Jisoo mengerjap berkali-kali saat mendengar suara kicauan burung yang mengalun nyaring. Ia menyipitkan matanya kearah jendela yang masih tertutup rapat, namun tampak sedikit terang.
"Inzhagi??" Batin nya kembali saat mendengar suara kicauan burung itu. Rasa nya ia ingin membuka jendela itu cepat-cepat untuk menyuruh si burung diam.
"Waitttt. YA TUHAN!!" Hampir saja jantung nya berlari maraton begitu ia sadar bahwa saat ini ia tengah memeluk makhluk hidup lainnya yang masih tertidur lelap.
Jisoo menelan ludah nya gugup, saat Jennie mempererat pelukannya. Lengkap sudah penderitaan nya ketika Jennie semakin membenamkan wajah nya ke arah ceruk leher nya.
"Ya Tuhan,, Lisa tolong aku.." Persetan dengan Lisa yang selalu menunjukkan kepadanya majalah erotis. Dan kini ia semakin tersiksa saat Jennie mengigau yang berakibat helaan nafas hangat menjalar di leher jenjang nya.
"Appa.. eotteohge??" Jisoo mencengkeram erat sprei ranjang nya. Berusaha mengalihkan pikiran erotis nya.
Jennie kembali bergerak, "omo..omo.. Payudara.." Dan sial nya, pergerakan itu berhasil mengunci mata Jisoo pada gumpalan daging yang sangat besar tersebut.
"Harus kah aku menerkam nya?" Ia mencoba berdiskusi dengan dirinya yang lain.
"Tidak..Tidakk.." sedetik kemudian ia menggeleng. "Bagaimana kalai Jennie marah? Dia akan mengusir mu Jisoo bodoh. Atau lebih parah lagi, dia akan mengadu pada Kai bahwa kau melecehkan nya. Dan Kai pasti akan membunuhmu. Bahkan kau belum merasakan kenikmatan malam pertama." Ia mencoba mengingat kan kemungkinan terburuk bagi dirinya.
"Tunggu dulu. Apa itu barusan aku? Ya Tuhan Jisoo. Kau sangat byunte. Appa eotteohge??" Jisoo berusaha mengalihkan pandangannya dari godaan dunia itu. Sebongkah payudara pas di genggaman.
Srettt...
"Mmhhh.."
Jisoo spontan menutup kedua matanya erat begitu merasakan pergerakan Jennie. Spontan, tangan nya semakin mencengkram sprei kuat. Ia benar-benar sangat gugup.
"Semoga Jennie tidak tahu aku baru saja menelanjangi nya Tuhan." Doa nya di sela-sela degup jantungnya.
"Apa ini? Ya Tuhan bodoh.. kau ingin membunuh ku?? Arghh,, siall.. sejak kapan aku menjadi sangat gugup seperti ini?"
Bagaimana Jisoo tidak memaki? Jennie yang baru saja bangun, bukan nya beranjak pergi. Gadis kucing itu malah menarik-narik bulu mata lentik Jisoo.
"Yeoppo.." Ucap Jennie pelan, sebatas helaan nafas.
"Triple kill... Nafas nya wangi bayi.. Tuhann!! Dosa kah aku bila memakan bibir nya saat ini juga?"
Tanpa di sadari oleh Jisoo, Jennie tersenyum lucu saat mendapati kedua alis Jisoo menukik tajam. Dan juga kelopak mata yang bergerak liar.
Jisoo sudah bangun. Dan Jennie semakin semangat untuk mempermainkan gadis berbibir hati itu.
Chupppp...
"Kisseu?" Otak Jisoo blank seketika. Ia lemah, tak berdaya, saat bibir Jennie mendarat di pipi kiri nya.
Dan berikut nya, ia mendengar cekikikan dari Jennie sebelum berlari-lari kecil. Dengan sangat tidak tanggung jawab nya, meninggalkan Jisoo yang masih blank.
Ia membuka matanya begitu merasakan Jennie sudah benar-benar kosong.
"Apa itu tadi?" Gumam nya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Simpanan
FanfictionKim Jisoo dan Kim Jong In adalah dua bersaudara yang sudah sejak lama terpisah. Jong In menetap di Seoul sedangkan Jisoo tinggal bersama ayah nya di Gyeongju. Dan tiba lah saat Jisoo akan memasuki universitas tinggi, Kim Jisoo memilih untuk melanju...