5| Sedikit acara di rumah Daru

2 0 0
                                    

Kia mengernyit begitu melihat banyak kendaraan yang terparkir di halaman luas rumah Daru.

Pagi ini ia datang dengan Yuna. Daru memang bilang bahwa ingin mengadakan acara syukuran kecil kecilan. Tapi masa sepagi ini teman temannya sudah datang?

Belum lagi mobil mini Cooper yang menarik perhatian nya. Setau Kia di kampus pun ia tak pernah melihat mobil ini. Jadi kemungkinan besar mobil yang sedang menarik perhatiannya sekarang bukan mobil dari salah satu teman Daru.

Atau malahan ini mobil baru Daru?

Lalu mobil Daru yang lama dikemanakan ya? Karena saat ini Kia tidak melihat mobil Daru yang biasa pacarnya itu bawa untuk menjemput Kia saat mau pergi ke kampus.

Tapi baru kali ini Kia melihat seberapa boros seorang Daru.

Daru juga sering membelikan Kia pernak pernik Exo yang harganya lumayan fantastis. Tapi tetap saja melihat kejadian sekarang membuat Kia lumayan kaget.

"Eh Ki itu mobil Daru?" Yuna menunjuk mobil mini Cooper yang Kia pikirkan. Nah ternyata bukan hanya Kia kan yang berpikiran bahwa mobil itu punya Daru.

"Gak tau, Daru belum cerita ke Kia. Kita masuk dulu aja deh."

Kia dan Yuna langsung memasuki rumah Daru dengan langkah cepat. Begitu membuka pintu mereka langsung disuguhi pemandangan banyaknya laki laki yang sedang menatap ke arah mereka.

"Jangan liatin cewe gue!!!" Daru langsung menghampiri Kia dan menyembunyikan dibelakang tubuhnya. Tentu saja tubuh mungil Kia langsung tak terlihat.

"Yaelah deh bucin bener." gumam salah satu teman Daru sambil memakan kacang di dalam toples.

"Sini sini Kia Yuna duduk."

"Gak usah SKSD lo sama cewe gue." Kali ini Gelsi yang menegur teman temannya.

Yuna langsung menghampiri Gelsi, memeluk sebentar dan duduk bersandar nyaman dibahu kanan kekasihnya.

"Nih, tadi mami suruh Kia bawain. Takut Daru belum sarapan." Daru tersenyum manis.

Daru begitu bersyukur karena Kia lahir dengan keluarga yang sangat ramah. Untungnya juga hubungan Daru dan Kia mendapat respon positif dari keluarga Kia.

"Nanti gue makan." Daru menarik lembut tangan Kia.

"Lo bisa bungkusin makanan kan Ki?" tanya Daru begitu duduk di karpet ruang tamunya.

"Yaelah Dar, cewe lo gak manja manja amat kali. Yakali dia gak bisa buat bungkus makanan doang." celetuk Edgar sambil mencetak nasi di dalam mangkok.

"Lagian nih Ki gampang kok. Kan udah ada boxnya tinggal di taro taro aja."

"Ribet, kenapa Daru gak pesen catering aja sih?" Dumel Kia tiba tiba.

Semua pasang mata membelalak. Kia ini terlalu frontal. Mungkin karena dilahirkan dikeluarga yang terlalu menyayangi gadis satu ini membuat Kia biasa mendapatkan apapun secara instan.

"Biar seru Ki, lo gak mau ikutan nyusun makanan? Gakpapa. Nonton tv aja deh kalau lo gak mau." Daru berkata lembut sambil mengusap rambut Kia yang tergerai.

Kia langsung menengok begitu ingat sesuatu yang akan ia banggakan.

"Daru, Kia hari ini keliatan lebih cantik gak?"

"Kia selalu cantik."

Semua manusia yang berada diruang tamu kompak memalingkan wajahnya. Terlalu bosan dengan cara Daru memperlakukan Kia.

"Ish, Kia tanya lebih cantik atau gak?" Kia kembali mengulang pertanyaan nya karena belum mendapatkan jawaban yang ia mau.

"Iya lebih cantik, Kia habis ganti warna rambut kan?" Daru peka. Sangat peka.

Best RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang