Mama dan Papa✨

5 3 11
                                    

Mama mengajar di Universitas Edinburgh, dengan menjadi dosen sastra inggris. Mama tetap bekerja meski aku sedang sakit, kata Mama, "Untuk saat ini kamu bersama Bibi mu dulu. Nanti setelah Mama pulang, kita bermain drama putri salju lagi ya. Maaf kalau Mama tidak bisa selalu didekatmu, ini demi kesehatan kamu juga."

"Sehat? Apa setelah botak dan memar-memar diseluruh tubuhku begini aku bisa dikatakan sehat Ma?!" Aku yang dulu sangat egois. Bagaimana pun juga biaya pengobatanku bukanlah murah, jadi orang tua ku lah yang mencukupinya.

Mama sempat hampir berhenti bekerja, karena melihat aku sakit parah untuk kedua kali. Ya, aku pernah dua kali hampir mati karena penyakit sialan ini. Yang kedua terjadi baru-baru ini, hari pertama setelah umurku yang ke-tigabelas tahun.

Darah putih yang ada didalam tubuhku, tiba-tiba menjadi agresif dan menyerang semua organ termasuk paru-paru. Akibatnya aku merasakan sesak napas yang luar biasa. Aku koma selama beberapa minggu dan ternyata masih diberi kesempatan untuk hidup.

Papa pintar sekali. Dia tahu banyak hal, tapi aku tidak pernah bisa menanyakan pertanyaan-pertanyaanku padanya. Dia tidak mau bicara tentang penyakitku. Aku tidak pernah mencoba membicarakannya dengan Papa, tapi Paman Jason pernah, juga beberapa bibiku. Papa hanya bilang, "Kita tidak akan membicarakan hal ini," lalu dia keluar dari ruangan.

Aku punya banyak Paman dan Bibi. Mama punya satu saudara perempuan, tapi Papa punya dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Dari semuanya aku paling dekat dengan Bibi Evelyn dan Paman Sam. Merekalah yang menggantikan posisi Mama dan Papa disaat sedang bekerja.

Papa pendiam seperti aku. Dia pemalu. Kalau hanya diantara keluarga, dia tidak pendiam. Dia suka mengobrol, bercanda, dan suka bercerita. Dia tahu banyak sekali cerita, tapi dia tidak suka kalau ada banyak orang di rumah kami, misalnya sekarang ini, orang-orang terus saja berdatangan mengunjungi kami. Papa tetap membaca surat kabarnya dan tidak mau bicara, atau kalau orang-orang yang datang itu tidak disukainya, dia masuk ke ruang kerjanya dan membaca disana.

Menurutku sih itu tidak apa-apa. Kadang-kadang aku juga ingin pergi dan bersembunyi.

Kadang-kadang Paman Sam marah pada Papa, sebab katanya Papa menyuruh Mama melakukan segalanya, tapi Papa tidak diam saja kok. Dia mencari uang, dia juga suka membantu.

Misalnya waktu aku dirumah sakit, Mama pulang dan membawa empat macam sup. Papa memberi saran untuk dibagikan kepada orang-orang yang ada dirumah sakit. Tiga untuk kami dan satu lagi Papa berikan pada orang yang sedang menunggu di bangsal kecelakaan.

Semua orang menganggap mereka sinting, tapi sup itu jadi habis.


🍁🍁🍁

LIMA FAKTA TENTANG PENAMPILANKU

1. Aku punya rambut. Rambutku rontok habis tahun lalu akibat kemo dan obat-obatan yang ku minun, tapi sekarang sudah tumbuh. Warnanya coklat terang. Rambutku tumbuh hingga sepundak

2. Aku punya sepasang mata biru.

3. Aku punya banyak lebam-lebam di tubuhku. Bukan gara-gara aku sendiri. Memang begitulah kalau mengidap leukemia.

4. Aku bertubuh kecil untuk ukuran anak tigabelas tahun, dan agak pucat.

5. Aku punya tanda lahir berbentuk butiran salju di pundakku. Bentuk salju itu sangat indah, sepertinya memang benar dulu aku menjadi putri salju dikehidupan sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happiness in Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang