Bab 8

2.7K 185 7
                                    

Matahari bergerak pelan menuju barat. Sekarang, aku dan Jack berada di rumah Katniss dan Peeta. Betapa aku terperangah, rumah Katniss empat kali lebih besar dari rumahku. Guci-guci, sofa empuk, dan pajangan mewah tersusun rapih di sini. Rumah tembok berlantai keramik dan atap yang tidak ada bolongannya, Televisi berlayar besar menempel di dinding, serta Perabotan-perabotan mewah lainnya yang menghiasi setiap sudut ruangan. Di halaman depan aku melihat tanaman bunga yang sangat indah, aku ingin menanyakannya pada Katniss tentang bunga jenis apa itu, tapi nanti.

"Kurasa kau mengagumi rumahku terlalu berlebihan." Katniss membuyarkan keterpanaanku. Aku tak menghiraukannya. Sungguh, ini luar biasa. Inilah rumah yang diidamkan semua orang di negaraku.

"Kau dan Jack akan tinggal di sini sementara waktu." ucap Peeta. Perlahan, ucapannya masuk ke otakku, Aku dan Jack akan tinggal.di sini. Sementara.

Tiga kata yang tiba-tiba keluar dari mulutku adalah, "Rumahmu.... Luar biasa."

"Tidak terlalu." ucap Katniss sembari tersenyum. "Memiliki rumah ini bukanlah idamanku. Aku kehilangan Prim— adikku dan orang-orang yang kusayangi. Rumah ini menyimpan masa kelam. Hunger Games."

"Hunger Games?" Jack bertanya. "Kurasa, aku pernah mendengarnya."

"Akan kuceritakan nanti. Setelah kalian membersihkan tubuh kalian. Jessy, kau bisa meminjam bajuku dan kau—Jack, Peeta akan meminjamkan bajunya padamu." Katniss menyuruh kami mandi. Biasanya, aku dan para warga negaraku di Holgaria—mandi di sungai yang bahkan airnya sudah tercemar. Sekarang, untuk pertama kalinya, aku mandi di kamar mandi mewah. Ini sungguhan? kalau iya, biarkan aku terpana sebentar.

°°°

Siang bergulir jadi sore hari. Aku, Jack, Katniss, dan Peeta duduk bersama di ruang makan.

Sambil duduk, aku bertanya pada Katniss, "Oh iya, kalau aku boleh tahu, tanaman jenis apa yang ditanam di halaman depan rumahmu itu? bunganya sangat indah. Sungguh."

Katniss tersenyum memandangku. Dia duduk berhadapan denganku dan Jack. "Itu bunga Primrose. Ayahku mengambil nama bunga itu untuk menamai adikku—Primrose Everdeen. Sayangnya, Prim sudah tiada, dia tewas saat pemberontakan."

"Pemberontakan?" Jack bertanya penasaran.

"Cerita yang panjang." Peeta menjawab. "Dan rumit."

"Hunger Games. Semuanya berawal ketika aku menjadi sukarelawan menggantikan adikku menjadi peserta Hunger Games. Hunger Games adalah permainan yang mematikan—yang mana hanya ada satu pemenang di dalamnya. Jika kau ingin menang, maka kau harus membunuh 23 peserta lainnya." Katniss menjelaskan.

Aku bergidik ngeri. Membayangkan kalau aku jadi salah satu peserta Hunger Games dan membunuh banyak orang.

"Aku dianggap pemberontak. karena................." Katniss terus.menjelaskan cerita masa lalunya.

Sejam berlalu dengan mengharukan. Air mata membanjiri mata Katniss. Dia begitu tertekan atas kematian adiknya. Katniss menceritakan dengan jelas bagaimana histerisnya dia saat mendengar pengumuman tentang Quartell Queel yang mengharuskan dia kembali jadi peserta Hunger Games untuk yang kedua kalinya karena dianggap pemberontak, lalu Cinna-penata gaya sekaligus sahabatnya—tewas, kemudian Finnick, Boggs, dan banyak orang lainnya tewas saat peperangan melawan Capitol—mengorbankan diri demi kemenangan sang Mockingjay—Katniss. Satu hal yang tak bisa dilupakan Katniss saat berada di medan pertempuran—peledakan bom parasut yang menewaskan adik semata wayangnya. Semua distrik lenyap. Rata dengan tanah, kecuali distrik 13.

Katniss juga menceritakan soal Presiden Snow—Presiden Psikopat yang suka meminum darah manusia. Mulutnya selalu bau anyir dan dia selalu menaruh mawar putih di saku jasnya untuk menetralkan bau anyir dari mulutnya.

"Mockingjay—seakan nama itu takkan pernah lepas dari diriku. Akulah lambang pemberontakan. Jika dari awal aku membunuh Peeta, mungkin semua tidak akan terjadi. Tidak akan ada revolusi. Prim masih hidup dan.... Yah, kurasa aku tak perlu menyesali semuanya, karena sekarang sudah tidak ada lagi Hunger Games dan tidak akan ada lagi pertarungan mematikan yang akan membunuh banyak orang." Kattnis mengendus pelan. Berusaha melegakan hatinya dan mencoba kembali mensyukuri apa yang tersisai.

Peeta mencium kening Katniss. "Kau masih memilikiku."

Kattnis tersenyum, sembari menghapus air mata yang sedari tadi berjatuhan dari matanya. Dia gadis yang kuat dan berani, pikirku.

"Apa Ibumu tewas juga?" Jack bertanya lagi.

"Tidak. Ibu Katniss masih hidup, dia bekerja di distrik 4 sebagai perawat. Dia tidak bisa tinggal di sini. Karena tempat ini menyimpan kenangan buruk dalam hidupnya." kali ini bukan Katniss yang menjawab. Tapi Peeta.

Sebenarnya masih banyak hal yang ingin kutanyakan pada Katniss. Tapi mendadak, perutku terasa mual. Cerita tentang pembunuhan, pemberontakan, dan pertarungan membaur dalam pikiranku.

Tubuhku gemetaran. Pandanganku mulai merabun. Pikiran aneh dan menyeramkan berkeliaran liar dalam otakku. Aku merasa seperti kesurupan. Bunuh! bunuh! bunuh! Kata-kata itu memaksa tubuhku melakukan gerakan, aku mengambil gelas kaca di meja, lalu menglemparkannya ke sembarang arah. Aku meraung seperti singa yang kelaparan. Yang ingin kulakukan sekarang hanyalah membunuh! ini bukan diriku. Ini bukan aku. Kenapa aku?

Aku berlari kesembarang arah. Tapi aku tak bisa bergerak, tubuhku tertahan oleh tangan seseorang. Aku dipegangi. Diriku tak terkontrol. Raunganku semakin menjadi.

Jessy, ada apa?

Jessy, sadarlah.

Ucapan itu dapat kudengar. Entah siapa yang mengucapkannya.

Jessy, ini aku—Jack.

Jack ?????

°°°°
Gak update lama lagi kan ? Hoho. Maaf kalau kurang ngerti. Kalau gak ngerti bisa nanya lewat komen kok.
Thanks udah baca, sob.
Pencet dong bintangnya. Jangan pelit-pelit.
:)

Am I a Psychopath ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang