Chapter 6

59 11 2
                                    

"John : tuan Frederick, maafkan saya ini kesalahan saya, ini rokok saya dan tuan Victor tak sengaja mencobanya

"Victor : (memandang John, menggelengkan kepala dan mulutnya bergerak mengatakan "jangan")

"John : maafkan saya tuan, tidak akan saya ulangi

"Frederick : (memandang dengan sangat marah seperti orang kerasukan) APA??

"John : (memandang tuan Frederick, gemetar dan takut)

"Frederick : (menarik kerah baju John dan menampar John berulang-ulang) Plaaaak..... dasar sialan.... plaakkk... dasar budak sial..... mau kamu apakan anaku HAH??

"John : maaf kan saya (mengeluarkan air mata)

"Victor : ayah, maafkan dia, dia memang membawa rokok itu tapi dia tidak memakainya, aku yang memaksanya untuk mencoba. Aku mohon ayah, aku akan jadi anak yang baik, jangan sakiti dia (memegang tangan ayahnya)

"Frederick : (mendorong Victor) Berisik!!! Kuperingatkan, kali ini awas jika ada yang terjadi seperti ini lagi, aku ga akan segan-segan menghajarmu (mengambil rokoknya dan menginjaknya, setelah itu pergi dari kamar Victor)

"John : (menunduk dengan wajah memar)

"Victor : kamu kenapa? Tiba-tiba bilang gitu?

"John : (memandang Victor, dan hanya tersenyum)

"Victor : sebentar aku ambil obat

"John : (menghela nafas dan mengusap air mata)

"Victor : (duduk didepan John) ini bagian pipi kananmu ada luka, pasti kena cincin ayahku (mengoleskan obat ke pipi John)

"John : ehhm, saya bisa sendiri kok tuan Victor

"Victor : gapapa tenang aja, ngomong-ngomong kenapa kamu membantuku? Padahal aku tidak pernah minta, aku juga ga mengharapkan itu

"John : aku melihat ekspresi tuan saat ayah anda marah, dan tuan terlihat sangat ketakutan, aku merasa tidak tega. Karena aku sudah biasa ada disituasi seperti tadi, jadi aku merasa tidak apa-apa jika aku saja yang di hukum hehe, karena tuan Victor masih memiliki jalan yang panjang untuk masa depan, sedangkan aku, aku akan selamanya terperangkap di tempat ini (mengeluarkan air mata)

"Victor : aku ga tau ya? Seumur hidupku selalu di temani budak setiap weekend, aku merasa kamu yang terbaik John, aku merasa dekat, merasa jadi teman. Kebanyakan budak memiliki wawasan yang sempit dan susah diajak sharing, kalau kamu punya itu semua. Untuk seorang budak, kamu sangat pandai, dimana kamu belajar semua itu?

"John : kalau saya ceritakan tuan tidak akan percaya

"Victor : mengapa?

"John : (tersenyum lebar) mungkin lain kali akan saya ceritakan, karena terlalu menyakitkan jika ingat masa laluku tuan hehe

"Victor : jangan panggil tuan, panggil saja aku Victor, kalau misal tidak ada ayahku, panggil saja Victor oke?

"John : kenapa? Saya budak apa anda tidak merasa terhina?

"Victor : untuk apa? Kamu bukanlah budak bagiku, kamu adalah temanku John

"John : terima kasih

"Victor : oh iya, pekerjaanmu kan begitu keras setiap hari, bagaimana besok kita pikinik"John :

"John : piknik?

"Victor : iya, aku akan meminta ibu Sally (pelayan rumah) menyediakan beberapa makanan untuk piknik

"John : saya takut dimarahi tuan Frederick

"Victor : tidak apa, kalau sabtu minggu kamu kan tugasnya hanya melindungiku, jadi it's okay

The Slaves And Nobles (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang