Pertarungan (2)

426 62 11
                                    

"ARESTEO!!!"

*****

Brieta lalu berniat kembali untuk membantu Aresteo. Tapi, dia ditahan oleh Yohan.

"Jangan"

"Biar aku saja yang membantu Aresteo". Ucap Ben, dia lalu lompat dan menyelinap di atas pepohonan.

"Huhh, bagaimana ini?? Aresteo tidak apa-apa kan??" Tanya Brieta pada Yohan

"Dia akan baik-baik saja, ayo kembali"

Yohan dan Brieta lalu melanjutkan perjalanan pulang mereka. Dari kejauhan, Ben masih memantau pergerakan para ksatria tersebut. Dia mencari naturalis yang mengunci pergerakan Aresteo.

Tidak ada naturalis di antara para ksatria tersebut, lantas dimana? Pikir Ben

Setelah melacak mana naturalis tersebut, Ben lalu menemukannya. Ternyata naturalisnya berada di atas pohon dengan jarak 10 meter dari Aresteo.

"Arghh!". Aresteo yang perlahan diangkat ke atas oleh tumbuhan mulai merasa sakit

Eughh! Bagaimana ini? Pikir Ben. Dia akhirnya hanya diam dan mengamati Aresteo sambil menunggu waktu yang tepat untuk menyerang naturalis tersebut

"Hahaha, sakit?" Ejek Ksatria tersebut

Aresteo memasang wajah kesal dan dalam sekejap, dia lalu terdiam sambil menunduk. Beberapa detik kemudian, mana disekitar Aresteo mendadak terasa berbeda. Suasananya menjadi mencekam, rasanya sama seperti saat berhadapan dengan raja.

A-apa ini? Kenapa hawa keberadaannya berbeda dengan tadi?. Pikir ksatria tersebut.

Para ksatria tersebut lalu saling menatap satu sama lain. Mereka lalu mengangguk pertanda mengerti apa yang harus mereka lakukan. Mereka lalu mulai menyerang Aresteo. Bedanya, kali ini mereka tidak menyergapnya. Tapi justru menyerang secara bergantian.

Di awali dengan 2 orang ksatria yang menyerang Aresteo dari sisi kiri dan kanan secara bersamaan. Lalu dibantu oleh seorang ksatria yang bersiap untuk melempar tombak dari tengah.

Apa yang dia lakukan?? Dia bisa terbunuh!! Pikir Ben yang dari tadi memperhatikan

"Hei nak! Bangun!!" Ben melakukan telepati. Aresteo tidak menjawab dan masih terlihat menunduk. Ben lalu berdecak dan menarik panahnya. Untungnya belum ada yang menyadari kehadiran Ben karena mana Aresteo yang besar membuat mana lain terasa seperti menghilang.

Para ksatria tersebut lalu mengayunkan pedang mana mereka. Ben meluncurkan panahnya ke arah Aresteo. Di tengah-tengah, panah tersebut terbagi menjadi 2 dan mengenai kepala para ksatria tersebut.

Dua ksatria yg tersisa terlihat sangat terkejut dan mulai bersiaga.

"Tunjukkan dirimu jika berani!" Teriak salah satu ksatria

"Heh, kalian juga menyembunyikan naturalis. Kalau begitu, aku juga akan menyembunyikan archer ku" Ucap Aresteo tiba-tiba sambil menatap para ksatria tersebut. Merinding. Itu yang dirasakan mereka

Apa-apaan anak ini, kenapa dia terasa semenyeramkan ini? Pikir salah satu ksatria

"Hah aku kira kau pingsan saking pasrahnya" Ejek ksatria tersebut

"Pingsan? Kau bercanda"

Aresteo lalu menarik tangannya yang masih terkunci tumbuhan besar. Dan dalam sekejap tumbuhan tersebut rusak dan terpotong.

"B-bagaimana bisa!" Ucap si naturalis dari kejauhan

Aresteo lalu melakukan telepati pada Ben.

"Hei, tolong kau urus si naturalis"

The Prince of Eirini's Kingdom - PENA LOPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang