"Woi! Sante dong lo anying, kuah bakso masih mendidih gini main serobot aja! Ketumpahan ke muka makin burik lo ntar!" oceh Chayra kencang-kencang di salah satu stan makanan dalam kantin sekolahnya yang membuat semua pasang mata di sana mengarah ke mereka.
"Congor lo gede banget anjir," bisik Syren pelan pada temannya itu sambil buru-buru menarik Chayra ke salah satu meja. Syren tidak mau dirinya semakin terkenal di penjuru sekolah karena ia punya teman yang sama gilanya dengan penduduk RSJ.
"Ah jadi jember kan mangkok bakso gue." ujar Chayra lagi sambil mengelap tangan dan bagian luar mangkok dengan tisue.
"Udah kenapa sih, kan yang lo makan isinya bukan mangkoknya." sahut Syren lagi sembari menyuap mie ayam di hadapannya. "Lagi juga kan tadi lo yang matanya meleng anjir padahal."
"Mau mata gue meleng kek, juling kek, gelinding kek, kodratnya itu cewek selalu benar!"
"Suka-suka lo deh, Chay."
"Eh, btw, mau gibahin apaan lo tadi di kelas? Mumpung bakso gue masih anget nih kita makan sambil gibah, wah udah deh anjir tiada dua nikmatnya."
Mendengar perkataan Chayra, Syren yang tadinya ingin kembali memakan pangsit gorengnya jadi batal begitu saja. Memang ya, cewek itu paling anti kalo tidak ada gibah sehari.
"Oh iya anjir, untung lo ingetin gue," ucapnya sambil mengambil posisi duduk yang pas menghadap Chayra agar gibahnya tentu saja jauh lebih berkualitas. "Lo udah tau belom sih? Ini kan menjelang kakel mau ujian kelulusan ya, berarti masa perekrutan anggota inti baru buat Vantaside juga kayanya sebentar lagi mau dijalanin."
Satu suapan bakso masuk kedalam mulut kecil Chayra sambil dirinya mengganguk angguk menanggapi ucapan Syren yang berada di depannya.
"Tau sih, pernah denger juga, terusnya?" tanya Chayra balik.
"Ya nggak gimana-gimana sih, cuma kayanya seru aja gitu kalo bisa gabung ke mereka apalagi kan semua alumni kita dari sini pas lulus bener-bener jadi orang berhasil semua dan mereka semua itu udah pasti anggota Vantaside, keren banget nggak sih?" lanjut Syren sambil mengaduk-aduk minuman es teh manisnya. "Tapi sialan banget sih otak gue nggak memadai, apalagi kemampuan beladiri coba?! Ke warung malem-malem kalo banyak cowok nongkrong aja gue puter balik, hadeh."
Chayra sekali lagi menganggukkan kepalanya setuju. Ia bobrok-bobrok begini juga tau tentang organisasi asal sekolahnya yang terkenal di manapun itu.
Chayra tau bagaimana Vantaside selalu mencari anggota dari segi terbaik dalam segala aspek apapun tanpa terkecuali. Chayra bahkan pernah iseng bertanya mengapa Vantaside selalu mencari anggota dengan sistem seperti pandang bulu karena menurutnya itu tidak adil untuk murid lain yang ingin bergabung namun terkendala karena kriteria Vantaside yang terlalu tinggi pada kakak kelas nya yang berada di ekstrakulikuler bersama dengan Chayra.
Dan sampai detik ini, Chayra masih mengingat betul jawaban itu.
"Vantaside selalu cari anggota dari segi terbaik karena itu semua demi menjaga nama baik dari Vantaside itu sendiri, sekarang lo bayangin sendiri kalo di suatu kelompok isinya orang-orang hampir tanpa minus, nah gimana caranya lo bisa ngerendahin dia? Gimana caranya lo bisa ngejelek jelekin tuh orang kalo yang lain aja bahkan udah tau orang yang mau lo rendahin itu gapunya celah dari segi buruk. Itu yang Vantaside jaga selama ini. Kita cari anggota terbaik agar orang lain nggak punya celah sedikitpun buat cari koreng sama kita, toh juga anggota terbaik yang direkrut di setiap angkatan akan jadi anggota yang ngelindungin murid lain di luar Vantaside. Semua Vantaside lakuin demi kebaikan."
Maka semenjak dirinya mendengar sendiri jawaban dari pertanyaan yang selama ini ia pendam-pendam, pandangan Chayra tentang Vantaside telah berubah total.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Side
Teen FictionVantaside adalah titik mula dimana kisah dari kedua insan tersebut dimulai. _______________ Dilarang keras mencuri dan mengikuti isi dalam buku.