#3 : Memanjat

3.5K 297 15
                                    

Astaga! Lamunanku seketika buyar ketika aku mengingat janji Jack kemarin siang, dia berjanji padaku untuk mengajariku berburu hari ini. Jack berkata padaku bahwa dia akan menunggu di kolam kecil dekat hutan. Hampir saja aku melupakannya.

Jack pasti tengah menungguku di sana dan tanpa membuang lebih banyak waktu, aku segera mengenakan jaketku, jeans, dan sepasang sepatu Bot kesayanganku. Tapi, aku tidak mempunyai alat atau senjata apapun untuk berburu, aku tidak punya tombak, panah, apalagi jerat. Lalu..... Huh.. sudahlah, aku tau Jack akan meminjamkan alatnya padaku.

Aku menemui Ibu yang tengah sibuk mengerat rot untuk pesta kecil nanti malam, "Ibu, aku mau pergi dengan Jack, dia akan mengajariku berburu hari ini, boleh, kan ?"

Ibu menoleh ke arahku sembari tersenyum, "Berhati-hatilah, jaga dirimu. Jangan pulang terlalu petang, Jessy."

Aku memeluk Ibu, "Jack akan selalu menjagaku, Ibu."

"Kau boleh pergi, tapi jika ada sesuatu yang terjadi padamu, maka Ibu akan meminta pertanggungjawaban dari Jack."

Aku terkekeh, "Kau cerewet, Ibu."

Kami pun tertawa bersamaan, seketika aku teringat lagi pada Jack yang tengah menungguku di kolam kecil dekat hutan. Astaga, ternyata aku gadis yang cukup lamban.

"Baiklah, aku pergi." ucapku seraya mencium pipi dan tangan Ibu.

°°°

Setibanya di kolam kecil dekat hutan, aku masih mengatur nafasku yang tidak stabil. Tadi, saking terburu-burunya, aku berlari menuju kolam. Dan pastinya aku juga mengkhawatirkan Jack. Tapi.. di mana Jack ?

Mataku mulai menelusur ke setiap penjuru tempat, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Jack. Apakah di marah, lalu pergi meninggalkanku ? ataukah..

"Hei, Jessy. Aku di sini." ucap seseorang mengejutkanku. Rasanya, aku mengenal suara itu.

Aku berusaha mencari asal suara itu, "Hei, di mana kau ? Hei Jack ? apa itu suaramu ?"

"Yah, ini aku. ada di sini."

"Di mana ?"

"di atas.... di pohon."

"di pohon ?"

Perlahan, aku menengadahkan kepalaku ke atas pohon pinus di dekat kolam. dan di situ rupanya Jack berada.

Aku berkacak pinggang, "Turunlah, Jack !"

"Hmm... Bagaimana kalau kau saja yang ke sini ?" ucap Jack yang sepertinya ada udang di balik batu.

"Apa ? Aku tau maksudmu, kau menghinaku, kan ?" ucapku kesal. "Jangan sarkastik, Jack. Seharusnya, kau mengajariku memanjat, bukan menghinaku! Kau kan tahu aku tidak bisa memanjat.

Jack tertawa terbahak-bahak, "Hahahaha, kau mau diajari, ya ?"

Aku mengangguk. Jack menuruni pohon.

"Akan kuajari, tapi... bolehkah aku meminta bayaran ?"

"Konyol ! apa yang kau mau dariku ? lemari tuaku yang sudah lapuk ? kasur tidurku yang setipis kulit ayam ? atau ---"

Jack memotong ocehanku, "Ciuman. Aku mau ciuman."

Aku terperangah, "Ciuman ?"

"Yah, aku mengajarimu memanjat, lalu kau cium aku."

Aku menaikkan sebelah alis mataku. Jack memang tampan, dia gagah dan tegas. Aku menarik nafas pelan, "Ciuman pipi saja, kan ?"

Jack menyilangkan tangannya di dadanya yang kekar, "Hmm.. Lebih dari itu ?? bagaimana jika lebih dari sekedar... ciuman pipi ? "

"Tidak !! hanya ciuman pipi saja, Jack !"

"Hmm..Tapi.. aku... aku... aku

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.aku

.

.

.

.

.

aku

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Aku hanya bercanda, Jessy. Aku tidak sebejat itu. Hahahah...kena kau !!!" Jack tertawa dengan nafsunya. Sepertinya, dia benar-benar menganggap bahwa leluconnya itu sangat lucu.

Aku berlalu pergi meninggalkan Jack. Aku kesal dengannya. Dia pikir itu lucu? Heh, lucu dari mana? Itu konyol!

Aku menoleh ke belakang sebentar, kemudian berbalik lagi. dan.... Dug ! Aku tersentak ketika Jack meraih tanganku dengan gesit dan menahanku pergi. WOHOO!!! Kesempatan ! aku bisa membalasnya sekarang, aku akan berpura-pura kalau aku sedang marah pada Jack !!! Heheheh, betapa cekikikannya hatiku sekarang. Giliranmu, Jack.

°°°

Sekarang, silent readers benar-benar bertebaran ya. Piuh...
Vote dan comments ya, sob.
makasih udah baca,
:D

Am I a Psychopath ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang