"T- tapi tan, nggak usah ngga apa-apa kok, om, tante." Tolaknya dengan halus. "Chayra pulang aja, lebih nggak baik lagi kalo Chayra yang gadis harus nginep di rumah orang apalagi ada cowok seumuran Chayra di sini, nanti kalo RT di sini tau Chayra bisa dikawinin, ih Chayra nggak mau!" ocehnya sembarangan.
Sedangkan Fras dan Elina hanya dapat tertawa karena merasa lucu mendengar ocehan dari teman sekolah putera mereka itu.
"Kenapa harus dikawinin? Kan kalian nggak tidur sekamar." balas Elina santai yang sontak membuat semburat merah muncul begitu saja di kedua pipi gempal Chayra.
"Lagian, kan om yang RT di sini, jadi om yang pastiin aman untuk semuanya."
Chayra menganga tidak percaya mendengar itu, bagaimana bisa keluarga Galen rasanya memiliki segala apa-apanya?
Namun cewek dengan pikiran absurd itu tidak berhenti di situ saja, ia terus menggempur otaknya agar bisa memberikan ide cemerlang yang dibutuhkan saat-saat ini. Apapun itu akan Chayra gunakan agar ia bisa cepat pulang. Bagaimana pun juga dari kecil Chayra tidak terbiasa bermalam di manapun selain rumahnya dan sejauh ini memang hanya kamarnya lah tempat ternyaman untuk memejamkan mata. Jadi ia benar-benar tidak ingin bermalam di sini.
Aha! Chayra tersenyum kecil ketika mendapatkan satu ide.
"Tapi anjing tetangga sebelah belum Chayra kasih makan deh om, tante, kasian banget kan kalo harus tunggu besok baru dikasih makan."
"Ah kalo soal makanan anjing mah gampang bisa om gojekin, kalo kamu kan nggak bisa, takut ilang dicolong abang-abang gojek." balas Fras lawak.
"Gimana? Masih ada alesan cadangan lain?" tanya Elina dengan pandangan meledek ke arah Chayra yang hanya dapat menunjukan cengiran khasnya.
"Pokoknya kamu tenang aja, tante dan om pastiin di sini kamu aman sampe kamu pulang besok," ujar Elina lagi. "Atau kamu di rumah nggak biasa tidur sendiri? Mau tidur sekamar sama tante?"
"Lho, tidur sekamar sama om juga?" tanya Chayra shock.
"Ya nggak dong, Chayra, maksud tante kalo kamu takut tante bisa temenin kamu tidur di kamar tamu, kamu ini ada-ada aja celetukannya." jawab Elina dengan terkekeh tawa pada akhirnya.
"O- oh gitu, yaudah nggak apa-apa kok tante, Chayra kebiasa tidur sendiri di rumah."
°•°
Mata bening dengan warna cokelat tua itu terbuka perlahan dan menunjukkan sorot mata datar seperti biasanya. Namun ringisan pelan keluar dari belah bibir itu ketika pening dirasakan pada kepalanya segera setelah membuka mata, meskipun pada faktanya justru bagian perut lah yang membuatnya pingsan begitu saja.
"Kenapa tau-tau di sini ya," gumam dirinya pelan.
Detik berikutnya Galen mendudukkan dirinya pelan-pelan pada ranjang besar itu sebelum akhirnya melangkah keluar kamar setelah dirasa sudah cukup kuat untuk menopang tubuhnya.
Baru saja ketika ia berhasil menutup pintu kamar, tubuh nya menabrak sesuatu, atau bahkan baru Galen sadari lebih tepatnya seseorang.
"AW!" ringis orang itu.
Galen tidak bergerak karena tabrakan tadi, ya bagaimanapun juga badannya cukup besar dibanding orang yang menabraknya.
Galen mengernyitkan dahinya bingung melihat seorang cewek yang seumuran dengannya kini berada di koridor lantai dua rumah milik keluarganya. Galen tentu tidak lupa fakta bahwa ia adalah anak tunggal dari kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Side
Ficção AdolescenteVantaside adalah titik mula dimana kisah dari kedua insan tersebut dimulai. _______________ Dilarang keras mencuri dan mengikuti isi dalam buku.