Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sehun berlari kecil ketika melihat Kai yang sudah berdiri menunggunya di depan gerbang, "Kak Kai~"
"Banyak sekali kamu belinya, dek." Kai menggeleng-gelengkan kepalanya pasrah. Maraih tangan Sehun kemudian ia genggam, mereka berdua masuk ke dalam ruang guru. Kai menarik salah satu kursi lalu di posisikannya tepat di sebelahnya.
"Tunggu sebentar ya, saya akan menyelesaikannya dengan cepat." ucap Kai.
Sehun mengangguk sambil membuka bungkus satu persatu makanan yang ia beli, karena siang ini ia belum makan, jadi Sehun tidak hanya membeli makanan manis.
'Kak Kai pasti belum makan juga..' Batin Sehun memperhatikan Kai teramat fokus pada kertas - kertas di depannya.
Suapan pertama ia berikan kepada Kai, "Kak, buka mulutnyaa.."
"Kamu bisa mesra juga ya dek ternyata?" Kai terkekeh sembari mengunyah makanannya.
Semburat merah muncul di pipi Sehun "Kak, ih!" Ia membuang muka ke arah lain.
"Hadap sini, dek. Saya mau lihat wajah kamu." Tangan Kai terulur menarik dagu Sehun supaya menghadapnya. Ia tersenyum lebar saat menatap muka Sehun yang semerah tomat hingga lelaki imut itu ingin menangis.
For God sake, please!
Rasanya ingin meng-unboxing lelaki imut ini semakin meningkat.
"Kak Kai jahil sama aku.." rengek Sehun.
"Saya boleh tegang sekarang tidak, dek? Wajah imut kamu benar-benar menggoda pendirian saya."
. . . . .
TBC.
Karena ini shounenai ya, maunya sih main aman haha.. Mimin serahkan pada otak kalian untuk ber-travel sana sini Hope U Like It~
