Chapter 07

175 31 0
                                    

To all the boys: PS. I Still Love You

Apa yang di bilang Mild membuatku tersadar, bahwa setiap hal pertama yang ku lakukan bersama dengan Off, dia juga sudah pernah melakukannya saat masih bersama dengan Mild.

.
.
.
.
.
.

"Permisi, apa kursi ini kosong? Bolehkah aku mengambilnya?" tanya seorang pria asing padaku.

"Maaf, kursi ini milik pacarku" jawabku dengan sopan.

"Oh oke... Maaf sudah mengganggu"

Setelah Orang asing itu pergi, aku menghela nafasku dengan kasar lalu mengintip kembali jam di ponselku. Sudah sejak 1 jam yang lalu aku menunggu Off disini tapi sampai sekarang ia belum juga datang bahkan ia sama sekali belum membalas chatku.

"Permisi, apa ada seseorang yang duduk di kursi ini? Bolehkah aku mengambilnya?"

'Ahhhhh.... Lagi-lagi ada orang yang ingin meminta kursi ini, benar-benar mengesalkan' batinku kesal.

"Maaf, ini kursi untuk pacarku sebentar lagi dia akan datang"

"Benarkah? Apa kau yakin dia akan datang?"

"Iya aku sangat yakin, lebih baik kau cari kursi yang lain" jawabku kesal.

"Baiklah, aku akan cari kursi yang lain" ucap gadis asing itu lalu pergi meninggalkan mejaku.

Aku pun kembali menatap ponselku, lalu mencoba menghubungi Off dan untuk kesekian kalinya ia tidak mengangkat telponku.

"Permisi, apa kursi ini-"

"Maaf itu punya pacarku, tolong singkirkan tanganmu dari kursi itu!" jawabku kesal sambil menahan tanganku di kursi itu.

"Oke... Oke... Maaf sudah mengganggu" ucapnya sambil melihatku dengan raut wajah ketakutan lalu pergi meninggalkanku.

Sejujurnya aku tidak suka dengan orang yang memiliki kebiasaan terlambat tapi sepertinya aku harus sedikit bersabar menunggu Off lebih lama lagi, mungkin saja ia terlambat karena ada sesuatu yang mendesak. Semoga saja tidak terlalu lama.

.
.
.
.

"Gun" teriak Off memanggilku dari kejauhan.

Akhirnya setelah satu setengah jam aku menunggu dan menjaga kursinya Off datang. Aku yang melihatnya memilih mengabaikan panggilannya karena aku sudah terlanjur kesal dengannya.

"Gun, maaf aku terlambat datang... I'm really sorry" ucapnya mencoba meminta maaf padaku. Walaupun aku tidak menatap wajahnya, aku bisa menebak dari suaranya bahwa ia kelelahan.

"Kemana saja kau? Kenapa kau terlambat?" tanyaku tanpa mau melihat wajahnya.

"Maafkan aku, aku tidak mengira ini akan terjadi... Sebenarnya tiba-tiba saja timku mendapat latihan tambahan dari pelatih itu sebabnya aku terlambat"

"Benarkah? Lalu kenapa tidak sejak awal kau menghubungiku? Kau bahkan tidak membaca chatku"

"Sebenarnya aku ingin mencoba menghubungimu tapi pelatih memberi peringatan untuk tidak memegang ponsel selama latihan, jika ada satu saja yang berani melanggar seluruh anggota tim akan diberi hukuman" jelasnya.

To all the boys: PS. I Still Love You  II Gun Atthaphan Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang