Six

273 41 8
                                    

Siwon POV

Sudah seperti biasa aku pergi ke kantor, pagi ini begitu menyebalkan, aboeji dan eomma selalu menekan ku untuk cepat-cepat menikah, apa mereka tidak tahu jika aku tidak akan pernah mencintai seorang wanita lagi, karena aku sudah berjanji hanya Anna wanita terakhir ku, dan Yoona hanya cinta pertamaku.

"Batalkan semua meeting pagi ini, aku sedang tidak mood" ujar ku pada Kyuhyun.

"Tapi hyung,,"

"Apa perlu aku berteriak padamu untuk membatalkan meeting nya?"

"Baiklah hyung,,"

Aku duduk di kursi kerja ku, saat ini aku benar-benar begitu pusing, aku tidak tahu bagaimana caranya aku menjalani kehidupan ku kedepannya. Sejak meninggalnya Anna, aku tidak pernah lagi memacari wanita lain, aku juga tidak pernah melakukan one night stand dengan wanita malam lagi, karena dulu aku hanya bermain dengan Anna. Dan karena Anna aku berubah menjadi pria yang lebih dingin dan juga lebih bebas.

Kwon Yuri, wanita yang menjadi sekretaris ku saat ini, ia tiba-tiba menghampiri ku dan duduk di gagang kusri milik ku. Aku menatapnya dengan heran, ia tampak seperti wanita penggoda. Oh Astaga, apa dia ingin menggodaku? Tetapi sayang aku tidak tergoda oleh wanita manapun selain Yoona dan Anna.

"Oppa,," panggil wanita itu dengan sangat lembut. Ia mulai memainkan kancing kemeja ku, aku hendak menghempaskan nya tetapi aku sadar sikap nya seperti ini karena ada seseorang yang melihat ku dari luar. Dia adalah Im Yoona.

"Yuri-ah,,," ujar ku dengan lembut. Sesekali aku melirik ke arah Yoona, aku yakin dia masih sangat mencintai ku, dia pasti sangat cemburu melihat ku bersama wanita lain.

Perlahan aku melihat bahwa dia masuk ke dalam ruangan ku tanpa ekspresi apapun.

"Sajangnim aku membawa berkas ini untuk mu. Meeting yang sudah sajangnim batalkan hari ini akan di ganti dengan hari esok, meeting besok akan di laksanakan di perusahaan milik tuan Lee Minho" ujar nya dan aku menatapnya, aku memberi isyarat pada Yuri untuk menjauh dariku.

"Nona Im Yoona, apa kamu tidak melihat aku sedang apa?"

"Ah, tentu aku mengetahui nya sajangnim, memang nya kenapa?"

"Kamu bertanya kenapa? Dengan kedatangan mu kesini membuat aku dan Yuri harus berhenti bermain"

"Mianhae sajangnim, kalian juga bisa lanjutkan tanpa harus berhenti, aku sama sekali tidak keberatan" itulah yang Yoona ucapankan, benar-benar gila, dia bisa mengatakan hal itu? Apa dia tidak sadar jika aku kesal dengan ucapannya? Tujuan ku melakukan ini karena aku ingin melihat apakah dia masih mencintaiku atau tidak.

"Kalau begitu aku akan keluar,," ujar nya dan aku langsung menahan tangan nya.

"Kwon Yuri cepat keluar dari ruangan ku sekarang juga" ujar ku pada Yuri.

"Tapi oppa,,,"

"Keluar,," teriak ku.

Setelah melihat Yuri keluar, aku langsung mengunci pintu ruangan ku. Aku menatap Yoona, wanita itu tampak gugup.

"Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi? Apa kamu benar-benar sudah melupakan ku sehingga kamu tidak merasakan kecemburuan di saat aku sedang bermesraan dengan wanita lain?" ujar ku sambil menggenggam tangan nya. Ia tidak menatap ku sama sekali, aku yakin saat ini air matanya mengalir, hanya saja ia sengaja menundukkan kepalanya agar aku tidak bisa melihat air matanya.

"Jawab aku apa kamu benar-benar sudah tidak mencintaiku lagi?"

"Berikan aku satu alasan mengapa aku harus mencintai mu?"

"Aku tidak mengerti apa maksud mu Im Yoona?"

"Kamu tidak memiliki alasan bukan? Jika begitu tandanya aku tidak bisa kembali mencintaimu"

"Im Yoona tolong jangan membuat ku bingung, kamu tinggal jawab apa kamu masih mencintai ku atau tidak?"

"Ne, aku masih mencintaimu tetapi dunia tidak mengizinkan aku untuk mencintaimu, maka dari itu perlahan aku akan melupakan mu"

"Karena Sehun?"

"Mwo?"

Aku melepaskan genggaman nya dan aku tertawa.

"Aku tahu kamu melupakan ku karena kamu sudah mulai mencintai Sehun, iya kan? Atau ini salah satu dari rencana mu untuk membalas ku, karena dulu aku sempat mencintai eonni mu sendiri, dan sekarang kamu ingin membalas aku dengan cara mendekati Sehun"

"Kamu tahu mengapa aku lebih memilih Sehun dari pada dirimu? Itu karena kamu sangat berbeda dengan Sehun, kamu selalu memfitnah diriku tanpa sebab sedangkan Sehun? Dia selalu ada untukku, di saat aku kehilangan eonni ku kamu tidak pernah ada di samping ku" ujar nya sambil menangis. Ia duduk di sofa sambil menutup kedua matanya menggunakan telapak tangannya, perlahan aku mendekat ke arah nya.

"Kamu tahu, aku sama sekali tidak berkepikiran untuk membuat eonni ku celaka, saat itu aku melihat eomma mu bersama Anna, mereka hendak menyebrang jalan, tetapi tiba-tiba saja sebuah mobil melaju ke arah mereka, aku ingin menolong nya tetapi tiba-tiba saja kepala ku terasa sangat pusing, dan akhirnya Anna yang tertabrak. Aku sama sekali tidak berniat untuk tidak menolong mereka, di saat itu posisi ku juga sedang sulit, jika aku memaksa diriku untuk menolong mereka, mungkin aku juga akan ikut bersama Anna, mungkin aku juga sudah mati"

"Keesokan harinya aku begitu terluka saat mendengar bahwa Anna sudah tiada, aku benar-benar terpukul saat itu, aku pikir kamu akan membuat ku kembali ceria, tetapi apa buktinya? Kamu malah menuduh ku sebagai pembunuh, kamu berteriak padaku dengan mengatakan sebuah kalimat yang sangat menusuk bagiku" ujar Yoona dan aku terdiam.

"MENGAPA TIDAK KAMU SAJA YANG BERADA DI SANA SAAT ITU? JIKA KAMU YANG MENOLONG EOMMA KU SEMUA INI TIDAK AKAN TERJADI. DAN JIKA KAMU MENOLONG ANNA MAKA SAAT INI YANG BERADA DI DALAM PETI ADALAH DIRIMU BUKAN ANNA" teriak Yoona. Dan seketika tubuh ku menegang sempurna. Aku mengingatnya, aku mengingat betapa kejamnya saat aku menuduh Yoona yang tidak-tidak.

"Itulah kalimat yang kamu ucapkan padaku, dan aku memikirkan semua ucapanmu, apa yang kamu katakan itu benar, jika saja saat itu aku menolong mereka mungkin Anna masih hidup sekarang dan kamu akan bahagia bersamanya"

"Setelah kepergian Anna, aku berubah menjadi lebih diam, aku sudah kehilangan semuanya, orang tuaku pergi entah kemana, Anna sudah meninggal dan kamu juga sudah pergi meninggalkan ku. Apa sekarang kamu masih mempertanyakan apa aku masih mencintaimu atau tidak?" ujar Yoona dan air matanya tidak berhenti mengalir. Perlahan ia bangkit dan menatapku sambil tersenyum.

"Aku sudah berjanji pada Anna bahwa aku tidak akan pernah merebut milik nya, walaupun saat ini aku masih mencintaimu, tetapi aku akan berusaha untuk melupakan semuanya. Untuk kejadian masa lalu, semua hanya salah paham dan aku tidak perlu menjelaskan apapun karena kamu pasti tidak akan mempercayai nya karena bagimu aku hanya wanita pembohong"

"Tolong bukakan pintunya, aku ingin keluar,," ujar nya dan aku menggeleng. Perlahan aku mendekat arah nya dan aku memeluknya.

"Mianhae, mianhae,," ujar ku sambil memeluk tubuh nya dengan erat, aku juga meneteskan air mataku. Selama ini aku di penuhi dengan keegoisan ku, aku tidak memikirkan bagaimana kondisi Yoona.

"Maafkan aku,,"



TBC

Yoona & AnnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang