FOUR

1 0 0
                                    


Sampai dikamar Rara menghempaskan tubuhnya dikasur empuk miliknya.

" Capek banget rasanya hari ini padahal sekolah uda pulang cepet juga " Rara pun memutuskan untuk tidur. Tapi baru saja ingin memasuki dunia mimpi , pintu kamarnya dibuka dengan kasar. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Kim Doyoung. 

" Raraaaa main yukkk "

" Main pala lu ngantuk gue " bukannya pergi Doyoung malah ikutin golek dikasur Rara.

" Dih malah ngantuk ada gue juga apa gunanya gue nginap lagian masi jam 8 ini mah " Rara pun terpaksa bangkit dari tidurnya dan menatap Doyoung datar.

" Gatau ini gue ngantuk banget ngapain kek lo biar gue seger "

" Jalan – jalan mau gak ? keliling komplek " dengar kata – kata jalan Rara langsung semangat empat lima.

" Ayok lah uda lama gak keliling komplek malem – malem gue ama lo "

" Yaudah gue ambil kunci motor gue dulu lo tunggu diluar " Rara mengangguk – anggukkan kepalanya.

" Pakek jaket gue gamau pacar gue masuk angin " Rara tersipu malu meskipun dia tahu Doyoung hanya menggodanya.

" A – apasi Doy sono turun gausa ngalus mulu lo yang masuk angin tahu rasa " sebelum turun Doyoung mengacak – acak rambut Rara membuat gadis itu semakin bersemu merah pipinya.

.

" Wahhh enak banget udara malam ini " Doyoung tersenyum melihat wajah bahagia Rara dari kaca spionnya.

" Pegangan kali Ra nanti lo jatuh gue yang kewalahan " entah kesambet apaan Rara menuruti perkataan Doyoung , biasanya gadis itu hanya memegang bahu atau jaket Doyoung tapi ini Rara malah memeluk si doi buat doi jadi salah tingkah saja.

" Doy nanti habis tamat lo lanjut kuliah dimana ? "

" Hmm belum tahu gue lo uda kepikiran ? " Rara angguk membuat Doyoung penasaran apa rencana gadis itu.

" Srius ? lanjut mana lo ? "

" London " seketika Doyoung memberhentikan motornya dan menatap Rara gak percaya sekaligus terkejut. Gimana gak terkejut Rara gak pernah cerita apa – apa tentang rencananya itu.

" Kok tiba – tiba si Ra " Rara hanya tersenyum kepada Doyoung yang masih terkejut.

" Maaf Doy gue gak cerita ke lo gue juga baru kepikiran beberapa hari ini " Doyoung lanjutin jalan – jalan mereka sambil mendengar cerita Rara.

" Gue tiba – tiba kepikiran saja pengen kuliah di London dipikir – pikir lagi itu memang cita – cita gue , tapi gue harus pisah dari lo dari keluarga dari Taeyong juga. Gue pasti kangen banget nanti sama lo kangen suara lo kangen jahilin lo tapi ini cita -cita gue Doy " Rara masih memeluk Doyoung erat.

" Lo boleh kok ikutin cita – cita lo gausa mikirin kita – kita gue ngedukung lo deh pokoknya " Doyoung memaksakan tersenyum meskipun hatinya sakit.

" Makasih Doy kalau gue pergi lo jangan lupain gue ya awas aja "

" Ga bakal kali elah kekmana gue lupain lo , lo sahabat terbaik gue sama Taeyong kita harus kumpul sama Taeyong juga ini bertiga meskipun gak gitu deket dia tetep sahabat lo yang selalu ada buat lo juga Ra "

" Iya Doy gue bakal bilang sama TY juga kok tenang aja "





Minggu cerah ini Doyoung diganggu oleh suara merdu seorang Lee Rara.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang