Bangunan yang pada awalnya dibuat oleh sang pemilik untuk menjadi rumah hangat bagi setiap keluarga yang ingin menempati kini musnah tujuan awalnya ketika tanpa basa basi anggota inti Vantaside mendatangi sang pemilik dan membeli bangunan mewah itu secara tunai.
Tidak, Vantaside bukanlah nama marga keluarga dari seorang ayah, ibu dan anak. Namun Vantaside adalah nama dari organisasi yang tidak bisa dikatakan kecil yang telah dijalankan selama belasan tahun dengan anggota ratusan yang dimilikinya.
Maka tentu bangunan itu dibeli bukan untuk digunakan sebagai rumah, melainkan markas. Markas tempat mereka berkumpul, bersantai atau bahkan merencanakan strategi untuk melawan musuh.
Sebelum terlalu jauh, mari kita perjelas dulu apa itu Vantaside.
Vantaside memiliki kepanjangan yaitu Ava and Genta side yang berarti sisi dari Ava dan Genta. Ava dan Genta awalnya hanyalah murid biasa di Sekolah Menengah Atas Harapan Nusantara, sampai pada waktu dimana Ava yang hanya seorang murid dengan beasiswa terus merasa dihina dan dilecehkan karena kesenjangan sosial antara Ava dengan mayoritas murid disana. Sedangkan Genta si laki-laki cuek dengan popularitas yang tinggi secara tiba-tiba menolong Ava dalam keadaan yang menyedihkan itu.
Genta bukanlah tipikal murid yang aktif dalam keseharian sekolahnya, ia hanya sibuk dengan dirinya sendiri dan sesekali mengamati sekelilingnya, maka dari itu ketika melihat Ava yang dipojokan, Genta tanpa pikir panjang langsung membantu. Tidak ingin kejadian serupa terjadi ketika Genta tidak ada, maka dengan ringan hati Genta menawarkan Ava untuk berlatih bela diri guna melindungi dirinya sendiri saat ada banyak orang yang jahat padanya. Ava tentu menyetujui itu.
Hari tiap hari mereka habiskan waktu bersama. Keadaan pun diputar balik oleh mereka, Ava yang dihina dan dimaki juga Genta yang hanya dikagumi parasnya kini justru disegani dan ditakuti lantaran mereka terus memberi pelajaran tidak main-main bagi murid yang membully murid lain. Tidak ada satupun murid kala itu yang berani melawan mereka ketika mereka menyaksikan sendiri bagaimana gilanya Ava dan Genta yang menghabisi satu per satu murid dengan kebengalannya. Apalagi mengingat Genta bukanlah dari keluarga sembarangan dan Ava yang semakin dekat dengan Genta.
Bahkan setelahnya, justru banyak murid yang memohon untuk bergabung dengan Ava dan Genta agar bisa seperti mereka. Mereka menerima dengan bahagia keinginan teman-temannya. Dari saat inilah nama Vantaside tercetus untuk menamai kelompok mereka yang awalnya hanya beberapa murid saja sampai akhirnya setiap angkatan pada sekolah mereka selalu ada anggota baru Vantaside.
Beberapa tahun setelah lulus Ava dan Genta bahkan tidak pernah meninggalkan Vantaside, mereka tetap aktif. Sampai pada titik dimana ada organisasi lain yang terang-terangan melawan mereka karena merasa Vantaside begitu naif dalam menjaga nama baik mereka. Itu pertama kalinya mereka merasa benar-benar memiliki musuh besar yang muatannya juga sebanyak mereka, organisasi lain itu adalah Xzone. Belum lagi saat Xzone secara terang terangan meminta untuk diadakan pertemuan dengan Vantaside. Ava dan Genta tidak pernah menanggapi mereka karena seperti tujuan awal, mereka hanya ingin membantu murid yang ditindas, namun rupanya Xzone tidak puas sehingga mereka untuk yang kesekian kali meminta pertemuan dengan Vantaside tetapi kali ini dengan catatan hanya untuk perdamaian. Tentu Ava dan Genta menyanggupi.
Ternyata kenyataan pahitnya anggota Xzone benar-benar licik. Saat Ava dan Genta hanya membawa anggota inti ke tempat pertemuan, anggota Xzone justru sudah memenuhi tempat itu dengan belasan anggotanya. Sampai pada tujuan awal mereka bertemu juga hanya akal-akalan Xzone agar bisa memancing Vantaside keluar.
Seperti yang mereka harapkan, pada detik itu keributan terjadi. Vantaside berusaha sekeras mungkin untuk melawan Xzone yang dari awal saja mereka sudah kalah jumlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Side
Genç KurguVantaside adalah titik mula dimana kisah dari kedua insan tersebut dimulai. _______________ Dilarang keras mencuri dan mengikuti isi dalam buku.