t u j u h b e l a s

14 6 0
                                    

'Sekeras apapun kamu berjuang, jika berakhir dengan perjodohan, kamu bisa apa?'

_=_

'Flashback on'

Ketika Yera bergegas pulang dengan menyusuri jalan raya sembari berjalan kaki, matanya tak sengaja melihat kedua wanita paruh baya yang berada di dalam caffe

Orang itu, sangattttt Yera kenali. Bunda Haidar dan Mamanya Aeryn.

Tentunya Yera penasaran dengan pertemuan keduanya, lantas ia masuk caffe dengan memakai hoodie dan menutupi kepalanya kemudian duduk di dekat bamgku kedua wanita itu

"Jadi, mau kapan kamu suruh Haidar buat mutusin pacarnya" mama Aeryn memulai pembicaraan

"Duhh kasian jeng, anaknya baik banget. Kalo diputusin sayang"

"Berarti, perjodohan dibatalkan?"

"Enggak gitu jeng! Perjodohan ini harus jadi dong. Cuma tunggu sebentar ya? Saya mau nyari waktu yang tepat"

"Pokonya secepatnya! Kalo Haidar belum putusin pacarnya juga, perjodohan ini batal. Dan ingat! Investasi yang saya berikan kepada perusahaan kamu, saya tarik kembali andai perjodohan ini batal"

Deg!

Yera sangat kaget, perjodohan? Jadi Haidar dan Aeryn dijodohkan oleh kedua orangtua mereka? Dan apa katanya? Investasi? Hanya gara-gara investasi?

Ternyata ini alasan Haidar selalu mengutamakan Aeryn alias mantannya itu, karena perjodohan.

Sunnguh hati Yera sakit. Apalagi mendengar perkataan bundanya Haidar tadi, jika ia tau anaknya akan dijodohkan, kenapa ia merestui hubungan Yera dengan Haidar?

Yera seperti dipermainkan. Kedua wanita itu beranjak, Yera juga ingin pulang tentunya. Ia akan menangis sejadi-jadinya. Ia ingin melepaskan semua rasa sesaknya, setidaknya menangis membuat dirinya lebih lega

'Flashback off'

"Semuanya udah cukup. Satu lagi, kita udahan aja ya"

Tunggu, maksud Yera apa? Dia memutuskan hubungannya dengan Haidar?

"Maksud kamu?"

"Iya, aku udah ikhlas kok seandainya kamu mau balik lagi ke Aeryn. Kita, selesai"

Yera juga sebenarnya berat mengatakan hal ini, tapi bagaimanapun juga ia tidak tahan lagi dengan semua rasa sakitnya. Semoga ini keputusan yang benar

"Nggak ra, gabisa gini !. Gue bener-bener sayang sama lo"

"Aku tau, aku juga begitu. Tapi, mungkin kita tidak ditakdirkan buat sama-sama dar."

"Mah,pah. Ayo kita beres-beres"

Dengan langkah berat dan rasa sesak yang luar biasa, Yera meninggalkan Haidar sendirian di ruang tamu

Haidar masih mematung, tidak percaya atas apa yang baru saja diucapkan gadisnya itu

Apa selama ini Haidar terlalu keterlaluan? Tapi, kenapa tiba-tiba? Apa ada alasan lain Yera mengakhiri semua ini?

Bukan tanpa alasan Yera mengakhiri semuanya. Ia teringat dengan pembicaraan orang tua Haidar dan Aeryn yang akan menjodohkan mereka berdua

Ini juga waktu yang tepat. Yera bisa pake alesan buat pergi ke Jepang bersama mama dan papa tirinya

Ia juga sakit hati tentunya. Bagaimana bisa bunda nya Haidar yang ia anggap sebagai bundanya sendiri mempermainkannya? Selama ini mungkin Yera selalu mengira orang-orang baik padanya, tapi ternyata ada yang berkhianat juga

Yera benar-benar tidak habis pikir. Jadi, selama ini kasih sayang bunda Haidar palsu? Selama ini Yera dianggap apa? Mainan bundanya Haidar? Egois.

____________

Siang ini Yera akan berangkat ke Jepang. Ketiga sahabatnya juga sudah dikasih tau, kini mereka akan mengantarnya ke bandara

Awalnya memang mereka gak ikhlas, sangat-sangat tidak ikhlas. Tapi setelah dipikir-pikir, memang benar Yera selama ini telah banyak merasakan rasa sakit

Dan juga jika Yera tinggal sendirian di rumah bundanya, luka itu akan terus-terusan mengganggu nya. Mungkin akan semakin menyesakkan saja

Bagaimanapun juga Yera berhak bahagia, ia berhak menjemput kebahagiaannya

"Ra, lo gabakal lupain gue kan?"

Adya sudah menangis sedari tadi, tak rela jika Yera pergi

"Enggak kok. Gue gak bakal pernah lupain kalian, kalian sahabat terbaik yang pernah gue temuin di dunia ini"

Tangis ketiga sahabatnya pecah, meskipun kelakuan mereka tidak bisa ditebak, Yera sangat beruntung memiliki ketiga sahabat yang kini berada di hadapannya itu

"Ayo sayang, bentar lagi pesawatnya dateng"

"Tunggu mah, aku lagi nunggu seseorang"

"Siapa? Haidar?"

Nggak. Bukan Haidar yang Yera tunggu, ia tahu cowok jangkung itu tidak akan datang.

"Yohan mah"

"T-tapi ra, yohan ada final taekwondo" Felli menjelaskan

"Dia janji bakalan dateng, gue bakalan nunggu sampe dia dateng"

Yera ini memang keras kepala

______

Sementara itu, di tempat lomba Yohan memenangkan kejuaraan itu lagi. Ia memang ahlinya dalam bidang Taekwondo

Tapi kali ini dia harus menghadapi sesi wawancara bersama watrawan dan reporter yang sejak tadi menunggunya keluar. Sementara itu, Yera sedang menunggunya. Ia juga sudah janji akan datang

Secepat mungkin Yohan menyelesaikan sesi wawancaranya dan bergerak cepat menuju bandara dengan mengendarai taxi

Sesampai disana, Yera tidak ada. Bahkan Yohan belum sempat memberi salam perpisahan kepadanya. Mungkin ini balasan tuhan. Saat Yohan pergi ke Korea pun, ia tidak menunggu Yera datang, ia pergi begitu saja

Padahal Yera sudah memintanya untuk menunggu, tapi perkataan orangtua Yohan menjadikannya seorang penurut

Saat Yera datang ke bandara kala itu, sama halnya dengan Yohan kini. Ia sudah berangkat, tanpa pamitan terlebih dahulu

Mungkin pertemuan terakhir mereka cuma pada saat Yera sedang berduka. Setelahnya, Yohan disibukkan kembali dengan kegiatan Taekwondo nya.

Apa gara-gara Taekwondo dirinya selalu mengabaikan orang-orang yang selalu mendampinginya? Apa dia selama ini egois? Jika benar, tekadnya sudah bulat untuk tidak mengikuti Taekwondo lagi, dia akan mengundurkan diri

Make Me HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang