#2 (Pria Idaman)

1.3K 76 11
                                    

بسم اللّه الرّ حمن الرّ حيم

Lebih baik kepalamu ditusuk besi panas, daripada menyentuh wanita yang bukan mahrom.
(H.R. Thabrani)

================================
Ketika kau menjalani kehidupan, belajarlah dari Air yang mengalir. Ia selalu menunjukan ketenangan, tanpa memberitahu kesulitan dalam perjalanannya untuk sampai ke lautan lepas.
================================

Kita hidup bukan untuk penilaian manusia, tapi untuk penilaian sang pencipta.

Perkataan Akhtar layaknya rekaman yang terus berputar dipikiranku. Beberapa detik kemudian, buliran bening itu jatuh membasahi pipiku.

Di keheningan malam ini, hanya dua kata yang inginku sampaikan pada sang sutradara. Terima Kasih dan Maaf.

Ya Allah terima kasih untuk kebaikan-Mu, dengan mengirimkan malaikat tanpa sayap yang telah mengingatkanku agar senantiasa di jalan-Mu, dan maaf untuk sikapku yang mudah mengeluh seakan tak percaya akan skenario indah-Mu.

🍁🍃🌻🍃🍁

Hari ini umi dan abi tidak ada di rumah. Mereka sedang pergi ke Rumah Sakit untuk menjenguk Tante Aisyah. Oleh karena itu, aku berangkat pagi buta ke sekolah untuk menempati janjiku pada Almeera. Semalaman dia menghubungi ku untuk meminta penjelasan atas prinsip hidupku, dan ia memintaku untuk menceritakan masalah yang kucoba sembunyikan darinya.

Almeera tiba di sekolah pukul 06.15, artinya ia punya waktu 45 menit untuk berbincang dengan Keisha. Ia sudah berniat, untuk meminta kejelasan mengenai prinsip hidup Keisha saja. Karena, mendengar masalah lain sudah teratasi oleh Keisha dengan bantuan Allah SWT. Oleh karena itu, kepalanya tak henti bertanya-tanya maksud dari prinsip hidup sahabatnya itu. Menurut logikanya, mana mungkin ada manusia yang tak merasakan cinta. Apalagi Keisha mau menghindari cinta sebelum menggapai cita, itu sangat mustahil dan gila! Karena, sebagai makhluk ciptaan Allah pasti akan merasakan anugerah terindahnya itu.

Keisha bingung ketika berulang kali mengucap salam tak dijawab. Akhirnya, ia memutuskan untuk duduk di samping Almeera seraya melihat gerak geriknya agar dapat menemukan jawaban mengapa sahabatnya melamun, sampai tak menggubris salamnya.

"Kamu salah menafsirkan Mira." Kekehku, setelah tahu isi pikiran Almeera.

Sontak kekehan itu membuyarkan lamunan Mira. "Astagfirullah, salam dulu kek. Jangan langsung buat jantungan anak orang." pekiknya karena kaget.

"Aku sudah mengucap salam dari tadi nona. Kamunya aja yang asyik mikirin prinsip hidupku."

Mira mengerutkan dahinya, "Lho kamu kok tahu? Padahal aku belum bilang apa-apa."

Beberapa penghuni kelas sudah mulai berdatangan termasuk pria idaman wanita.

"Apa sih yang aku gak tahu soal sahabatku ini." seraya mencubit pipi Mira yang menampakan ekspresi lucu kalau lagi keheranan.

"Ihk, Keisha. Sekarang serius, maksud kamu gimana?" Kesalnya.

Aku sudah tahu maksud Mira. Ia menarik nafasnya dan mulai berbicara "Aku gak akan menghindar dari cinta jika memang Allah telah menghendakinya. Hanya saja aku tak akan mengungkapkan cinta pada orang yang ku cintai sebelum aku menggapai cita. So? Udah jelas aku gak akan pacaran, dan mungkin ketika aku jatuh cinta aku akan mencintainya secara diam-diam." Jelasku dengan penuh kelembutan.

[TERBIT] Gapailah Cita Sebelum Cinta [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang