s em b i l a n b e l a s

6 5 0
                                    

'Mungkinkah masih ada harapan?'

_=_

Tiga tahun kemudian....

Yera kembali ke Indonesia setelah tugas papa tirinya selesai. Akhirnya ia menghirup udara segar di negara nya kembali, di tanah kelahirannya dimana banyak hal-hal yang sudah ia lewati disini

Pemandangan kota di malam hari sungguh benar-benar melepas rasa rindunya pada tanah kelahiran ini

Begitu bahagianya Yera hari ini bisa kembali ke negaranya, ke rumahnya, rumah almarhumah bunda Mia

Mamanya bagaimana? Sebenarnya mamanya berencana untuk menjual rumahnya, kemudian tinggal bersama Yera di rumah bunda Mia alias kakak kandungnya

Ia masih tidak berpikir untuk menemui Haidar atau siapapun. Ia masih ingin bermanja dengan kedua orangtuanya.

Setibanya dirumah, Yera beserta keluarga membereskan rumah itu. Tidak berdebu, karena mama Yera sesalu menyuruh orang untuk membersihkan rumah ini selama tiga tahun mereka tinggalkan

Barang-barang di tata rapi, suasana kembali harmonis. Inilah yang Yera inginkan, keluarga yang lengkap. Meskipun papanya ini bukan papa kandungnya, tapi Yera bersyukur karena papa tirinya memanglah sangat baik

Yera langsung teringat satu hal, ia sudah janji pada bunda Mia untuk sering mengunjunginya.

"Mah, aku mau pergi ke tempat bunda ya"

"Baru aja nyampe, gak mau istirahat dulu?"

"Tapi Yera udah lama banget gak ketemu bunda, Yera kangen. Yera juga udah janji bakalan sering datang"

Mamanya tersenyum seraya mengusap pucuk rambut gadis dihadapannya pelan

"Hmm iya sayang, hati-hati"

Yera mengangguk dan bergegas ke tempat tujuan dengan diantar supir pribadinya

"Pak kita ke toko bunga dulu ya"

"Baik non"

Yera mampir dulu ke toko bunga yang ada di pemakaman terdekat.

Sesampai di toko bunga itu Yera terkejut,disana ia bertemu Aeryn. Aeryn bahkan menghampirinya dengan ekspresi yang sulit diartikan

Ini sungguh tidak direncanakam dan tidak diharapkan. Rencana dan harapan Yera kan tidak mau bertemu siapa-siapa dulu disini selain bundanya. Tapi takdir memang berkata lain.

"Yera?! Lo Yera kan? Kapan balik nya?" Kelihatannya Aeryn ingin memeluk Yera

Tapi yera langsung mundur beberapa langkah, membuat Aeryn bingung dan tak jadi untuk memeluknya

"Oh maap. Selama ini lo anggap gue jahat ya ra? Maap ra, gue gak maksud. Gue gak pernah benci sama lo. Gue bisa jelasin semuanya"

"Maap Ryn gue buru-buru"

Yera mengambil bunganya dan membayar kepada sang pemilik toko. Aeryn, ialah pemilik toko bunga ini

"Tunggu! Gue juga pengen ngenalin seseorang yang bentar lagi bakalan jadi pasangan hidup gue"

Deg!

Pasti Haidar. Siapa lagi? Jelas-jelas keduanya terikat dalam perjodohan. Toh dua-duanya juga pernah pacaran. Bagi mereka Yera hanyalah penghalang

"Oh gausah, gue udah kenal kok. Duluan ryn"

Yera cepat-cepat meninggalkan toko bunga milik Aeryn dan langsung menuju tempat bundanya

"Bunda.. Yera datang, maap Yera baru kesini lagi. Yera baru pulang bun. Bunda baik kan? Aku harap bunda bahagia selalu disana"

"Bunda, bunda tau? Yera udah ngelewatin banyak hal. Yera juga udah baikan sama mama. Ternyata mama sayang banget sama Yera bun,papa tiri Yera juga baik banget. Yera bahagia" gadis itupun tersenyum

"Tapi bun, Tiga tahun lalu Yera juga udah ngelepasin laki-laki yang Yera sayang. Terus tadi Yera ketemu Aeryn, katanya dia bentar lagi nikah. Sama Haidar kan bun? Apa Yera bakalan kuat kalo Yera datang ke pernikahan mereka? Yera gatau pasti bun. Tapi kok rasanya sakit ya? Rasanya Yera belum sepenuhnya ngelepas Haidar. Tapi kalau takdirnya begini, mau nggak mau Yera harus nerima kan? Bunda juga sering ngajarin Yera buat jadi wanita kuat, Yera bakalan berusaha"

Yera menaruh bunga yang tadi ia beli diatas tanah yang tertancap nisan itu dan tersenyum diiringi air mata yang jatuh

"Yera kangen bunda. Yera janji bakalan jadi kuat seperti yang bunda ajarin. Yera pamit bun, Assalamualaikum"

Yera beranjak dengan air mata yang masih tergenang di pipi seta pelupuk matanya

Kali ini ketika Yera pulang ke rumah, sudah ada Haidar menunggu di gerbamg rumahnya

Antara kaget dan rindu dia hanya meliriknya sekilas. Beda lagi dengan Haidar ia langsung memeluk gadisnya

Yera hanya diam. Dadanya semakin sesak saja dibuatnya. Bagaimana tidak? Ia teringat kata-kata Aeryn tadi. Kabarnya ia akan segera menikah

Yera melepas pelukan erat Haidar

"Ra, maapin gue"

"Gapapa. Gue udah ikhlas kok"

'Ikhlas? Maksudnya ikhlas apa?'
-batin Haidar

"Maapin gue juga ya. Sekarang lo gak punya penghalang lagi. Gue juga udah gak punya hak"

"Maap apasih ra?"

Haidar semakin bingung dibuatnya. Setahunya hanya dirinya yang bersalah. Yera sama sekali tidak bersalah menurutnya

"Gue masuk duluan"

Haidar menggenggam tangan Yera erat. Yera menoleh lagi

"Ra, jangan lupa datang ya ke pernikahan-"

"Oh iya selamat"

Tak ingin mendengar nama Aeryn yang akan disandingkan dengan Haidar di pernikahan itu, Yera langsung memotong kata-kata yang Haidar lontarkan

"Oh makasih. Tapi jangan lupa datang ya? Kalo lo gak datang, pernikahannya gabakalan terjadi"

"Kenapa gitu?"

"Ya pokonya datang!"

Hm mungkin Haidar tidak mau pernikahannya berlangsung tanpa dihadiri mantan tersayang. Pikir Yera

Make Me HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang