BAB V - Rencana

8 0 0
                                    

Siang ini aku pulang sekolah bersama Abang dan lanjut pergi ke pasar. Aku membeli semua bahan - bahan pakai uang Abang. Karena, aku tidak punya uang sepeserpun.

Sebenarnya, kami jarang diberi uang jajan dan kami jarang minta juga paling minta untuk tugas sekolah. Di sekolah aku juga hampir tidak pernah jajan, mungkin Abang juga begitu.

Setelah membeli bahan - bahan untuk membuat gelang, aku dan Abang menuju pulang ke rumah.

"Abang, nanti kalo ditanya Ibu kita jawab apa?" tanyaku.

"Ditanya apa?"

"Kenapa pulang telat? kenapa bisa pulang bareng Abang? dan lain lain" ucapku sambil meniru gaya bicara Ibu.

"Hahaha, tenang aja biar Abang yang jawab semunya" ucap Abang sambil tertawa.

Aku dan Abang sampai di rumah.

Betul saja seperti dugaan ku, Ibu sudah berada di teras. Sepertinya menunggu Aku dan Abang.

"Assalamualaikum" ucapku dan Abang.

"Waalaikumsallam" jawab Ibu yang langsung berdiri menghampiri kami. Kami mencium tangan Ibu.

"Kenapa pulangnya telat?" tanya Ibu.

"Tadi Abang dan Adek ke pasar dulu, Bu" jawab Abang.

"Adek kenapa bisa pulang bareng Abang?" tanya Ibu lagi.

"Ehmm, soalnya aku minta anter Abang ke pasar bu" jawab ku.

"Oh, Adek beli apa di pasar?" tanya Ibu.

"E e e beli perlengkapan untuk tugas sekolah, Bu" jawab ku ' maafin Adek bohong lagi ya, Bu'

"Seinget Ibu, Ibu gak kasih uang ke Adek. Adek uang nya dari mana?" tanya Ibu.

Aku dan Abang terdiam sambil memandang satu sama lain karena bingung harus jawab apa.

"Adek gak ambil uang orang , kan?" tanya Ibu yang membuatku terkejut.

"Enggak, Bu. Sumpah" jawabku cepat.

"Terus uang nya dari mana?"

Aku dan Abang hanya terdiam. Tidak lama , Abah pun datang sebagai 'penyelamat' kami.

"Assalamualaikum" ucap Abah sambil menuntun sepeda tuanya.

"Waalaikumsallam" jawab kami bersamaan.

Aku, Ibu dan Abang menghampiri Abah dan mencium tangannya.

"Abah kok tumben udah pulang?" tanya Ibu. Secepat - cepatnya Abah pulang itu setelah magrib, sedangkan ini adzan ashar pun belum.

"Iya, Bu. Alhamdulillah tadi singkongnya ada yang borong" jawab Abah dengan ekspresi yang sangat senang.

"Alhamdulillah" jawab Ibu, Abang, dan aku berbarengan.

Setelah nya kami masuk bersama dan Ibu melupakan pertanyaan, aku mendapat uang darimana.

Aku masuk ke kamar mengganti pakaian dan istirahat. Adzan ashar berkumandang aku langsung mengambil wudhu dan melaksanakan sholat ashar.

Selepas sholat ashar aku membantu Ibu membereskan rumah. Selesai membereskan rumah aku membuat gelang yang akan aku jual besok atau mungkin lusa.

Saat aku membuat gelang di kamar tiba - tiba Abang masuk.

"Kenapa Bang?" tanya ku.

"Adek lagi apa?" Abang balik bertanya.

"Lagi buat gelang Bang"

"Ajarin Abang dong dek, nanti kalo Abang sudah bisa kita buat sama - sama terus nanti kita jual sama - sama" kata Abang.

"Boleh Bang, sini - sini" ajak ku.

Kami terlalu asik membuat gelang sampai tidak sadar kalo adzan magrib sudah berkumandang. Abang pun kembali ke kamar nya mengganti baju untuk pergi ke masjid bersama Abah.

Selepas aku menunaikan sholat aku keluar kamar untuk membantu Ibu menyiapkan makanan, Abang dan Abah datang dan kami makan bersama.

malam ini sama seperti malam - malam biasanya.

Adzan subuh berkumandang, menandakan hari baru akan dimulai. Rutinitas pagi ku masih sama seperti biasanya, tapi hari ini aku lebih bersemangat dari biasanya hehe. Karena ini hari pertama ku berjualan, yeyyy.

"Adek lagi senang ya?" tanya Abang yang mungkin bingung karena aku terus tersenyum sedari di rumah tadi.

"Iya Bang, Adek senang deh bisa jualan untuk bantu Abah sama Ibu" jawab ku yang terus tersenyum.

"Adek pengen banget ya bantu Abah sama Ibu?"

"Iya Bang, Adek mau biar Ibu gak jualan sayur lagi" jawab ku sedih

"Kenapa Adek gak mau Ibu jualan sayur lagi?"

"Kasian Ibu Bang pasti capek banget abis keliling jualan sayur harus antar sayur nya ke Bu Ina dulu. Terus nanti pulang harus masak lagi"

Abang hanya diam saja.

"Abang doain, semoga gelang adek banyak yang beli dan uang nya bisa buat bantu Ibu" ucap Abang sambil tersenyum kepada ku.

"Aaamiin"jawabku.

________________________________

Hai selamat datang di cerita pertama kami. Terimakasih telah berkunjung.

Bagaimana kesan dan pesan part yang ini?
Kita doain Asha, yuk. Biar usahanya lancar.

Nantikan terus part selanjutnya yaa. Karena part selanjutnya akan lebih seru dan haru.

Jangan lupa beri dukungan untuk kami.
Kritik, Saran dan apresiasi kami nantikan.

Terimakasih.

Salam hangat,
tulisanyman.

Humane For HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang