[O7] Algojo

14 1 0
                                    


"Apakah kau ingin melawan makhluk itu? Mereka bahkan bisa melukai ku, apakah bocah sepertimu yang bisa mengalahkan mereka dengan mudah?!" teriak R dengan penuh emosi kepada Isabella.

"Aku bisa. Akan ku bunuh serigala itu, bangsat."

"Apa? Serigala?" Sela Hannah.

"Apakah serigala itu nyata?" Lanjut Hannah.

"Tidak Hannah, Kami hanya sedang memainkan permainan saja. Mereka tidak nyata" jawab Isabella.

"Mereka nyata, beberapa waktu yang lalu aku bertemu serigala. Mereka menyeramkan, mereka memakan manusia" bantah R.

"Hey bangsat" kata Isabella sambil memukul R dan berkata "dia itu masih terlalu kecil untuk kau ceritakan hal seperti itu."

"Isabella, aku bukan anak kecil lagi. Walaupun aku tidak bisa melihat tapi setidaknya aku dapat mendengar kisah mereka" sambung Hannah.

"Lakukan yang kau suka" jawab Isabella dan kemudian berjalan keluar gedung.

"Apaan serigala, dia terlalu berkhayal" gumam Isabella sebal.

"Bangsat sepertinya kita tersesat."

Isabella yang terkejut mendengar suara itu langsung bersembunyi di dalam mobil tua yang berada di sampingnya. Isabella mengintip penasaran siapa mereka.

"Tetap ini semua salah mu kapten. Kau terlalu sibuk ingin melihat pohon-pohon."

"Hahahaha iya salah ku tapi memangnya kenapa?" Balas orang itu sambil memukul lawan bicaranya.

"Sial. Banyak sekali mereka, 1, 2, 3... bangsat 12 orang" kata Isabella.

Lalu muncul lagi beberapa orang yang sepertinya menyusul.

"Total mereka menjadi 21 orang, sialan. Sebaiknya aku harus diam disini. Aku harap aku baik-baik saja" batin Isabella.

"Hey nona, apa yang kau lakukan disini" tanya seseorang dari luar yang langsung mengintip ke dalam mobil yang Isabella tempati.

"Bagaimana dia bisa mengetahui ku" batin Isabella.

Isabella keluar dari mobil sambil menodongkan pistol kearah salah satu sari orang-orang tersebut.

Aneh, mereka tidak takut dengan Isabella yang menodongkan pistol kearah salah satu mereka, mereka terlihat biasa saja.

Isabella berkata "Apa kalian tidak peduli dengan teman kalian ini?!"

Mereka semua pun serentak mengeluarkan pistol dan mengarahkan kearah Isabella. Melihat itu Isabella menembak duluan dengan asal dan berharap mereka terkena, tetapi tidak satupun dari mereka yang terkena pelurunya.

Orang-orang itu langsung memukul Isabella hingga pingsan dan membawanya pergi.

: :

Di satu sisi, Hannah dan R yang asyik mengobrol pun terkejut mendengar adanya suara tembakan. R pun mengintip kearah sumber suara, Saat mengintip R sadar bahwa sudah ada seseorang di belakangnya yang sedang menodongkan pistol kearahnya.

Lalu R pun hanya pasrah. Orang itu memanggil temannya yang lain berjumlah 21 orang, totalnya 22 orang termasuk orang yang memanggil.

: :

"Apa yang terjadi? Akh... Kepala ku pusing, sepertinya aku diikat ya?" Kata Isabella sesaat sadar dari pingsannya.

Isabella mengangkat kepalanya, memastikan dia berada dimana. Tatapannya berhenti saat melihat R yang sedang dikeroyok oleh orang-orang tadi bahkan sampai babak belur.

"SIAPA KALIAN BANGSAT?!" Teriak Isabella.

"Kau sudah bangun ya nona cantik" kata salah satu dari mereka.

Isabella pun menggeram marah "aku tanya siapa kalian? Mau apa kalian?"

"Hey kau sangat kasa nona. Mari kita tanya dia" jawab orang itu berjalan menuju ke arah R.

"Hey sobat, siapa kami?" Tanya orang itu kepada R sambil menarik rambut R untuk melihat kearah Isabella.

"Mereka Algojo" jawab R.

"Algojo? Apa yang dilakukan anjing pemerintah disini? Kalian hanya mengejar kriminal berbahaya kan" jawab Isabella.

"Jaga ucapan mu, dasar jalang" sahut salah satu dari mereka.

"Kami memang mengejar kriminal berbahaya saja..." jawab orang itu menatap ke arah Isabella.

"...dan orang ini lah yang kami cari" lanjutnya sambil mencengkeram wajah R untuk menatap kea arah Isabella.

Orang itu melepaskan Cengkraman pada R, menuju ke arah sofa sekitar dan duduk dengan gaya yang sangat angkuh. Sambil membersihkan tangannya ia berkata "Orang ini adalah R. Nama aslinya Richard, anggota The Orde serta buronan peringkat 0."

"Itu tidak mungkin. Benar kan R?" Bantah Isabella.

Namun R hanya diam saja, tidak menjawab. Hening sesaat, hingga akhirnya Isabella sadar bahwa tidak ada Hannah disini.

"bajingan, dimana Hannah?!" Tanya Hannah dengan penuh penekanan

"Ah maksud mu pasti bocah buta itu kan?" Jawab orang itu kemudian ia berjalan ke belakang sofa bergerak seperti mengambil sesuatu dari sana.

"Akan ku bunuh kau bangsat. Apa yang kau lakukan padanya, kau segitunya sampai melakukan ini. Dasar anjing pemerintah sialan!" ucap Isabella.

"Jaga omongan mu, jalang" jawab beberapa orang yang lainnya seraya menendang Isabella.

"Tentu saja aku melakukan ini karna siapa pun yang bersama buronan atau kriminal akan dibunuh. Mau itu anak kecil, wanita hamil, bahkan orang tua yang tidak mengingat namanya sekalipun."

Setelah berkata seperti itu, orang tersebut melemparkan sesuatu yang dia cari tadi ke luar gedung "ini lantai 3 kan? Pasti kepala itu hancur."

"KENAPA KAU TIDAK MEMBUNUHKU SAJA BANGSAT. Aku juga bersama buronan bukan?" Teriak Isabella saat menyadari bahwa kepala yang orang itu maksud adalah kepala Hannah.

"Itu benar. Tetapi kau sudah menjadi kriminal beberapa waktu yang lalu karna menodongkan pistol ke arah Algojo..."

"...ah sepertinya kita selesaikan saja disini, kalian bawa nona ini ke distrik 2 dan Lexi pasti suka dengannya" lanjutnya.

"Baik kapten."

"Hey kalian. Bakar gedung ini, kita tidak boleh membiarkan tempat tidak suci ini dibiarkan ada."



-to be continued.

Nobody KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang