Jack masih memegang erat pergelangan tanganku. Dia berusaha menahanku untuk tidak pergi.
"Lepaskan, Jack !!" tegasku pada Jack yang tengah menatapku dengan tatapan Maaf-aku-hanya-bercanda. dan sebenarnya ... aku juga sedang bercanda, Jack. Kikikik. Aku hanya berpura-pura merajuk padamu.
"Tidak !! aku tak akan melepaskanmu, oh ayolah.. kau terlihat lebih jelek saat kau marah." ucap Jack yang sepertinya bermaksud mengejek.
Aku berpaling, "Jack, kau mengejekku lagi ? oke, aku benar-benar marah sekarang. "
Jack mengernyitkan dahi, "Kau benar-benar marah sekarang???? Jadi... kau yang sebelumnya tidak benar-benar marah ?"
"Em... anu... eh... aku, aku... Sudahlah, Jack, hentikan kekonyolan ini." jawabku . "Huh.. oke, tadi itu aku memang.. yah, memang bercanda."
Jack menyilangkan tangannya ke dada, tampaknya dia kesal.
"Jack !!"
"Jessy !!"
Aku dan Jack bersamaan.
"Kau saja yang duluan bicara, Jessy." pinta Jack.
Alisku naik sebelah, "Kau saja, Jack."
Jack menggeleng."Perempuan yang pertama."
Aku mendengus. "Yah, aku nyaris lupa pada janjimu, AJARI AKU BERBURU, JACK !!"
Jack terkekeh, " santai saja, Nona. berburu atau memanjat ?"
"Keduanya adalah hal yang penting."
"Baiklah. Aku akan mengajarimu memanjat terlebih dahulu. Setelah itu, aku akan mengajarimu memanah, memasang jerat, menombak, dan memasang jebakan. dan satu lagi... semuanya tidak gratis."
Aku terbelalak, "JACK !!!!"
Jack mengedipkan sebelah matanya, "bercanda."
Adakah teman yang sekonyol dan senakal Jack ? pikirku dalam hatiku.
"Baiklah, Jessy. Lihatlah pohon pinus di depanmu itu." Jack menunjuk ke arah pohon pinus yang tingginya tak seberapa. "Kau siap menaikinya ?"
Aku mengangguk penuh semangat.
"Dekati pohon itu, dan berbisiklah padanya aku akan memanjatmu hei Pinus dan janganlah kau jatuhkan aku, atau kau akan sekarat di tanganku." pinta Jack konyol. "Sudah, lakukan saja."
"baiklah." aku mendengus. "Hei, pinus, aku akan menaikimu dan jangan jatuhkan aku, atau kau akan sekarat."
"Sudah ?"
aku mengangguk.
"Sekarang raba dan tataplah setiap alur teksturnya. Heheh.. tidak, tidak, kurasa bagian itu tidak perlu dilakukan. Hmm.. yang perlu kau lakukan sekarang adalah... tempelkan kedua telapak tanganmu ke pohonnya."
Aku tersenyum kecut sembari menempelkan kedua telapak tanganku ke pohon, kemudian aku menoleh lagi ke arah Jack. Meminta aba-aba selanjutnya, "Lalu ?"
"Tarik nafas, kerahkan seluruh tenagamu, berdoa, dan.... NAIK !!!!"
Aku menarik nafas panjang dan menatap tajam ke atas, 1.. 2... 3... Wohoo... kukerahkan seluruh tenagaku, mencoba meraih batang demi batang pohon dan merayap layaknya kadal. Awwww..... kakiku terpeleset, dan aku...... "aaaaaaa !!!!!!"
Huh... syukurlah Jack dengan gesit menangkapku, jika tidak... aku aku akan merasakan rasa sakit tak tertahan selama 7 hari 7 malam. Nyaris.
Jack menatapku penuh rasa kasihan, aku benci tatapan itu. "berhati-hatilah, Jessy. Kau terlalu agresif. Rileks saja. Sekarang.. ulangi !"
Aku mengangguk.
Perlahan, aku mengulangi lagi langkah demi langkah, berbisik pada pohon, menempelkan telapang tangan, menarik nafas, kerahkan tenaga, santai, dan... NAIK !!!
"Bersemangatlah, Jessy. Aku tahu bahwa kau adalah calon pemanjat yang handal . Yuhuuu !!!" teriak Jack sambil mengawasiku.
Ugh ! akhirnya . "Aku berhasil, Jack." teriakku pada Jack penuh rasa bangga.
Aku terlonjak kaget ketika aku mendengar suara berisik di atas kepalaku, suara yang tak asing dan menakutkan. Suara dari si makhluk mematikan. Aku tercekat sekarang, betapa tidak, ADA SARANG TAWON DI ATAS KEPALAKU !!!! Oh, Jack, tolonglah aku.
Aku menoleh ke bawah, ke arah Jack , seraya mengarahkan satu jari telunjukku ke atas kepalaku, aku bermaksud memberinya isyarat agar dia tahu bahwa ada sarang tawon di atas kepalaku.
Jack menengadah. Lalu terperangah. Menempelkan satu jari telunjuknya ke bibir merah manisnya. Dia mengisyaratkanku agar tetap diam dan jangan bergerak.
Dari atas, aku melihat Jack masih kebingungan, mungkin dia sedang memikirkan bagaimana cara menyelamatkanku sekarang. Aku tidak mungkin melompat, karena sedikit saja gerakan yang mengganggu kediaman para bangsa tawon, maka mereka, para bangsa tawon, tidak akan segan-segan menghadiahkan sengatan mematikannya itu. Aku bergidik membayangkan hal itu.
Oh, Jack, cepatlah, pintaku dalam hati. Jack membalasnya dengan tatapan Sabarlah-Jessy-aku-sedang-berpikir.
"Lompat !!!" teriak Jack tiba-tiba.
Lompat ? itu benar-benar ide yang sangat tidak sopan. Jika aku lompat, maka nyawa taruhannya. Apa tidak ada cara lain ?
"Lompat saja, jessy. Kita akan lari setelah itu." Teriak Jack lagi.
Aku panik setengah mati. Selain takut pada tawon, aku juga takut melompat.
"Aku akan menangkapmu dari bawah." lagi-lagi Jack berteriak.
Ugh! kurasa, Jack benar juga, tidak ada cara lain sekarang selain melompat, kemudian berlari secepat mungkin. Apapun resikonya, tidak ada salahnya kan mencoba ?
°°°°
Wohoo, kira-kira apa yang akan terjadi pada Jack dan Jessy ?
Apakah para tawonnya mengejar Jessy dan Jack?
Hehe.. kalau ingin tahu, give vomments, sobat. Sekali lagi, PENCET BINTANGNYA !! heheh..
Thanks udah baca.
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I a Psychopath ?
Misteri / ThrillerKisah ini berawal ketika Jack berjanji padaku bahwa dia akan mengajariku berburu. Kemudian, kami dikejar tawon dan tersesat di dalam hutan. Konyol? Yah memang. Kau tahu? Selama sepuluh hari aku dan Jack tersesat dalam hutan. sampai kemudian kami t...