Asher merasa dirinya terjatuh, lalu ia Kehilangan kesadarannya. Begitu terbangun ia sudah berada di tepi danau dengan keadaan baju yang basah dan di tangannya terdapat kalung yang tadinya dipakai oleh anak kecil yang sebelumnya ia temui di danau itu.
Ingatannya bercampur aduk Asher kebingungan dengan apa yang sudah ia alami, Asher sangat senang karena dapat bertemu kembali dengan Arabela meskipun itu hanya mimpi setidaknya rasa rindunya dapat berkurang karena di dalam mimpinya semua terasa sangat nyata namun disisi lain Asher juga menyesali satu hal yaitu keadaan dimana ia tidak bisa mengingat apapun saat ia menjadi dirinya di masa lalu dalam mimpinya.
Asher mengamati kalung bernuansa perak di tangannya dan memutuskan untuk menyimpannya, berharap ia mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Arabela kembali. Asher menggenggam erat kalung itu dan menaruh satu tangan di atas kepalanya. Asher mengingat kata-kata Arabela bagaimana cara ia mensyukuri kehidupan yang ia jalani.
Flashback*
"Ash kamu tau gimana aku mensyukuri hidup?" Tanya Arabela sambil bersandar di pundak Asher,
Asher menggeleng sembari mengelus rambut Arabela.
"Aku bersyukur bahwa aku masih bisa bernafas dengan bebas dan menikmati suasana tenang tanpa harus berkerja keras hingga nafasku terasa sesak"
End flashback*
"Ash kamu udah gila?" Dengan nada khawatir orang itu berada di depan Asher saat ini.
"Tau dari mana gue ada disini?" Tanya Asher kepada orang di depannya.
"Ash aku tau aku salah, tapi tolong jangan jauhi aku. Aku sayang banget sama kamu"
"Cas gue udah gamau denger apapun lagi." Asher bangkit lalu menatap Cassandra dengan tatapan penuh amarah.
"Dulu gue emang ngerasa gue suka sama lu, tapi itu cuma perasaan nyaman Cas. Lu satu-satunya yang peduli sama gue saat itu."
Asher menarik nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya,
"Tapi lu kemana saat kita ketahuan sama orang tua kita? Lu ninggalin gue lu bilang semuanya salah gue. Padahal saat itu kita sama-sama bahagia tapi lu ga mau nerima konsekuensi perbuatan kita."
"Aku tau aku salah, makanya aku mau mulai semuanya dari awal lagi." Cassandra mencoba menggenggam tangan Asher namun dengan segara di tepis oleh Asher.
"Dengan cara lu yang ngancem gue, bahwa lu akan ceritain semua hal yang terjadi di masa lalu sama semua orang, bahkan sama istri gue sendiri. Lu gila Cas!"
Asher menahan emosi di setiap katanya, ia mencoba untuk tetap tenang.
"Sekarang lu mau cerita pun gue udah ga peduli, gue udah kehilangan orang terpenting di hidup gue karena lu dan jangan pernah muncul di hadapan gue lagi!"
Asher meninggalkan Cassandra tanpa menoleh kembali kebelakang, persahabatan mereka sudah hancur dan Asher kehilangan Arabela orang yang selalu mendukungnya sehingga ia bisa menjadi Asher yang sekarang.
***
"Arabela bangun" Suara yang ia dengar saat di kegelapan kemarin kembali terdengar. Arabela membuka matanya dan menemukan sosok anak kecil perempuan tersenyum kepadanya.
"Bagaimana rasanya berada di tubuh masa lalumu?" Tanya nya dengan tanpa melepas senyuman di wajahnya
"Jadi aku benar kembali ke masa lalu?" Arabela mencoba mengontrol ekspresinya yang pasti terlihat sangat terkejut saat ini.
Anak itu mengangguk lalu ia mulai berbicara kembali,
"Kamu akan tetap berada di tempat ini sampai Asher di masa depan kembali mencoba memutar waktu."
"Bagaimana caranya ia dapat melakukan itu?"
"Itu secara otomatis berkerja jika ia terus menyimpan kalung yang aku tinggalkan"
"Berapa lama aku harus tetap disini."
"Tidak lama, perbedaan waktu disini dan di bumi berbeda jauh"
"Untuk apa aku mengulang semua ini?"
Arabela sudah memikirkan hal ini sejak ia kembali ke masa lalu, bukankah lebih baik semuanya berakhir disaat ia mati.
"Tidak ada yang tahu bagaimana kamu akan berakhir"
"Apa maksudmu?"
"Apakah kamu akan kembali berakhir mati di tempat itu atau bahkan kamu akan melanjutkan hidup."
"Bagaimana caraku menentukan itu semua."
"Tidak ada yang tahu, hanya takdir yang akan menjawabnya. Dan kalaupun aku tahu bukankah tidak seru jika aku memberi tahu mu, Arabela."
"Baiklah" ucap Arabela pasrah
***
Sudah dua bulan sejak kejadian di danau berakhir, Asher mengingat apa yang dikatan anak yang mendorongnya ke danau.
"Kamu punya 12 bulan untuk merubahnya."
Kalimat itu terus berputar-putar di otak Asher, jika benar ia bisa membuat Arabela tidak terbunuh malam itu Asher akan melakukan segala cara bahkan mengorbankan nyawanya demi mengembalikan Arabela ke sisinya. Namun jika waktu yang ia punya hanya 12 bulan ia sudah menghabiskan waktu 2 bulan tanpa melakukan apapun.
Selain kesibukannya mengurus kasus Arabela dan berkerja, tidak ada hal lain yang Asher lakukan. Saat itu tiba-tiba kalung perak yang Asher gantung di dinding kamarnya bersinar dengan cepat ia berlari mengambil kalung itu dan menggenggamnya Asher bahkan memakainya karena takut kehilangan kalung tersebut.
Perasaan pusing yang sama kembali menyerangnya, dalam hati Asher ia bersyukur karena dapat bertemu kembali dengan Arabela setelah menahan pusing yang amat menusuk, Asher kehilangan kesadarannya dan semua menjadi gelap.
Tbc...
Hohoho
Vote, kritik dan saran
Terima kasih~
KAMU SEDANG MEMBACA
Monachopsis
Teen Fiction"Ra aku minta maaf, tapi tolong dengerin penjelasan aku." Ucap Asher dengan suara bergetar, "Kamu ga cinta kan sama aku? Selama ini yang kamu omongin ke aku cuma omong kosong" Balas Arabela dengan suara yang tidak kalah bergetar. Asher terdiam dal...