III. Help

275 47 5
                                    


"Aaarrrgghh"

Kedua mata Mark tak berkedip sama sekali. Tangan kirinya juga terus memegangi kepalanya. Suara itu terus memantul di telinganya.

"Kau kenapa Mark?." Minho menepuk bahu Mark saat mengambil piring dan gelas kotor yang digunakan pelanggan sebelumnya. Membangunkan Mark dari lamunannya.

Mark memalingkan wajahnya. "Aku hanya pusing saja. Oh iya aku mau pulang lebih awal hari ini. Maaf aku tidak bisa membantu lebih banyak kali ini." pinta Mark dengan sedikit senyum tipis diwajahnya.

"Kau sedang tidak enak badan ya? Tentu. Nanti aku beritahu hyung. Lagi pula kemarin kau sudah banyak membantu, jadi anggap saja ini sebagai imbalannya."

"Maaf jadi merepotkan-akh." Mark hampir saja jatuh saat orang itu tak sengaja menyenggol tubuh Mark. Untung saja Minho ada disana yang sigap menahan Mark yang hampir terjatuh tadi.

"Maaf saya buru-buru."

Orang itu hendak membantu Mark namun Minho sudah mendahuluinya. "Ah tidak perlu." tolak Mark dengan suara sopannya.

"Kalau begitu saya permisi dulu."

Mark hampir saja ingin mengumpat tadi. Namun ia urungkan karena Mark masih mengingat dimana ia sekarang. "Bukankah kau mengenalnya?."

"Maksudmu?." tanya Mark penasaran. "Aku pernah melihatnya bersamamu waktu itu."

Minho menggaruk kepalanya. "Mungkin aku salah lihat. Kalau begitu kau pulanglah sekarang agar kau bisa beristirahat." Mark mengangguk.

Ia kemudian melepas apron yang ia kenakan sebelumnya dan menyimpannya di loker miliknya.

"Maaf saya pergi dulu." pamit Mark diselingi bungkukkan pada pegawai yang lain.

♦️


"Jaehyun, apakah Minhyung sudah melupakan janjimu?."

Taeyong memainkan jarinya gugup. "Tenang saja sudah ku pastikan Mark lupa tentang semua permintaannya waktu itu."

Jaehyun mencengkram bahu Taeyong dengan lembut. "Jangan banyak bergerak dulu, punggungmu belum bersih."

"Kau menggosoknya terlalu kencang, aku kesakitan." lirih Taeyong yang membetulkan posisi duduknya.

"Maaf, aku akan pelan-pelan. Malam ini aku harus mengambil stok oksigen lagi. Apa kau ingin mengirim surat untuk Mark disana?."

Taeyong menggelengkan kepalanya. "Hari ini dia sedang bersedih. Jangan datang ke rumah dulu. Akan lebih baik jika ia sendiri."

"Kalau kau berubah pikiran bilang kepadaku. Sudah bersih ayo kita berendam."

Jaehyun menggendong Taeyong dengan satu tangannya. Sedangkan tangan yang satunya ia gunakan untuk menyeret tiang infus.

"Akh." Jaehyun mengerang pelan. "Ada apa Jaehyun?."

"Tidak, cuma refleks saat menggendong tubuhmu ini." ejek Jaehyun menjulurkan lidahnya.

Taeyong memasamkan mukanya. "Aku kan tidak seberat itu bagimu."

"Gawat!."

♦️

"Siapa itu?." gertak Mark karena ia merasa ada yang mengikutinya. Begitu ia berbalik tak ada apa-apa.

Devil Who's Protect Me | LuMarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang