Part 5

2.2K 334 2
                                    

"Danke. (Terimakasih.)"

Indira dan Arka baru saja turun dari sebuah  mobil yang memberikan tumpangan pada mereka.

Hamparan lahan hijau dan banyak hewan ternak yang merumput bebas. Tak jauh dari mereka ada sebuah rumah kecil.

Rumah kecil itu seharusnya adalah rumah yang ditinggali Aaron. Karena alamat yang tertera di plakat depan rumah sesuai dengan alamat yang diberikan nenek pemilik flat.

Semoga aja papa ada di sini. Ujar Indira dalam hatinya.

Rumah itu tidak memiliki halaman ataupun pagar. Tipikal rumah pedesaan di Eropa. Hanya ada plakat di depan rumah itu.

Indira berjalan menuju pintu dan mengetuk pintunya beberapa kali. Hingga seorang pria muncul sambil menggendong anak kecil.

"Hi, I'm Indira and I'm looking for Aaron Walters," ucap Indira.

Mendengar nama Aaron Walters, senyum di wajah pria itu merekah. Seakan ia sangat senang mendengar nama itu.

Indira sendiri tidak yakin siapa pria di depannya ini. Tubuhnya tinggi dan tegap. Matanya berwarna biru laut yang indah dengan rambut cokelat terang. Ia sangat tampan.

Menurut tebakan Indira, umur pria di hadapannya ini tak jauh berbeda dengan umurnya ataupun umur Arka. Wajahnya tak terlihat begitu tua juga.

"Come in," balas pria itu ramah.

Ia membuka lebar pintu rumahnya untuk Indira dan Arka. Lalu membawa mereka menuju ruang tengah rumahnya.

"Ich bin Timon. Timon Walters, (Saya Timon. Timon Walters,)" kata pria itu saat mereka duduk di salah satu sofa yang ada.

Mendengar nama belakang ayahnya, raut wajah Indira terlihat bingung.

Walters? Apa dia anak Aaron? Aaron nikah lagi? Indira terus bertanya-tanya.

"Actually I'm looking for my father. Aaron Walters." Pria itu tersenyum mendengar perkataan Indira.

"Du bist also das schöne Feuer, über das er immer gesprochen hat. (Jadi kamu adalah api cantik yang selalu ia bicarakan.)"

Wajah Indira terlihat lebih bingung dari sebelumnya. Pria bernama Timon ini berbicara dalam bahasa Jerman dan Indira tidak mengerti sama sekali.

"Dia bilang, bokap lo suka ngomong tentang lo," jelas Arka pada Indira.

"Gue mau tanya, dia kenapa bisa kenal bokap gue," pinta Indira pada Arka.

Arka kini menatap Timon yang duduk di hadapannya. "Wenn es Ihnen etwas ausmacht, möchte ich Sie fragen. In welcher Beziehung stehen Sie zu Aaron Walters? (Kalau kamu tidak keberatan, saya ingin bertanya apa hubunganmu dengan Aaron Walters?)"

"Er hat mich adoptiert und mir so sehr geholfen.  bis ich meine eigene Familie gründete und mit meinem Leben glücklich war. (Dia mengadopsi saya 20 tahun lalu. Dia juga membantu saya hingga saya bisa berkeluarga dan bahagia sekarang.)"

"Katanya, bokap lo adopsi dia 20 tahun lalu. Bokap lo juga bantu kehidupan dia sampai dia bisa bahagia dan berkeluarga," ujar Arka pada Indira.

Timon tiba-tiba berdiri dari sofanya dan pergi meninggalkan mereka di ruang tengah bersama anak kecil yang sedari tadi dipangku Timon.

Anak itu melihat Indira sejenak lalu tersenyum melambaikan tangannya. Menampilkan gusinya yang baru ditumbuhi empat gigi mungil.

"Come here, little baby," panggil Indira.

Mengejar Papa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang