9. Tirta Madhuri

17 0 0
                                    

Jika hari ini adalah hari terakhir masuk sekolah, maka besok pagi adalah hari pengambilan rapot yang akan diikuti dengan hari-hari liburan semester. Itu artinya, kurang lebih dua minggu ke depan aku tidak akan bertemu dengan teman-teman sekolahku. Tak terkecuali Runi.

Beberapa saat lalu ia memberitahu bahwa setelah orang tuanya menerima rapotnya besok pagi, keluarganya sudah berencana akan pergi ke Bandung untuk menghabiskan waktu liburan di sana.

Aku ikut tersenyum senang ketika Runi memberitahuku.

Siapa coba yang tidak akan senang ketika menghabiskan waktunya di kota yang konon katanya dilahirkan ketika tuhan sedang tersenyum.

"Bumi pasundan kali, Cun. Salah kutip tuh,"

Itu yang dikatakan Runi saat aku menyebutkan kutipan milik M. A. W. Brouwer yang terkenal itu.

"Kamu mau oleh-oleh nggak, Cun?"

Baiknya temanku ini.

Aku tersenyum sumringah dan menggeleng.

"Nggak ah. Nanti aku bilang mau, pas udah sampe ditagih uang gantinya,"

Beberapa kali ketika Runi pergi keluar kota, ia selalu menawariku oleh-oleh yang berakhir aku diminta untuk mengganti uangnya.

Nggak masalah sih kalau minta gantinya seharga barang atau paling mentok plus biaya ongkir katakanlah.

"Nggak usah diganti. Cukup traktir kantin aja seminggu,"

Nah, ini? Jauh.

Ia tertawa.

"Yeeu! Enak di kamu, nggak enak di aku. Nggak ah, kapok dapet tawaran oleh-oleh dari kamu,"

Aku mendengus dan ia semakin tergelak dengan tindakanku.

Saat aku masih bersungut-sungut karena Runi, ponsel di atas mejaku bergetar beberapa kali.

"Geter tuh, Cun,"

Runi melirik ponselku, menunjuknya secara tersirat.

"Iya,"

Tangan kananku terulur dan segera membuka pesan yang masuk.

Raksa

Cun

Cunii

Maen yokk :v

Cunn, coba liat ke jendela

Membaca pesan yang terakhir membuatku menoleh.

Beberapa meter dari jendela kelasku, Raksa tersenyum sambil menunjuk-nunjuk ponselnya. Semacam kode 'dijawab, ya.'

Main apa?

Ngapain gk di kls malah berdiri di situ?

Aku bisa melihat ia tersenyum ketika pesan balasanku sepertinya sudah ia terima.

Raksa

Kan udh free

Gk boleh emg kalau di sini?

Boleh sih

Nanti pulang sekolah ke kedai susu biasanya

Mau?

Aku kembali menoleh ke arahnya dan mengetikkan jawaban.

Mmm ...

Mau deh

Aku tidak memiliki alasan untuk menolak ajakan Raksa.

CitrapataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang