Chapter 7

9 2 0
                                    

Arabela menghela nafas berkali-kali,

Dari sekian banyak waktu yang bisa ia dapatkan dalam mengulang masa lalu. Mengapa harus sekarang ia kembali. Hari ini hari dimana akan menentukan hubungannya dengan Asher.

Di masa lalu Arabela bertemu dengan Asher saat ia sedang menghabiskan waktu nya di taman dekat penginapan mereka. Saat itu ia sedang menghibur dirinya sendiri dengan memainkan gitar kesayangannya. Saat Arabela sedang fokus memetik senarnya, Asher menghampirinya karena tertarik dengan permainan gitar Arabela.

"Kenapa juga aku membawa gitar bodoh ini?"

Arabela heran dengan dirinya sendiri, bagaimana bisa ia membiarkan semua hal berjalan seperti alurnya. Seharusnya saat ini ia tidur saja di kamarnya. Namun saat memikirkan kenangan yang ia miliki, ia tidak tega mengingat wajah sedih Asher saat itu.

Arabela tidak tahu pasti apa yang sedang di hadapi Asher saat itu, tapi Arabela sangat yakin bahwa masalah itu sangat berat untuknya.

Masih dengan perasaan kesal karena otak dan perasaannya tidak sejalan. Arabela mulai memetik gitarnya menghasilkan melodi yang dapat menenangkan dirinya. Tidak lama suara berat dengan ciri khas yang sangat ia kenal terdengar tepat disampingnya.

"Boleh gue duduk?" Tanya orang itu yang sekarang berdiri di depan Arabela.

Arabela membuka matanya yang sedari tadi terpejam, ia menatap langsung ke arah mata orang di depannya itu.

"Ngga, ga boleh, " Jawab Arabela.

Orang di depannya menunjukkan senyum mengejek ke arah Arabela, lalu ia bergegas duduk di samping Arabela.

"Gue ga nerima penolakan." Balas nya dengan nada mengejek.

"Untuk apa saudara bertanya?" Tanya Arabela dengan nada yang tidak kalah mengejek.

"Ash"

"Apaan?"

"Panggil gue Ash."

Arabela termenung mendegar ucapan Asher, panggilan Ash hanya untuk orang yang dianggapnya dekat. Itulah yang Arabela ketahui, karena itu ia sedikit kaget dengan ucapan Asher yang menyuruhnya untuk memanggilnya dengan sebutan Ash. Memang sebelum Arabela mengulang waktu Asher meminta Arabela memanggilnya Ash karena saat itu mereka sudah cukup dekat

"Nama Ash itu cukup berharga loh buat gue, jadi jangan di cuekin gitu ah." Ucap Asher.

"Emang nama lu Asher kan, kalau disingkat Ash"

"Yang manggil gue Ash itu cuma orang-orang tertentu."

"Lu kan ga kenal gue."

Saat mendengar kata-kata Arabela tidak tahu bagaimana Asher merasakan sesak di hatinya. Seakan ia baru saja di campakkan oleh seseorang yang sangat penting di hidupnya.

"Gue balik dulu," Arabela beranjak diri dari tempat duduknya,

"Ash" Ucapnya sambil berbalik dan tersenyum ke arah Asher.

Asher kembali teringat dengan bayangan yang muncul dalam ingatan Asher saat mereka bersentuhan di bus. Seat itu juga kepala Asher terasa berputar, ia ingat pernah mengalami ini sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MonachopsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang