Saat ini Daren dengan ke empat anggotanya juga Galen sudah berada di halaman belakang sekolah. Daren dan Galen bahkan sudah berhadapan dengan posisi siap untuk bertarung satu lawan satu, mata mereka saling menatap tajam dan sengit. Seakan akan pertarungan perdana mereka kali ini benar-benar mempertaruhkan harga diri laki-laki mereka yang mereka jaga selama ini.
Sedangkan Noa, Marcel, Gio dan Sella memperhatikan mereka dari jauh sekaligus menjaga-jaga jika saja ada guru atau penjaga sekolah yang melihat. Mereka hanya memberi kabar ke anggota yang lain bahwa kini Daren dan yang lain sedang sibuk mencari pengganti inti baru dan akan segera mengabarkan kembali ke seluruh anggota aktif Vantaside jika pengganti sudah ditetapkan.
"Gue harap lo nggak pura-pura lemah dan sembunyiin keahlian lo cuma karena gue ketua Vantaside yang harus dihormatin." ujar Daren dengan senyum licik. Daren bersumpah ini bukan dirinya, ia semata-mata bersikap angkuh sedari tadi demi mengetahui bagaimana Galen menyikapi sikapnya, sejauh ini ia begitu kagum karena Galen sangat tenang dalam menanggapi Daren meskipun Daren sudah berkali-kali memancing emosinya.
Raut wajah Galen tetap datar dan kaku setelah mendengar ucapan Daren. "Sekalipun lo anak presiden, kalo lo yang cari masalah sama gue duluan, jangan harap gue kasih hormat gue ke lo."
Daren menganggukan kepalanya kecil sambil terkekeh mendengar balasan Galen.
Sedangkan disisi lain, keempat manusia itu berdiri dengan ekspresi wajah yang berbeda beda. Ada Marcel yang begitu serius memerhatikan, ada Sella yang menahan kantuknya dengan menyandar pada pagar pembatas tanaman lalu ada Gio dan Noa yang bergerutu kesal.
"Ketua lo drama banget anjir, ribut tinggal ribut lama banget." cetus Noa.
Gio ikut kesal juga sedari tadi. "Tuh dia ngomongin apaan si berdua, kalo mau ngerumpi gue tambahin kuaci sama kopi dah nih."
Ya memang dasarnya anggota durhaka, ketuanya saja dinistain sama mereka. Jangan sampai Daren dengar, karena bila ia mendengarnya, Noa dan Gio bisa habis riwayatnya.
"Tau, kesel banget!" timpal Noa lagi namun kini sambil menepuk-nepuk kasar kulit putihnya. "Ini juga nyamuk disini babon banget sialan kulit gue jadi bentol banyak banget!"
Mendengar itu tatapan Gio yang semula mengarah pada Daren dan Galen, kini beralih ke Noa yang sontak membuatnya tertawa lepas.
"Belom mandi kali lo, bau comberan makanya dikerubutin nyamuk,"
"Sini ngomongnya deketan biar enak gamparnya." ancam Noa yang seketika membuat Gio bergeser posisi ke ujung sana di sebelah Marcel untuk menghindari perang dunia dengan titisan Voldemort macam Noa.
Kita kembali pada kedua insan yang tanpa sadar sudah diselimuti oleh hawa emosi menggebu-gebu. Lalu, tanpa pikir panjang dan aba-aba, Daren memulai serangan pertamanya dengan hampir saja melesatkan tinju pada hidung sempurna Galen yang tentu dapat dihindari oleh Galen dengan gesit.
"Wow, boleh juga," ucap Daren. "Oh iya, jangan kenain muka gue ya, aset nih buat nyari cecan."
Galen mendelik najis. "Dih, apa apaan! Mana ada ribut nggak mau bonyok di muka."
"Lakuin aja kenapa sih!" gerutu Daren.
"Bacot!" balas Galen dengan seketika memberikan bogeman mentah ke rahang Daren yang langsung saja membuatnya oleng.
"Anjing! Dikata jangan muka!" bentak Daren kembali tidak terima dan segera memberikan balasannya pada Galen.
Akhirnya kali ini yang benar-benar dinanti Marcel sedari tadi, sudah cukup ia geregetan menonton Daren dan Galen yang seperti hanya main-main hingga akhirnya kini mereka bertarung dengan serius dan begitu sengit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Side
Novela JuvenilVantaside adalah titik mula dimana kisah dari kedua insan tersebut dimulai. _______________ Dilarang keras mencuri dan mengikuti isi dalam buku.