CHAPTER 10 THE GREED

11 7 0
                                    

20 tahun lalu, suatu malam di bulan Februari tahun 4017 Fiori.

"Hentikan, Em! Hentikan apapun yang sedang kau rencanakan itu," ujar seorang pria berambut pirang.

"Beri aku alasan mengapa aku harus mendengar kata-katamu, Arch. Aku melakukan ini untuk kita semua. Tidakkah kau merasa peradaban kita ini jauh tertinggal? Dibandingkan dengan peradaban di Bumi, kita ini hidup bagai makhluk primitif!"

"Tidak, Em. Kau tidak melakukan ini demi kami semua, kau melakukan ini semua demi keinginanmu sendiri. Semua orang bahagia dengan cara hidup mereka saat ini. Ketamakanmu tidak mengenal batas, dan kau harus berhenti sekarang juga sebelum terlambat. Kau masih bisa kembali, Em. Menjauh dari sana. Kemarilah. Kumohon!" bujuk pria berambut pirang itu.

"Bahagia katamu? Hahaha. Kau bercanda! Bayangkan, Arch! Alih-alih mengirim surat dan menerimanya beberapa hari kemudian, kita bisa berkirim pesan dan membacanya dalam hitungan detik. Alih-alih pergi ke aula pertunjukan untuk mendengar alunan musik, kita bisa mendengarkannya di manapun, kapanpun. Alih-alih bepergian menggunakan kereta yang ditarik kuda yang bau dan selalu minta istirahat saat perjalanan jauh, kita bisa bepergian dengan kereta yang bisa berjalan sendiri dan menghemat waktu, bayangkan jika kau berada dalam situasi mendesak dan harus segera tiba di tujuan dengan cepat. Semua itu bisa kita miliki, Arch. Kemudahan hidup semacam itulah yang kita butuhkan!" bantahnya.

"Kita bisa memiliki kehidupan seperti itu, Em. Percayalah, tapi semua membutuhkan proses dan waktu, Em. Kita tak bisa tiba-tiba merubah peradaban hanya karena peradaban lain lebih unggul. Semua ada saatnya masing-masing, Em. Dan sekalipun peradaban kita harus dirubah, tidak berarti kita harus menggunakan cara ini, Em!"

Emerald tetap diam di posisinya. Ia tak berencana untuk melangkah pergi barang sejengkal pun. Ia tak peduli meski kakak yang selama ini sangat ia hormati dan kagumi berteriak dan memohon di hadapannya. Ia yakin, ia harus melakukan ini demi mimpinya dan demi semua orang.

Kakaknya masih disana, berusaha membujuknya agar mengurungkan niatnya. Kakaknya terus berusaha mendekat, langkah demi langkah. Tangannya meregang seolah siap menerima tubuh Emerald dalam pelukannya.

"Kau tau, Arch. Mungkin ayah dan ibu akan masih bersama kita hari ini bila pesan itu sampai dua hari lebih awal. Kau tau apa yang paling membuatku tersiksa? Keadaan dimana aku tak bisa menyelamatkan ayah dan ibu hanya karena sepucuk surat yang memakan waktu untuk dapat kita terima," jelas Emerald dengan suara bergetar.

"Bukan hanya kau yang tersiksa, Em. Aku juga tersiksa sama sepertimu. Tapi hanya karena kita tersiksa seperti itu, bukan berarti kau harus melanggar larangan yang sudah ditetapkan Kuil Agung. Menentang Kuil Agung sama dengan menentang kehendak para dewa. Apa kau mampu menanggung kemurkaan para dewa?"

Benar, apa yang Emerald lakukan itu melanggar larangan yang telah ditetapkan Kuil Agung. Kuil Agung telah melarang siapapun menggambar sigil di atas sebidang tanah tanpa didampingi seorang Priest. Bagi siapapun yang tertangkap melanggar larangan itu, akan segera dihukum dengan cara memotong lidah dan seluruh jari jemari si pelaku. Dan kalaupun, si pelaku tidak tertangkap, para dewa dan dewi Galaxia yang dapat melihat segalanya dari atas sana, akan murka dan memberi hukuman berupa kutukan abadi.

"Kau hanya anak angkat. Kau tak tau rasanya kehilangan orang tua kandung!" ujar Emerald yang kini emosinya semakin tak terkontrol.

Lawan bicaranya hanya bisa tersenyum pahit, ia terlihat sangat terluka saat mengatakan, "aku memang tidak terlahir dari kedua orang tua kita, tapi aku mencintai mereka seperti kau mencintai mereka. Kumohon Em, jangan bodoh. Kemarilah!"

"Ingatlah, Arch! Tidak semua dewa berdiam di Galaxia."

Pria itu membelalak setelah mendengar ucapan adiknya. Tubuhnya menjadi kaku. Kepalanya dipenuhi berbagai kemungkinan, tapi ia menepisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terra de Fiori (Daratan Fiori) - Re-WriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang