Chapter 12

177 29 2
                                    

To all the boys: PS. I Still Love You

"Aku janji. Oh iya ada sesuatu yang ingin ku tanyakan padamu, bolehkah aku mengatakannya?"

"Mm... Boleh saja. Apa yang kau tanyakan?"

"Apa sekarang kau masih menyukaiku?"

.
.
.
.
.
.

Oh tidak, bagaimana caraku untuk menjawab itu?! Atau jangan-jangan ia sengaja bertanya seperti itu karena ingin mengajakku berkencan dengannya?!

Tidak.. Tidak bisa... Aku sudah punya kekasih dan aku sama sekali tidak punya niat berselingkuh dari Off, lebih baik aku harus bilang padanya kalau sekarang aku sudah mempunyai kekasih...

Benar, kurasa ini saat yang tepat untuk menjelaskan statusku padanya.

"Ee... Oab, sejujurnya sekarang aku-"

"Eitss... Tunggu sebentar! Tidak usah terburu-buru menjawabnya. Aku rasa kau tidak perlu menjawab pertanyaan itu sekarang... Not today" ucapnya dengan tiba-tiba memotong ucapanku.

"Hei, santai saja Gun... Wajahmu terlihat tegang sekali. Maaf jika itu tidak membuatmu tidak nyaman" lanjutnya.

Sambil menggaruk-garukkan kepalaku aku membalas "Tidak apa-apa... Aku hanya sedikit terkejut dan merasa agak bingung untuk menjawab itu. Pasti kau bertanya seperti itu karena surat yang kutulis untukmu kan?"

"Hmm... Kau benar. Sebenarnya aku memang sangat penasaran kenapa dulu kau sempat suka padaku... Bukankah saat itu aku tidak terlalu cukup menarik, iya kan?"

Aku yang mendengarnya pengakuannya itu membuatku terkejut, lalu dengan ragu-ragu aku bertanya  "Apa kau bercanda... Dulu kau cukup menarik dan semua orang menyukaimu. Apa kau benar-benar tidak sadar dengan itu? Atau kau memang benar-benar tidak tahu?"

"Mm... Tidak, aku benar-benar tidak tahu, apa dulu aku se-populer itu?"

"Astaga... Aku tidak percaya kau tidak sadar tentang hal itu... Tentu saja dulu saat itu kau sangat populer dan mustahil tidak ada yang menyukaimu saat itu-..."

"Dan kau juga termasuk salah satu orang yang menyukaiku juga kan? Aku benar kan" tanya Oab dengan tiba-tiba memotong kalimatku.

'Sial... Aku termakan jebakannya' batinku kesal sambil kugenggam sapu tangan milikku dengan erat untuk melampiaskan kekesalanku.

"Ya.... Kau benar aku juga termasuk sama seperti yang lainnya. Everybody likes you" jawabku gugup.

"Mm... Sayangnya aku tidak peduli tentang mereka semua yang menyukaiku. Aku tidak peduli dengan yang lainnya, tapi aku peduli padamu"

'Huftt... Setelah bertahun-tahun berlalu, dia sama sekali tidak pernah berubah... Dia masih pandai berbicara' batinku memuji kehebatannya.

"Ehem... Ehem... Lebih baik sekarang kita berhenti membicarakan masa lalu. Ada suatu hal yang harus ku jelaskan padamu... Ini tentang surat itu"

"Oke... Jelaskan padaku"

"Aku pernah bilang padamu surat itu tidak sengaja terkirim padamu kan? Sebenarnya yang mengirimnya adalah adikku"

"Benarkah? Untuk apa dia melakukan itu?"

"Eee... Untuk itu aku tidak bisa bisa bilang padamu alasannya karena itu masalah pribadi antara aku dan adikku, tapi yang jelas aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sama sekali tidak ada rencana untuk mengirim surat itu padamu" jelasku apa adanya.

Aku tidak mungkin kan menceritakan yang sebenarnya tentang aku menulis 5 surat cinta rahasia. Itu hal yang paling memalukan dalam hidupku...

"Ee..  Baiklah, aku paham sekarang. Terima kasih sudah menjelaskannya padaku dan kau tidak perlu khawatir aku akan kesal atau semacamnya justru aku ingin berterima kasih pada adikmu juga"

Perkataannya itu membuatku bingung, lalu dengan suara pelan aku bertanya padanya "Apa aku tidak salah dengar? Untuk apa kau berterima kasih padanya?"

"Walaupun dia bersalah telah mengirimkan surat itu padaku tanpa izin darimu, tapi berkatnya aku bisa mengetahuimu perasaanmu yang sesungguhnya padaku saat kita SMP"

.
.
.
.

Aku kembali ke kamarku dengan perasaan lelah dan langsung merebahkan diriku di kasur lalu ku pejamkan mataku selama beberapa saat.

Aku kira saat aku sudah benar-benar punya pacar, aku tidak akan lagi memikirkan pria lain. Namun, lihatlah diriku sekarang...

Aku yang sekarang sudah bersama dengan Off, tapi aku terus saja memikirkan oab dan aku masih tidak bisa menyingkirkan Oab dari kepalaku.

Tiba-tiba bayangan Oab yang tersenyum padaku muncul di depanku membuatku mengingat kembali kata-kata yang ia ucapkan padaku beberapa jam yang lalu.

"Aku tidak peduli dengan yang lainnya, tapi aku peduli padamu" ucapnya.

Sejujurnya aku tidak mau terus memikirkan apa yang akan terjadi nanti jika saja dia mendapatkan surat itu saat kami masih SMP dan bukan sekarang. Tapi kenyataannya aku benar-benar memikirkannya...

"Jadi... Diantara semua surat yang kau tulis, yang mana favoritmu?" tanya bayangan Off tiba-tiba yang muncul di depanku.

Pertanyaan dari Off membuatku terdiam dan entah kenapa aku tidak bisa menjawabnya.

"Kau pasti punya surat favorit... Maksudku semua surat yang kau tulis pasti ada yang 1 surat yang spesial bagimu, iya kan?" tanya Off lagi.

Perkataannya membuatku tersadar, sejujurnya diantara semua surat yang pernah kutulis ada 1 surat yang menurutku sangat spesial di hatiku.

"Itu surat milikku kan?" tanya bayangan Off padaku dengan tiba-tiba. Aku yang sangat bingung untuk menjawabnya tiba-tiba sosok bayangan Oab yang sedang tersenyum muncul kembali di depanku lalu berkata "Pasti punyaku kan?" ucapnya.

Aku yang bingung membayangkan 2 orang itu bertanya padaku tentang surat itu di waktu bersamaan membuatku terdiam kaku hingga aku tidak punya keberanian untuk menjawabnya.

Ya Tuhan.... Kurasa aku adalah manusia paling terburuk di bumi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

To all the boys: PS. I Still Love You  II Gun Atthaphan Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang