EPILOGUE

4.4K 430 35
                                    

Indira membuka pintu kamar ibunya. Ia melihat ibunya yang tengah berbaring di kasur bersama sang ayah.

Mereka sibuk menatap layar laptop Aaron yang ada di depan mereka sambil tersenyum dan tertawa.

"It's Mama and Papa!"

Suara riuh anak kecil terdengar memenuhi kamar Aaron dan Triyani. Dan suara itu berasal dari speaker laptop Aaron.

Sudah setahun sejak pengobatan ibu berlangsung. Kemoterapi ke 6 yang dijalani ibu Indira.

Semua tampak membaik. Kondisi ibunya juga tidak menunjukkan penolakan pada zat kimia yang masuk. Ibunya jauh lebih bahagia lagi karena Aaron selalu bersamanya.

"Mama, look! I made this with Adolf!" Seorang anak kecil memamerkan kue buatannya pada Triyani dan Aaron melalui sambungan video call itu.

Mereka adalah anak-anak panti asuhan milik Aaron. Sejak kembali bersama Triyani, Aaron mengenalkan Triyani dengan ketujuh anak di panti asuhan miliknya.

Lalu Triyani tidak keberatan jika mereka memanggil Triyani sebagai ibu mereka. Ia justru senang melihat anak-anak yang dirawat oleh Aaron itu.

"Hii guys!" Indira melompat ke samping ayahnya. Ikut muncul di dalam sambungan video call tersebut.

"Dira! It's pretty fire, Dira!" pekik Henry.

"Kamu buat kaget mama!" tukas Triyani pada Indira yang tiba-tiba datang.

Semenjak menemani pengobatan Triyani, Aaron akan kembali sebulan sekali ke Austria untuk mengunjungi anak-anak angkatnya di sana.

Rencana mereka, setelah pengobatan Triyani selesai yaitu terapi ke delapan, Aaron akan membawa Triyani untuk tinggal bersamanya di Saint Gilgen.

Triyani tidak menolak. Justru ia sangat senang. Lalu Syanendra tidak bisa berkomentar apapun selain menerima permintaan putrinya untuk pindah bersama Aaron.

Ia melihat betapa besar cinta Triyani dan Aaron. Serta kehadiran Aaron yang membuat Triyani bertahan serta kuat melewati pengobatannya.

Mereka tertawa dan berbincang sejenak bersama anak-anak di sana. Lalu sambungan itu berakhir. Menyisakan Indira dengan kedua orang tuanya.

"Arka ada di ruang tamu. Dia ikut dateng hari ini," lapor Indira pada kedua orang tuanya.

Setahun berlalu, banyak yang terjadi di antara Arka dan Indira. Tidak semuanya mulus. Apalagi saat Syanendra tau siapa latar belakang Arka. Keluarga ibu Arka lebih tepatnya.

Tapi pria itu berhasil meyakinkan Syanendra jika ia tidak memiliki hubungan lagi dengan Tjokrotama karena ibunya sudah memutuskan hubungan keluarga mereka terlebih dahulu.

Lalu Indira mencoba sesering mungkin mengunjungi ibunya yang tengah menjalani pengobatan di Penang. Walaupun ia juga sibuk bekerja di Indonesia tapi Indira tetap tidak melupakan ibunya itu.

"Wah sampai repot-repot seperti ini." Triyani tersenyum senang melihat buket bunga serta keranjang buah dan paperbag berisi buku-buku yang dibawa oleh Arka.

"Halo, Tante. Gimana pengobatan,Tante?" tanya Arka pada Triyani.

"Baik. Karena kalian membawa Aaron, tante jadi berasa sehat lagi," canda Triyani.

Aaron bersedekap tangan. "Tidak ada untuk aku?" tanya Aaron merasa kecewa karena tidak ada satupun buah tangan untuknya. Indira dan Arka tertawa mendengar pertanyaan Aaron.

"Buat papa, Dira yang bawa. Ini kue, Indira yang masak sendiri."

Rasa penasaran menuntun Aaron untuk membuka sebuah toples yang dibawakan putrinya. "Oh! Danish pastry! I love it!" pekik Aaron senang.

Mengejar Papa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang