Ost. BTS || 00:00 (Zero O'clok)
*-*
Yang berawal indah belum tentu akan berakhir indah pula.
*-*
💐💐
Malam semakin menggelap menampakan suasana tenang nan sepi yang menyelimuti. Dengan cahaya rembulan sebagai lampunya dan bintang malam sebagai maniknya, malam ini tampak begitu sempurna. Diiringi nyanyian binatang malam, suara tangis itu terdengar menyayat kalbu.
Bersama malam yang semakin kelam, ia menumpahkan segala rasa sakit di dada. Rasa sakit yang begitu besar karena kehilangan separuh jiwanya. Di bawah pohon yang cukup melindungi tubuh kecil itu, sepasang matanya menatap lekat rembulan yang terbentuk sempurna.
Ia menengadah, menantang langit dengan manik hazel yang diselimuti kaca-kaca. Hatinya berharap akan menemukan sosok yang sangat dirindukannya dalam rembulan malam ini. Sosok sang ibu yang meninggalkannya seminggu yang lalu.
"Tuhan ... kenapa Engkau ambil ibu Air sangat cepat?" tanyanya lirih.
"Air rela ngasih apapun, Tuhan. Asal jangan ibu Air, Air takut sendirian. Hiks ..."
Rasa tak rela itu menyusup mengakar di hatinya. Andai waktu bisa ia putar, ia rela menggantikan nyawanya dengan sang ibu. Kehilangan masihlah jauh menyakitkan dari apapun di dunia ini.
Jemari mungilnya menghapus sisa kaca-kaca di sudut mata lalu bangkit. Manik hazelnya kembali menatap rembulan sebelum memilih untuk meninggalkan tempat itu. Terlalu lama berada di sana, justru akan membuka lukanya semakin lebar.
Langkah kecil membawanya kembali ke dalam gubuk yang selama ini melindunginya dan sang ibu. Rumah yang dulu adalah tempat ternyaman ia untuk pulang di kala lelah mendera. Dulu, ia selalu bersemangat saat akan kembali ke rumah itu.
Tetapi sekarang, ia bahkan tak ingin menatapnya walau sedetik. Setiap netranya menangkap bangunan itu, kenangan tentang sang ibu terlintas begitu saja. Bagaimana ibunya yang dengan lembut dan penuh kasih sayang merawatnya. Menjaga dan melindunginya dengan segenap jiwa.
Kini, itu semua tersisa sebagai potongan-potongan memori yang dalam. Apapun yang ia lakukan, tak akan pernah mampu mengembalikan sang ibu kembali ke sisinya.
💐💐
Sebuah mobil mewah nampak kesulitan masuk ke dalam gang sempit yang selalu becek apabila hujan turun. Sang pemilik mobil nampak enggan untuk turun dari mobil saat mengetahui kondisi jalan. Ia tetap memaksakan mobil itu untuk dapat masuk ke dalam gang sempit itu.
Meski sedikit lecet hal itu tak masalah untuk lelaki itu. Dengan uang yang dia punya, mobil apapun dapat ia beli lagi.
Setelah melalui jalan yang cukup licin akibat hujan yang mengguyur semalam, akhirnya mobil berwarna diamond sky itu berhenti di depan gubuk yang hampir rubuh. Pemilik mobil itu menatap gubuk itu miris. Sangat berbanding terbalik dengan kehidupan mewahnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Segenggam Bahagia untuk Aeera
Genç Kurgu(BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA) Setiap jiwa yang hidup akan selalu mencari kebahagiaan untuk mencapai puncak tertinggi dari rasa mereka. Tak sedikit orang yang rela mengorbankan sesuatu untuk mencapai kebahagiaan. Dalam kisah Aeera, kita akan belaj...