Cahpter 2

812 82 5
                                    

Di sebuah ruang tamu mewah, tampak seorang pria paruh baya Haruno Kizashi yang sedang berbincang dengan rekan kerjanya sekaligus calon besannya itu, Sabaku Rasa. Mereka sedang membahas perjodohan putra putri mereka, rencananya kedua keluarga tersebut akan melangsungkan pertunangan terlebih dahulu.

“Alangkah baiknya pertunangannya dipercepat Kizashi, aku ingin mereka menikah sebelum putraku berangkat ke London.” Ucap Rasa.

“Terserah anak-anak kita Rasa, aku tidak mau mereka terbebani dengan pernikahan ini. Kau sendiri tahu kalau Sakura belum setuju” Terang Kizashi.
Tidak lama kemudian, ibu Sakura, Haruno Mebuki mengintrupsi mereka,

“Rasa benar suamiku, aku akan membujuk Sakura agar menyetujuinya.”

“Terserah kalian saja.” Kizashi hanya menghela nafas mendengar ucapan istrinya tersebut.

Setelah itu, mereka kembali berbincang ringan mengenai pekerjaan di kantor.

--

“Sasuke bangunn, ini sudah jam 7. Kau mengatakan padaku kemarin kalau kau punya meeting jam 8.” Ucap Sakura sambil mengetuk pintu kamar Sasuke dengan tidak berperasaan. Pasalnya, ia dari tadi memanggil pria itu tapi tidak sahutan dari dalam kamar.

Sakura yang kesal langsung saja menendang pintu kamar Sasuke dengan keras sambil meneriakkan nama pria itu.

Mendengar suara gebrakan pintu sontak saja membuat Sasuke bangun dari tempat tidur. Dengan wajah kesal ia langsung membuka pintu kamarnya.

“Apa yang kau lakukan?!” Geram Sasuke saat melihat makhluk pink yang sudah berani mengganggu tidur nyenyaknya.

“Oh, kau sudah bangun? Kukira kau sudah mati di dalam sana.”

Sasuke yang mendengarnya hanya mendecih, kemudian kembali masuk ke kamarnya. Menutup pintu dengan keras dan membuat Sakura terkejut.
Apa-apaan dia itu’ dumelnya dalam hati sambil melangkah menuju dapur untuk melanjutkan masakannya.

Oh yah, tentang bagaimana caranya dia bisa masuk di tempat ini tentu saja pemilik kamar ini sudah memberinya akses bebas. Katanya, sebagai pelayan, dia harus siap siaga jika pria itu membutuhkannya.
Tentunya itu hanya akal bulusnya Sasuke. Sejak pertama melihat perempuan itu, dia merasa ada yang berbeda, dia tidak seperti wanita di luar sana yang selalu memujanya. ‘Kayak ada manis-manisnya gitu kan Sasuke, ehe’

10 menit kemudian, Sasuke keluar dengan setelan yang sudah rapi. Ia baru ingat jika akan ada meeting jam 8.
Pria itu kemudian melangkah menuju dapur untuk sarapan, ini pertama kalinya ia sarapan sebelum ke kantor. Biasanya ia akan singgah di restoran langgannya. Ia tidak terbiasa memasak karena memang tidak bisa, kulkasnya pun hanya berisi buah kesukaannya, tomat tentu saja.

Sakura yang masih sibuk dengan masakannya tidak menyadari jika Sasuke sudah ada di meja makan sambil menatapnya.

Tak lama kemudian, Sakura selesai dengan acara memasaknya. Sakura lalu berbalik menuju meja untuk menghidangkan makanannya dan sedikit terkejut saat melihat Sasuke yang menatapnya.

“Kenapa menatapku seperti itu? Aku tahu aku cantik, tapi aku tidak suka ditatap olehmu!” sambil meletakkan mangkuk yang berisi sup tomat.

Sasuke tidak menghiraukan ucapan Sakura, ia lebih tertarik dengan apa yang dibawa oleh wanita itu.

“Hanya itu yang bisa kumasak, kulkasmu seperti tidak berpenghuni.” Ucap Sakura kemudian.

“Hn.” Balas Sasuke.

Hening, tidak ada percakapan setelahnya. Sakura yang memang tidak terbiasa dengan keadaan seperti ini langsung saja memanggil pria itu.

“Sasuke.”

Fausse RelationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang