

"Itu Flank bodoh!" Ujar Alam serius, sambil menggerakkan mousenya kesana dan kemari.

"Spikenya ambil anjer!" Seru Alam, anak itu sungguh asik dengan dunianya. Sampai tidak sadar bahwa sekeliling warnet sedikit terganggu dengan celotehan Alam.

Tadi setelah sepuluh menit berjalan kaki akhirnya dia menemukan warnet sekitar situ.

Sebenarnya Alam sedikit tidak yakin, ia takut akan cepat ketahuan jika berada di dekat situ tapi tak apa Alam akan bermain selama dua jam lalu ia akan mencari warnet yang lain, yang pasti nya jauh dari daerah ini.

"AKH TOLOL LO KILLJOY BABIK!" Seru Alam dengan suara yang cukup lantang.

Alam yang sudah emosi pun menyudahi bermain gamenya. Bukannya tambah tenang malah makin stress yang ada di otak nya. Alam pun langsung keluar. 2 jam ia membayar billing itu tetapi hanya satu setengah jam ia bermain game.

Dengan membawa terong dan juga Lodeh Alam berjalan tanpa tujuan. Sebenarnya dalam hati Alam yang paling dalam ia takut dengan ke empat iblis itu. Ia takut kalau ujung ujung nya ia tertangkap lagi.

Alam terus berjalan tak tau arah, ia hanya mengikuti kata hatinya kemana ia harus menuju. Alam rasa sudah 30 menit ia berjalan kaki akhirnya ia melihat ada sebuah penginapan yang biasanya digunakan orang-orang pacaran untuk menghangatkan satu sama lain. 

Alam menatap tempat itu dengan penuh keraguan. dirinya sudah empat kali berjalan mondar-mandir untuk menyakinkan dirinya untuk masuk ke penginapan itu. 

"Eh kalo gue masuk ga dikira jual diri kan ya." gumam Alam dengan raut muka yang sulit di jelaskan.

"ini gue seimut ini ga bakal di kira jual diri kan ya? ah, enggak lah muka gue masi kayak bayi gini dikira jual diri ya kali." gumamnya dengan penuh percaya diri. 

Akhirnya karena Alam rasa sudah tidak ada jalan lain, ia memutuskan untuk singgah di penginapan itu.  120 ribu Alam keluarkan dari sakunya dengan penuh keraguan. Apa lagi dengan tatapan Mas-mas resepsionis yang dari tadi senyum-senyum tidak jelas menatap dirinya.  Jujur dalam hati terdalam milik Alam ia pun merasa malu, pipinya memerah malu.

"Mas jangan senyum-senyum gitu dong natap saya." Ujar Alam dengan malu malu.

Mas-mas resepsionis itu reflek menatap Alam dengan bingung. 

"Buset pede bener lu bocah!" ujar mas-mas itu dengan nada tidak terima. 

"Gue lagi liat onoh tu, mbaknya cakep bener" tunjuk mas resepsionis ke arah luar. 

Alam pun langsung menolehkan pandangannya dan benar saja seorang perempuan dengan pakaian yang cukup seksi sedang memandang smartphone milik nya. Alam yang malu dengan dirinya langsung menatap Mas resepsionis cengengesan. tangannya dengan spontan menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal itu. 

"Hehe, sowri mas." Ujar Alam yang masih merasa malu.

Mas resepsionis itupun terkekeh sambil menggelengkan kepala dengan kelakuan tamu di depannya ini. 

"Iye santai, ni kunci kamar lu" sambil memberikan kunci dengan nomor 15A yang terukir di gantungan kunci tersebut.

Alam pun menerimanya dengan sopan. "Tiati ye, banyak demitnye" Ujar Mas Resepsionis dengan nada usil. Alam yang kesal pun menatap Mas Resepsionis dengan tatapan sinis dan langsung pergi meninggalkan orang menyebalkan itu.


Sesampainya Alam di kamar ia langsung membersihkan tubuhnya, dirinya hanya menggunakan handuk yang disediakan oleh penginapan sedangkan baju yang Alam gunakan seharian ini dia cuci. Alam pun tidak lupa mengganti air kedua ikan kesayangannya. 

Saat ini dengan tubuh yang kedinginan karena AC dikamar, Alam bersandar dijendela, sambil beberapa kali melihat orang check in ke penginapan yang ia tempati sekarang.

"Lodeh liat noh, masih muda udah begituan." 

"BUSET ADA KAKEK-KAKEK ANJIR" Kaget Alam sambil mendelik.

"Anjir itu real cowo ama cowo" 

"Eh mbaknya cakep bener" 

Setelah sibuk meroasting orang-orang yang datang Alam pun menutup tirai jendela dan bersandar sambil menatap kedua anaknya. 

Tatapannya yang tadi penuh keusilan sekarang berganti. Suasana dikamar itu pun menjadi menyedihkan. Dalam pikiran Alam dia terus berpikir bagaimana caranya agar dia tidak tertangkap lagi, bagaimana caranya agar dia bisa menjalani kehidupannya setelah kejadian ini, kembali kepanti sama aja cari mati. 

Alam terus menatap luka yang salah satu iblis itu berikan kepadanya, luka dengan coretan Victor's yang Alam harap bisa ia hapus suatu hari nanti. Lelah memikirkan masalah yang ada, perut Alam sudah berbunyi tak karuan. uangnya di saku tadi hanya tinggal 200 ribu.

Dengan Akal cerdas miliknya ia pun langsung menelpon Mas resepsionis tadi dan memesan semangkuk mie dan juga sebotol air mineral.

"Thanks mazzeh." Ujar Alam sambil membuka sedikit pintunya, jangan lupakan keadaan alam yang hanya memakai handuk di dalam kamarnya itu.

Mas Resepsionis itupun hanya menaik-turunkan alisnya sebagai jawaban dan langsung menerima uang yang Alam berikan untuknya. 

Alam memakan mie dengan nikmat, sambil menatap orang yang terus datang kepenginapan itu dari jendela di kamarnya. 

Roastingan demi roastingan sudah berkali-kali Alam berikan pada para tamu di penginapan yang ia tempati. 

"WTF BYAN?" Ujar Alam dengan mata membelalak, mulut nya yang tadi lagi mengunyah mie langsung terdiam. Dirinya stuck di tempat. Melihat seorang cowo yang ia kenal sedang merangkul dua wanita. Alam dengan cepat langsung menutup tirai kamarnya, dia berharap semoga Byan tidak melihatnya.

Tetapi disisi lain semua yang Alam pikirkan adalah kesalahan, karna kenyataan Byan sudah melihat dengan jelas keberadaan Alam yang sedang menutup tirai jendela tersebut. Dengan Senyuman penuh makna Byan untarkan atas pencapaian yang ia dapatkan hari ini. Byan pun dengan girang membara kedua wanita itu kedalam kamar yang sudah ia pesan tadi.

"Kalo itu orang beneran Byan, kagak modal banget dah dia begituan di sini." Frustasi sesosok bocah yang tak tau apa nasibnya di esok hari.






































Terimakasih semuanya yang masih mau nunggu cerita Alam.

Aku tunggu vote dan komen kalian ya!

semoga suka

AlamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang