bagian 13

2K 159 19
                                    

Happy reading

_

_

_

The rain terus mencari Sandrinna di sekitar rumah sakit namun mereka tetap tidak menemukan Sandrinna dimana-mana.Kiesha dan Rassya pun membantu Mereka untuk mencari Sandrinna karna Mereka khawatir jika nanti terjadi sesuatu melihat kondisi fisiknya yang belum stabil dan belum lagi di tambah sakit hati yang di alaminya.

"Aduh ... Sandrinna kemana si ... Bikin jantungan tahu ... Ngak biasanya dia seperti ini kalau sakit"panik Aqeela serasa menghentak-hentakan kakinya ke tanah.Raut kepanikan juga terpancar jelas dari wajah the rain yang lain.Saskia pun berjalan cepat meninggalkan yang lain.

"Dia mau kemana si ? ... Kebiasaan deh"heran Azela.Saskia pun terus berjalan ke arah mobilnya yang di parkir tak jauh dari tempat tadi dirinya berdiri setelah itu Dia langsung masuk ke dalam mobil dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Hujan tiba-tiba turun membasahi kota Jakarta pada malam ini membuat pandangan Saskia sedikit terbatas dan dengan terpaksa Dia harus memelankan kecepatan mobilnya.Walau di hatinya Dia harus cepat-cepat sampai di tempat itu.

"Gue akan terus cari Lo san ... Gue mengerti apa yang Lo rasakan sekarang"batin Saskia sembari melihat-lihat di sepanjang tepi jalan yang Dia lalui.Sedangkan terlihat seorang gadis tengah berjalan di bawah derasnya hujan.

Tubuh lemahnya basah kuyup seiring derasnya hujan yang turun membasahi tubuh mungilnya.Wajahnya terlihat sedih,bibirnya gemetar karna rasa dingin yang menusuk tulangnya.Air hujan itupun membuat orang-orang tak tahu jika Gadis itu tengah menangis piluh.

"GUEEE BODOHH ... GUEEE BODOHHH ... HIKKSSS ... GUE BODOHH"teriak Sandrinna serasa menjatuhkan ke 2 lututnya ke aspal jalan yang basah.Semua orang yang berlalu lalang di jalan itu menatap dirinya heran.Sandrinna tak menghiraukan tatapan-tatapan heran Mereka yang terpenting Dia bisa mengeluarkan beban di dadanya yang terasa sesak itu.

Sandrinna menangis sejadi-jadinya sembari terus berlutut sesekali Dia memukul aspal yang membuat tangannya merah.Air mata bercampur air hujan terlihat jelas.Dia memegang dadanya yang mulai sesak lagi.Dia pukul-pukul dadanya pelan sembari terus menangis.

"Hiikksss ... Hikksss ... Gue salah apa Rey ... Gue salah apaa .. hikksss"Sandrinna terus menangis semakin lama tangisnya semakin terdengar piluh. Tangisan, kekecewaan, marah,emosi,Patah hati tercampur jadi satu.

"Sandrinnnaaa"pekik Rey serasa bangkit memegang besi jeruji.Wajahnya terlihat khawatir.Dia seperti mendengar teriakan dan tangisan Sandrinna di luar penjara.Mungkin Dia salah dengar namun hatinya meyakinkan dirinya jika itu benar-benar Sandrinna.

Yap Rey tidak salah mendengar.Itu memang teriakan Sandrinna.Sandrinna saat ini tengah berada di depan kantor polisi tempat dirinya di tahan.Rey terlihat gelisah dan khawatir dengan kondisi istrinya itu.

"Pak ... Pak tolong keluarkan saya pak ... Tolong pak ... Sebentar aja pak ... Di luar ada istri saya ... Pak tolong keluarkan saya"teriak Rey serasa memukul-mukul besi jeruji itu.Aksinya itu pun membuahkan hasil karna salah satu polisi datang dan langsung mengeluarkan Rey dari balik jeruji.

"Anda bebas sekarang ... Karna istri anda sudah mencabut tuntutan terhadap anda"Ujar polisi itu kepada Rey.Rey pun mengganguk serasa tersenyum kemudian langsung berlarih keluar kantor polisi.Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat sosok wanita yang sangat Dia rindukan.

"Gue malu ... Gue takut ... Gue takut jika wanita yang tengah rapuh itu membenci gue ... Gue takut san ... Gue takut lihat tatapan kebencian Lo"batin Rey serasa menatap Sandrinna yang masih bersimpuh.Dengan perlahan Rey menghampiri Sandrinna.

SECRETS BEHIND SECRETS [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang