"Apa kalian tau siapa aku? Namaku Isabella, Apakah aku perlu memberitahu nama belakang ku? Sepertinya tidak.
Ini tahun ke-3 semenjak aku ditangkap oleh anjing pemerintah itu. Andai saja kalian dapat melihat kondisi penjara yang ku tempati saat ini, ah tidak ini lebih terlihat seperti neraka hahaha"
Isabella masih tertawa, ada jeda sebentar sebelum ia melanjutkan ucapannya.
Isabella melihat ke atas, menatap kosong atap itu. Menerawang kembali apa yang terjadi,
"ah aku sudah tidak memiliki niatan untuk hidup, alasan terakhir ku untuk itu sudah sudah tidak ada.
Bukankah itu lucu? tentu saja tidak menurut kalian. Aku bukanlah seorang komedian yang bisa menghibur dan membuat kalian tertawa. Tetapi fakta itu dapat membuat diri ku tertawa sendiri hahaha"
"Hei apa yang kau lakukan, tertawa sendiri?" Ucap seseorang yang berada di depannya sedang sibuk membuka pintu penjaranya.
"Tahanan nomor 1709, keluar kau. Kau akan dijual oleh Lexy" lanjut orang itu.
"Apa kalian dengar?!" Ucap isabella sedikit berteriak.
"Diam kau wanita jalang" seru orang-orang yang berada di penjara itu.
"Hey kalian para manusia sampah, kalian dengar itu?! Aku akan dijual hahaha. Ah sepertinya aku akan dijadikan alat pemuas nafsu. Aku masih perawan, hargaku pasti akan mahal hahaha"
Kemudian Isabella ditarik ke atas panggung oleh orang tadi, panggung yang sangat besar. Penontonnya pun juga banyak, tentu saja semuanya laki-laki.
-
"Sudah satu minggu sejak mereka menyelamatkan kita. Aku rasa mereka benar-benar hanya ingin menyelamatkan kita" ucap Arga setelahnya duduk di sebelah Bimo.
"Hey Arga, aku tetap tidak percaya dengan mereka. Aku rasa mereka mempunyai alasan" jawab Bimo
'Tok tok'
Arga membuka pintunya, "oh ternyata kau lucky, kenapa kau disini?" tanya Arga dan membiarkan lucky masuk.
"Baiklah aku tak ingin berbasa-basi lagi, aku ingin mengajak kalian bergabung ke
The Orde" ucap lucky.Hening diruangan itu, Arga dan Bimo hanya diam dan saling menatap. Menunggu lucky melanjutkan perkataannya.
Lucky pun kembali berbicara "sudah seminggu sejak kami menyelamatkan kalian, kami membutuhkan bantuan kalian"
"Hey bangsat, kami berterimakasih atas bantuan kalian. Tapi kami meno-"
Arga segera memotong ucapan lucky "baiklah, kami ikut" jawabnya final.
Bimo yang tak terima langsung melayangkan protesnya "hey Arga apakah kau lupa dengan kesepakatan kita?"
Arga diam, tak berniat untuk menjawab. Lucky pun melanjutkan perkataannya,
"Arga ikut aku ke distrik 2 ada yang harus kita lakukan" setelah mengucapkan itu lucky pun keluar dan Arga langsung mengikuti lucky.
"Hey Arga, apa yang kau lakukan" tanya Bimo sambil mencegat Arga
"Tenang saja, aku memiliki sebuah rencana. Ikut saja ok?" Arga melepaskan cegatan Bimo, Bimo hanya dapat menggeram kesal tanpa bisa berbuat apapun.
"Hey Arga, kita akan pergi menggunakan kuda agar Algojo tidak menemukan kita"
"Apa yang terjadi jika Algojo menemukan kita?" Tanya Arga saat mereka mulai menjauh dari area distrik 1
"Dengar, kami adalah buronan. Tentu saja aku termasuk dan kau tau apa yang akan terjadi jika algojo menemukan buronan? Ada 2 kemungkinan; pertama menjual mereka menjadi budak, kedua mengeksekusi mereka di tengah distrik seraya menunjukan kehebatan mereka. Ya... padahal mereka tidak hebat"
Arga kembali bertanya "lalu apa yang terjadi dengan ku? Aku bukan seorang buronan tetapi tentu ada akibatnya jika aku bersama seorang buronan"
"Benar" sahut lucky
Lucky meletakan tangannya di lehernya, kembali melanjutkan perkataannya "seseorang itu akan dipenggal. Mau wanita, anak-anak, ataupun lansia mereka tak pandang usia. Bahkan ada algojo di luar sana yang mengoleksi kepala orang-orang yang mereka penggal"
"Seperti Bimo saja ya bedanya Bimo mengoleksi organ tubuh" sahut Arga lebih terlihat seperti gumaman
"Apa kau mengatakan sesuatu Arga?"
"Ah tidak, aku hanya kesal karna banyak nyamuk disini"
Mereka hanya menghabiskan waktu sekitar 10 menit, "Arga kita sudah sampai di distrik 2" kata lucky.
Sesampainya disana Arga mengedarkan pandangannya ke daerah sekitar
Lucky menegur Arga "Jangan melihat mereka, hampir dari mereka semua buronan peringkat 2"
"Aku tidak begitu paham, apa maksudnya?"
"Yaa aku tidak mau menjelaskannya"
Arga tak mempersalahkan itu, kemudian Keduanya turun dari kuda, berjalan sambil menggiringnya.
"Hey Arga, kita disini akan melihat perjualan kriminal" kata lucky
"Apa yang akan kita lakukan disini? Aku tebak, tidak hanya menonton bukan?"
"Tentu saja" jawab lucky dengan nada yang sedikit meninggi
Mereka pun berhenti di depan suatu tempat, sangat ramai. Mengikat kudanya pada sebuah tiang dan masuk kedalam.
Sesampainya di dalam mereka melihat seorang pria menarik seorang wanita ke tengah panggung disana.
"BANGSAT KITA TERLAMBAT ARGA"
-
Suara disana saling sahut menyahut, saling menawar hingga harga tertinggi. Gadis didepannya itu sudah terjual dengan harga 24jt, dimenangi oleh tuan Hanzo.
Ini gilirannya, isabella ditarik kedepan, lampu sorot mengarah kearahnya. Sang moderator mulai berbicara mengenai dirinya
"Selanjutnya, gadis ini bernama Isabella. Bukankah dia sangat muda? Dia terlihat lucu dengan rambut pendek itu tetapi juga terlihat sexy karna tingginya mencapai 178 cm. Baiklah bagaimana kita mulai dengan harga 15jt?"
Lucky langsung berlari ke arah panggung, sambil mengeluarkan pistolnya kemudian menembak pria yang tadi menyeret wanita itu —isabella, serta sang moderator.
Setelahnya ia menarik wanita itu dan membawanya ke Arga, menyuruh Arga untuk membawanya keluar dari distrik 2. Arga yang paham langsung membawa wanita itu keluar dengan kudanya sambil menembak orang-orang yang menghalang jalan mereka.
Lucky pun kembali menembaki orang-orang yang berada disana,
"BANGSAT INI KENAPA AKU TIDAK MENYUKAI DISTRIK 2 KARENA AKU HARUS MEMBUNUH ORANG-ORANG YANG TIDAK BISA MELUKAIKU" ucap lucky, ia pun mengeluarkan bom yang ia siapkan kemudian melemparkannya ke arah kerumunan orang-orang disana dan berlari keluar menyusul Arga, tak lupa dengan menggubakan kuda yang ia tunggangi.
-to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Nobody Knows
Mystery / Thrillerdistrik 1 wilayah yang sangat aman, penduduknya mengira bahwa kriminal/pembunuhan di era sekarang tidak ada. Arga dan Bimo pun juga berpikir seperti itu,sehingga mereka menjadi pembunuh untuk pertama kalinya di distrik 1. namun mereka bertemu kelomp...