"A-apa yang terjadi?"
*****
"Kau tidak apa-apa??" Tanya Aresteo sambil melepaskan dekapannya. Brieta mengangguk
"Hampir saja" ucap Damian
"Kenapa bunganya meledak res?" Brieta bertanya, Aresteo hanya sibuk mengamati Brieta. Dia takut Brieta terkena serpihan-serpihan cahaya tadi. Damian lalu melirik kearahnya
"Bunga Snozel memang terlihat indah dari luar tapi sebenarnya bunga tersebut sangat berbahaya. Jika terlalu menekan bunga tersebut, bunganya akan meledak dalam hitungan detik" jelas Damian sambil menghilangkan busurnya
"Jadi begitu, lalu kenapa kau memberikannya padaku??" Tanya Brieta sambil melihat ke arah Aresteo yang sedari tadi mengamati Brieta
"Hey aku tidak apa-apa" ucap Brieta
"Hmm, kau kan yang merebutnya" Aresteo berhenti mengamatinya
"Y-yah memang benar, tapi kan-"
"Iya aku salah, sekarang yang terpenting adalah kau tidak kenapa-napa" ucap Aresteo lalu mengelus kepala Brieta
"Ekhem, panas ya" ganggu Damian yang tiba-tiba berada di tengah mereka
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Aresteo dingin
"Panas"
"Mau aku dinginkan?" Tanya Aresteo sambil membuat sebongkah es batu di tangan kanannya
"T-tidak, terimakasih" es tersebut lalu menghilang
"Hey anak-anak!! Kalian sedang apa?" Teriak Tryni dari jendela rumah
"Aresteo sedang berlatih bu!" Teriak Brieta
"Cepat kemari! Kalian lupa hari ini hari apa?". Semuanya terdiam, mereka hanya saling memandang. Memangnya hari ini hari apa? Itu yang berada dipikiran mereka semua
"Hah, hari ini hari ulang tahunmu Aresteo. Kau lupa dengan ulang tahun sendiri?" Mendengar ucapan tersebut Aresteo hanya terdiam
"Astaga benar!" Ucap Brieta yang langsung menghampiri ibunya
"Jadi kau ulang tahun ya, umurmu berapa?" Tanya Damian
"Entahlah" jawab Aresteo datar
"Hah? Bisa-bisanya kau lupa dengan umur sendiri" ucap Damian lalu menyusul Brieta
Ulang tahun ya.. pikir Aresteo sambil ikut menyusul mereka berdua
Selama ini, Tryni dan Brieta selalu mengadakan makan-makan tepat pada saat ulang tahun Aresteo. Tapi karena Aresteo tidak terlalu memikirkannya, dia bahkan lupa bahwa umurnya sudah menginjak 20 tahun. Dia hanya berpikir untuk melindungi Brieta dan membantu Tryni dalam mencukupi kebutuhan hidup. Selain itu, dia juga hanya fokus untuk mencari orang tua aslinya.
"Ayo cepat, ibu sudah membuatkan Ikan bakar kesukaanmu" Ucap Tryni yang sudah duduk dimeja makan bersama dengan Brieta dan Damian. Aresteo tersenyum lalu duduk di sebelah Brieta
"Kenapa dia ada disini?" Tanya Aresteo sambil menunjuk ke arah Damian
"Kau ini, tidak apa-apa kan dia bergabung. Lebih banyak orang lebih seru" ucap Tryni sambil tersenyum
"Benar!" Ucap Damian sambil bersiap menyantap ikan bakar dihadapannya
"Haha sudah sudah ayo dimakan, harusnya kita makan-makan nanti saat malam ya, ini malah pagi" ucap Tryni
"Haha tidak apa-apa bu, aku jadi bisa sarapan dengan ikan" Ucap Damian sambil memakan ikan bakar
Sejak kapan dia memanggil ibu dengan sebutan bu? Pikir Aresteo
"Hah kau ini, padahal aku yang berulang tahun" ucap Aresteo sambil menatap Damian sinis
"Terus kenapa?" Tanya Damian dengan tidak tahu malu
"Haha sudah sudah, ini ares, selamat ulang tahun" ucap Brieta sambil tersenyum dan menaruh ikan bakar ke piring Aresteo. Aresteo lalu menatap Brieta yang terus tersenyum manis kepadanya. Damian yang sedang memakan ikan terlihat iri dengan mereka. Dia lalu memakan habis ikan dihadapannya
"Aku juga sudah habis, Brieta kau tidak akan mengambilkan ikannya padaku?" Tanya Damian sambil menyodorkan piringnya
"Haha in-"
Trak. Aresteo menaruh satu ikan bakar di piring Damian
"Silahkan makan yang banyak tuan" Ucapnya sambil menatap Damian sinis. Damian yang kesal lalu membawa ikan yang ada di piring Aresteo. Selama acara makan tersebut, mereka berdua hanya saling memakan ikan yang ada dipiring 'lawan' mereka. Setelah beberapa saat, Tryni mulai menceritakan masa kecil Aresteo kepada mereka
"Sekarang Aresteo sudah berumur 20 tahun, Aresteo kecil sudah hilang" Ucap Tryni
"Wah jadi dia sudah berumur 20 tahun? Berarti dia seumuran denganku!" Ucap Damian
"Ohh jadi kau sudah berumur 20 ya? Aku kira kau berumur 30an" Ucap Tryni. Damian yang merasa tertohok lalu mengusap dadanya sambil tetap tersenyum. Tryni dan Brieta menertawakannya
"Pft, mukamu tua" ejek Damian
"Kau ini"
"Hahaha, dulu saat kau kecil kau sangat cengeng sekali. Hanya aku yang bisa menggendongmu. Luke yang tidak tahan selalu mencubit pipimu sampai menangis-" semuanya lalu tertawa kecuali Aresteo yang wajahnya memerah karena malu
"Semoga Luke cepat bangun" Ucap Tryni. Semuanya lalu terdiam
"Tenang saja bu, paman pasti akan bangun nanti malam!" Ucap Damian
"Iya" Tryni tersenyum
"Baiklah, makan-makannya sudah selesai" ucap Tryni lalu membereskan meja. Dia mengangkat satu tangannya ke atas meja lalu piring-piring pun berterbangan dan tersusun rapih di tempat cuci piring. Dia lalu mengangkat tangannya yang lain dan sisa tulang ikan pun mengapung dengan teratur ke tempat sampah.
"Wahh" Damian yang baru pertama kali melihat Tryni menggunakan sihir tercecang dibuatnya
"Ibu keren sekali" ucap Damian sambil mengacungkan jempol
Ibu.. ibu.. pikir Aresteo sambil meliriknya tajam, namun Damian tidak menghiraukan nya
"Hah kenyang sekali" ucap Damian yang sudah memakan lebih dari 5 ikan bakar sendirian
"Hahaha makanmu banyak ya" ucap Brieta yang hanya memakan 3 ikan bakar
"Hm, sepertinya memang acara makan-makan ini untuknya bukan untukku" Ucap Aresteo yang hanya memakan 2 ikan bakar
"Hehe, ikan bakarnya enak" ucap Damian
"Hahaha, jadi hmm Damian?"
"Iya?"
"Apa kau akan pergi sekarang?" Tanya Tryni
"Ibu mengusirku? Sedihnya" Ucapnya
"Hais, bukan begitu. Aku hanya berpikir bagaimana jika kau tinggal saja disini bersama Brieta dan Aresteo?"
Aresteo yang sedang minum air tersedak mendengar ucapan Tryni.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince of Eirini's Kingdom - PENA LOPA
Fantasía[ Judul awal : The Return of a Hidden Prince ] ⚠️ Cerita karangan author (nama penaku berubah dari daisypearlb -> PENA LOPA), bukan translate-an apalagi plagiat. Judulnya diganti karena ternyata ada yang sama T-T ***** Aresteo, seorang lelaki berusi...