"Aku tahu, tapi sekarang aku tidak berada di kamarku sialan."
"Berhenti mengomel, kau membuat telingaku sakit."
Dengan wajah memerah menahan marah Sakura berdecak. "Apa kau bilang?"
"Apa yang terjadi di sini?"
"Kyaaa..." seketika Sakura berteriak melihat keberadaan pria, selain Sasuke di kamar itu.
Sasuke segera memeluk Sakura, menghalangi pandangan Itachi yang mendapat tontonan gratis. "Itachi sialan! Keluar kau!!"
Pria yang jadi objek kemarahan Sasuke hanya mengernyitkan alisnya bingung. "Hei..hei... apa yang terjadi di sini? Kenapa aku harus keluar, seharusnya aku yang bertanya di sini. Siapa perempuan pink itu?"
"Aku bilang keluar sialaaan!" Onyx-nya menatap Itachi dengan tajam.
"O..oh...okay." Tatapan Sasuke memang selalu membuatnya menciut.
Sakura masih berada di pelukan putra bungsu Uchiha, menyembunyikan tubuh mungilnya hingga pria yang dipanggil Itachi keluar dari ruangan itu.
"Kau okay?" Sasuke melepaskan pelukannya, menunduk dan menangkup wajah Sakura.
Sakura mengangguk pelan. "Aku butuh pakaian." Ia kemudian melangkah menuju walk in closet milik pria di belakangnya. Masuk tanpa menghiraukan pemiliknya.
__
"Siapa perempuan itu?"
Sasuke sedikit terkejut, Itachi berdiri tepat di depan pintu dengan tangan bersedekap dan kepala yang mendongak, jangan lupakan tatapannya yang menyorot Sasuke tajam.
"Hn." Pria emo itu berlalu melewati Itachi yang kesal karena diabaikan.
"Hei, ayam. Aku bertanya padamu." Menyusul adiknya yang menuju dapur. "siapa dia? Kenapa bisa ada di apartemenmu?"
"Aw." Sasuke meringis memegang tulang keringnya yang di tendang Itachi. "sakit bakaa."
"Makanya jangan mengabaikanku."
"Sakura, dia tetangga sebelah." Sasuke menyerah, tendangan di tulang keringnya sangat sakit.
Pria berkuncir itu mengangguk pelan. "Lalu kenapa ada di sini? Numpang mandi?" tanya Itachi bingung. Sesaat ia tersadar, pria itu kembali menendang tulang kering Sasuke. "kau meniduri anak orang, heh? Aku adukan ke Kaa-san," ucap Itachi sambil mengambil ponselnya.
"Kalau perlu katakan pada Kaa-san, aku menghamili anak orang."
"menikah di usia sekarang tidak terlalu buruk," tambah Sasuke.
Itachi menatap heran Sasuke, sejak kapan pria itu tertarik dengan makhluk yang namanya perempuan. "Sepertinya ada yang salah, kau bukan Sasuke, 'kan?"
Itachi menangkup wajah Sasuke, memperhatikan dengan seksama, apa ada yang salah denngan adiknya ini. "Sasuke-ku tidak menyukai perempuan, di—,"
Sasuke mendorong si sulung Uchiha hingga jatuh menabrak sofa. "Apa-apaan kau, bokongku sakit tau."
"Cih, kau yang apa-apaan. Mengatai adikmu gay, yang pantas disebut tidak normal di sini adalah kau. Setiap hari tidak bisa pisah dari si setan merah."
Itachi berdiri kemudian berkacak pinggang. "Kami sahabat, bukan pasangan gay."
"Tidak ada sahabat yang berciuman, apalagi di bibir," telak Sasuke.
Itachi melotot mendengar ucapan adik bontotnya. "Itu kecelakaan. KECELAKAAN," ucapnya penuh penekanan.
Sasuke mengendikkan bahunya, tidak peduli dengan kakak sulungnya itu.
"Ekhem...." suara dehaman membuat kedua pria Uchiha mengalihkan atensi mereka ke sumber suara.
Sakura memiringkan kepala seraya menggaruk pelan kepalanya, ia bingung. "Apa aku mengganggu?"
Itachi gelagapan, khawatir perempuan pink di depannya mendengar ucapan Sasuke barusan. Bisa jatuh harga dirinya sebagai pria tulen.
"Hai, adik ipar." Sapa Itachi ramah dengan senyum lebarnya.
Sakura mengernyitkan alisnya, 'siapa yang adik ipar di sini.'
"Abaikan dia." Mengayunkan tangannya, memanggil perempuan itu duduk di sampingnya.
Sakura melangkah dengan agak kikuk. "Aku mau pulang," bisiknya pelan saat berada tepat di samping Sasuke.
Pria emo itu menoleh. "Di sini saja."
Dengan tidak nyaman, Sakura menoleh ke arah Itachi diikuti oleh Sasuke.
"Kenapa kalian menatapku seperti itu?"
"Waktukmu sudah habis, cepat keluar!" Sasuke berjalan menuju Itachi, kemudian mendorong pria itu keluar dari aprtemennya.
"Heii.... Aku belum selesai, kau belum mengenalkan Sakura padaku." Protes Itachi saat didorong paksa.
"Kau sudah tau namanya," ucapnya sebelum menutup pintu apartemen, mengabaikan sang kakak yang kesal.
"Cih, bilang saja mau berduaan," gerutu Itachi sambil melangkah meninggalkan apartemen Sasuke. "Dasar ayam."
__
Di apartemen itu tinggal mereka berdua, suasana canggung dirasakan Sakura, entah kenapa.
"Kenapa mengusirnya?"
Sasuke menoleh. "Dia Itachi, Nii-san ku. Dan lagi, tidak penting kenapa aku mengusirnya." Ia menarik Sakura lebih dekat dengannya. Menyusupkan lengannya melingkari pinggang wanita itu.
"Kenapa?" Sakura diam, tidak membalas pelukan Sasuke.
"Apa kau menyukaiku, Sasuke?" Melonggarkan pelukan pria di sampingnya.
"Hm?"
"Maksud aku, yang kita lakukan sudah sangat jauh dari sekedar hubungan pelayan dan majikan," ucap Sakura pelan. Ia melepaskan pelukan Sasuke. "Kau melakukan itu karena menyukaiku atau hanya menganggapku pel—,"
Pria itu kembali menarik Sakura ke dalam pelukannya. "Aku menyukaimu—ah tidak, aku mencintaimu. Mungkin terdengar tidak masuk akal karena kita baru bertemu." Ia mengecup pipi Sakura yang tertutupi helai pink-nya.
"Tapi aku benar-benar mencintaimu, aku tulus." Sasuke mengeratkan pelukannya.
Sakura menghela napas berat. "Kenapa kau menyukaiku—,"
—okay, aku cantik, tapi tidak ada yang menarik selain itu."
"Kau sangat cantik, tubuhmu pas untukku. Sepertinya kau memang diciptakan untukku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fausse Relation
Fanfic"Berawal dari hubungan semu yang saling komersial satu sama lain-" "-hingga takdir menjawab." Pair: Sasusaku Rate: Semi M