IX. Mistake

190 30 0
                                    

"A-apa yang kau lakukan. Kau gila?." Mark mendorong tubuh Lucas kemudian mengusap bibirnya. "Aku hanya menggodamu saja."

Mark menampar pipi Lucas. "Brengsek! Kita ada ditempat umum. Bisa-bisanya kau melakukan hal seperti ini!." Mark berlari, pergi meninggalkan Lucas.

"Hyunsuk ayo kita pulang!." Mark membereskan buku-bukunya yang berserakan di meja. "Ada apa? Aku belum selesai dengan ritualku. Sudah ikut saja!." Mark berteriak tanpa ia sadari.

Seluruh pengunjung perpustakaan kini melihat ke arahnya. Beberapa ada yang menegurnya dan ada pula yang mengisyaratkan agar dia keluar. Mark menarik lengan Hyunsuk agar keluar dari tempat itu. Lucas mengikutinya Mark dan Hyunsuk. Ia berusaha mengejar keduanya.

Mark berlari menuju stasiun kereta bawah tanah dengan Hyunsuk yang masih ia tarik lengannya. Sayangnya, Lucas kehilangan jejak Mark dan Hyunsuk. Kondisi stasiun yang padat menyebabkan ia kehilangan jejak keduanya.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau meninggalkan Lucas?." tanya Hyunsuk dibelakangnya.

"Diamlah. Sementara kita disini dulu. Jangan menerima panggilan dari siapapun itu terutama Lucas!." perintah Mark. Keduanya kini berada di kedai kopi sesuai perintah Mark.

Sudah hampir dua jam berlalu. Mark dan Hyunsuk terpaksa pulang karena Hyunsuk diminta oleh ibunya agar pulang. "Aku tak tau ada masalah apa antara kau dengan Lucas. Tapi sebaiknya selesaikan hal ini secepatnya."

"Maaf Hyunsuk. Kalau begitu pulanglah. Aku bisa naik bus nanti." Mark melambai-lambaikan tangannya menghentikan taksi. "Aku pulang dulu."

Mark duduk di halte bus menunggu bus datang. Ia kembali mengingat saat-saat ia bersama hyungnya. Air matanya mengalir dengan sendirinya, membasahi pipinya. "Hyung aku takut."

Esoknya, Lucas berdiri di lorong depan kelasnya, menunggu kehadiran orang yang ia nantikan. Sudah beberapa menit berlalu dan bel sekolah sudah dibunyikan. Ia terpaksa masuk ke kelas karena para guru sudah menuju kelasnya masing-masing.

Selama pelajaran dimulai, Lucas tak bisa fokus memperhatikan materi yang diajarkan. Yang ada dalam pikirannya saat ini hanya Mark. Ia masih tak tahu bagaimana keadaan Mark sejak kemarin.

"Lucas!." panggil Hyunsuk. Ia kemudian melemparkan sebuah kertas yang tertekuk-tekuk. Lucas membuka kertas itu. Ada tulisan didalamnya.

Aku tahu kau sedang memikirkan Mark. Dia bilang padaku sedang tak enak badan. Tapi menurutku dia hanya ingin menghindar saja. Cepatlah berbaikan. Aku tak mau dia menjadi pemurung seperti dulu.

Setelah membacanya, Lucas menekuk kertas itu. Ia kemudian pergi dari kelas itu tanpa menghiraukan guru yang sedang mengajarnya saat itu. Ia sudah tak peduli lagi dengan sekolah. Karena sebenarnya ia tak memerlukannya.

♦️

Mark sedang melamun dengan posisi berbaring di sofanya dan tangannya ia gunakan sebagai bantalan. Tiba-tiba saja suara ketukan pintu terdengar. Suara itu semakin lama semakin keras. Mark hendak membukanya, namun pintu itu sudah dibuka paksa oleh Lucas.

Sontak Mark melempari Lucas dengan bantal sofa yang ada disampingnya. Lucas dapat menghindar dengan mudahnya. Mark kemudian mengangkat sebuah kursi kayu untuk menakuti Lucas. "Bajingan brengsek!!! Pergi!! Pergi atau ku pukul dengan ini." gertak Mark yang mengayun-ayunkan kursi itu.

"Lakukan saja kalau bisa!!."

"Sialan!." Mark mengayunkan kursi itu. Namun yang terjadi adalah kursi itu seketika patah hanya dengan mengenai tangan Lucas.

Devil Who's Protect Me | LuMarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang