#28 (Labuhan Pertama)

29 3 0
                                    

Maaf ya manteman setelah menunggu 2 tahun malah ada iklan dulu heu, sebelum ke part "Labuhan Terakhir" selamat menikmati "Labuhan Pertama" terlebih dahulu ^^

بسم الله الر حمن الر حيم

"Hidup harus terus berlanjut dan berterima kasihlah pada dirimu yang telah melewati badai-badai besar tahun ini."
-Boy Candra-

================================
Jika kau hendak menyerah pada keadaan, belajarlah dari nelayan.
Meski cuaca dan badai di lautan tidak bisa diprediksi dengan pasti, nelayan tetap berani untuk mencari ikan di tengah lautan.

================================


Siapa sangka seorang Keisha memiliki kisah cinta yang begitu pelik?

Nyaris semua teman-temannya di perkuliahan tak menyangka. Mereka mengira Keisha benar-benar wanita berbeda, yang Allah jaga hatinya.

Gadis periang yang sekarang menjadi pemimpin di forum perempuan, berjuang di garda terdepan membela kebenaran dan kesetaraan. Namun, ternyata sempat berada di persimpangan soal percintaan.

Setelah pulang dari Cirebon kala itu, Keisha merasa lega dan lebih leluasa dalam menjalankan perannya di dunia akademisi dan organisasi. Karena tidak ada lagi bayang-bayang masa lalu yang menghantui langkahnya. Bahkan sekarang, Keisha menatap langit sebagai langit seutuhnya.

Keisha berhasil menuntaskan misinya untuk bertemu dengan Azril. Ya, hanya bertemu bukan bersatu! Rumah sakit menjadi saksi bisu, tentang ketulusan cinta mereka berdua. Saat Azril kembali, semua orang sudah berkumpul (Keisha, Rani, Zahra, Arief dan Syifa). Jika Azril tidak mampu menyadarkan dirinya sendiri, maka ia butuh orang lain untuk menyadarkan.

Flashback on

"Gue dateng ke sini karena permintaan Keisha dan juga Zahra..." ujar Arief menghela nafas dengan berat.

"Gue sahabat lo ril! Gue sedikit banyaknya tahu tentang lo bahkan cerita cinta lo dan Zahra. Emm maksud gue Keisha."

Sementara Azril hanya diam saja menatap lantai. Ia bingung, sangat bingung dengan keadaan ini. Berulang kali hati dan pikirannya terus berperang.

"Lo orang baik ril, gue ga ikhlas kalo lo jadi orang jahat karna nafsu semata..."

"Ini bukan nafsu Rif!" Sanggah Azril dengan cepat.

"Lo tahu gue dari dulu nyari Zahra, dan sekarang dia ada di depan mata gue Rif. Kalo aja waktu itu gue gak nerima permintaan bunda. Mungkin..."

"Astaghfirullah kak Azril, istighfar! Dengan kakak berandai-andai seperti itu, artinya kakak tidak mengimani takdir Allah."

"Ade gak tahu gimana hampanya kakak setelah kepergian kamu dek.."
Azril menunduk menahan kesedihan yang mendalam.

"Bukan cuman kakak yang hampa, Ade juga!" Ujar Keisha dengan nada gemetar.

Rani langsung mengusap bahu Keisha, "iyaa gue saksi kehampaan Keisha."

Zahra sedari tadi diam menahan sesak, "kalau mas Azril memang mau bersama dengan mba Keisha, saya gak papa ko. Tolong pulangkan saja saya ke rumah kedua orang tua saya mas."

"Tidak Zahra. Saya tidak ingin kalian bercerai, saya bukanlah wanita yang bisa berbahagia di atas penderitaan wanita lainnya!" Ujar Keisha penuh penekanan.

"Kakak masih mencintai ade kan?"

Azril hanya mengangguk.

"Kalau kakak memang mencintai ade, tolong ikhlaskan ade. Bukankah cinta tidak harus memiliki? Qadarullah akhir cerita kita seperti ini."

[TERBIT] Gapailah Cita Sebelum Cinta [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang