Chapter 1

42 16 0
                                    

Hari ini merupakan hari bahagia untuk Arabela, tidak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat. Usia pernikahannya saat ini sudah mencapai 5 tahun, banyak sekali momen bahagia yang telah dilalui olehnya dan suaminya Hal itu membuat senyuman Terukir di wajahnya mengingat banyaknya kenangan indah yang tersimpan di memorinya selama 5 tahun kebelakang.

Masih jelas dalam ingatannya senyuman Asher yang telah menjadi suaminya selama 5 tahun ini menemani kesehariannya, senyuman itu hal pertama yang Arabela liat saat ia membuka matanya. senyuman itu juga yang membuatnya kuat menjalani kehidupan nya selama ini.

Tanpa sadar Asher menjadi bagian sangat penting dalam hidupnya, ketergantungannya terhadap lelaki yang ia cintai sangat besar hingga Arabela dapat dengan sukarela mengakhiri hidupnya atau bahkan mengorbankan nyawanya hanya demi kebahagiaan Asher orang yang sangat ia cintai.

Suara langkah kaki yang sangat sibuk menuruni tangga telah memenuhi seluruh rumah, Arabela sudah sangat sibuk dari dua hari sebelumnya. Di tangannya penuh dengan hiasan bernuansa merah dengan kesan romantis, tidak salah lagi ia sedang menyiapkan kejutan untuk Asher untuk hari jadi pernikahan mereka yang ke-5.

Asher yang disibukkan oleh pekerjaannya terpaksa tidak bisa pulang dalam beberapa hari, Arabela yang sudah mempunyai rencana itu sangat senang mendengar kabar tersebut karena rencananya pasti akan berhasil karena ia bisa dengan bebas mendekorasi rumah mereka dan menyiapkan kue buatannya sendiri untuk Asher.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, seharusnya Asher sudah pulang dari kantornya dan akan sampai sekitar pukul 7 malam. Arabela yang tidak bisa mengendalikan rasa senangnya kehilangan keseimbangannya, ia ingin menangis saat itu juga saat itu Arabela sedang membawa kue yang sudah ia buat mati-matian demi Asher jatuh hingga hancur sama seperti perasaannya saat ini membayangkan semua rencananya hancur karena keteledorannya.

***

Tanpa berpikir begitu lama, arabela mengambil kunci mobilnya.Ia menuju ke toko kue terdekat. Ia memesan kue dengan banyak hiasan strawberry di atasnya.

"Asher akan sangat suka."

Bisik Arabela dalam hati,

Arabela keluar dari toko kue tersebut dan bersiap masuk ke mobil, namun tiba-tiba tangannya lemas. Ia melihat Asher bersama sahabat baiknya berjalan ke arah hotel di dekat toko tersebut.

Arabela yang masih berupaya mempertahankan akal sehatnya berusaha meredam emosinya dan mengikuti mereka sampai ke depan kamar hotel tersebut. Ia dengan sigap menyelipkan kartu apapun yang ia pegang sebelum pintu kamar hotel tersebut tertutup sepenuhnya.

Hatinya bimbang, apa yang harus ia lakukan jika semua hal yang ada di pikirannya saat ini akan terealisasi tepat di depan matanya, apakah dia masih sanggup untuk melanjutkan hidup? Semua hal berputar di otaknya, dadanya sangat sesak dan matanya menjadi buram menahan tangisan.

Setelah beberapa waktu ia mematung ia memberanikan diri untuk membuka pintu di depannya. Ia melihat pakaian Asher sudah berserakan di lantai ia bahkan sedang melakukan hal yang seharusnya tidak pernah ia lakukan terhadap orang lain.

Asher yang menyadari pintu terbuka menghentikan orang yang bersamanya sejenak mengintip di balik tangan orang itu. Terdapat siluet orang yang sangat ia kenal berdiri tepat disampingnya, di kedua tangannya terdapat box kue yang ia genggam sangat erat seakan box itu akan hancur kapan saja jika ia melepasnya.

MonachopsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang