CHAPTER 5 FIORI YOUTH COUNCIL

27 9 0
                                    

Pagi itu Marielle bangun lebih awal dari biasanya. Ia akan memasak sarapan untuk ia dan Morgan. Entah angin dari mana, tiba-tiba saja ia memutuskan untuk melakukan itu tanpa diminta oleh siapapun.

"Biar kami saja yang melakukannya, Nona." pinta salah satu pelayan yang bertugas sebagai koki di villa itu.

"Tak apa. Biar aku saja." tegas Marielle.

"Biar kami saja, nona Marie. Kalau Tuan Emerald tau, kami akan dihukum."

"Kalau paman nggak tau, nggak akan terjadi apa-apa. Jadi kita jangan beritahu paman, oke?" ujar Marielle.

Pelayan di dapur diam menuruti apa yang Marielle katakan. Mereka hanya bisa merapal doa dalam hati, semoga Tuan Emerald tidak mengetahui hal ini. Karena bila hal ini diketahui, mereka bisa saja diberhentikan dari pekerjaan mereka.

Pagi itu Marielle membuat roti gandum panggang dengan selai beri hitam, panekuk dengan nektar sebagai sirup, dan sup krim berisi jagung dan labu. Ia juga yang menyajikannya langsung di atas meja makan. Morgan sudah duduk di salah satu kursi ruang makan saat Marielle membawa makanan-makanan yang dimasaknya tadi.

"Jadi kau sedang berlatih menjadi gadis yang jago masak?" tanya Morgan menggoda Marielle.

"Aku sedang berlatih menjadi nyonya rumah yang berusaha meracuni anggota keluarganya melalui masakan rumahan." jawab Marielle sebal.

"Wah kau membuatku merinding. Menakutkan" ujar Morgan dengan berpura-pura ketakutan.

Mereka segera menyantap sarapan dan bergegas bersiap untuk menghadiri pertemuan pertama Fiori Youth Council tahun ini. Sepanjang perjalanan, Marielle tampak diam seolah tak tertarik dengan apapun yang terjadi di sekitarnya.

_*_

Pertemuan pertama diadakan di sekretariat utama Fiori Youth Council yang berada di pusat Ibukota, letaknya di dekat alun-alun kota yang kemarin mereka datangi. Disana sudah berkumpul para perwakilan dari klan utama di tiap wilayah daratan Fiori. Disana juga hadir Tuan Emerald selaku penanggung jawab langsung Fiori Youth Council serta Pendeta Victor selaku penasihat. Pertemuan itu diawali dengan perkenalan para anggota Fiori Youth Council yang baru bergabung tahun ini.

"Aku adalah Hermee Daesaeg, perwakilan Healer dari Dio Donaco." ujar seorang gadis elf muda berkulit pucat, berambut perak.

"Aku adalah Samantha Roselle, perwakilan Witch dari Malefica." sahut seorang gadis berambut merah.

"Aku adalah Reina Lily, perwakilan Silent Dancer dari Bestia." sahut seorang gadis mungil berkulit sebening kristal, berambut hitam, bermata sipit.

Lalu disusul dengan perkenalan seorang Warrior gagah dari Fortland bernama Alexander Gladius, Seorang Beast Tamer tampan dari Bestia bernama Finch Aster yang ternyata adalah adik Leona, seorang Siren dari Malefica bernama Zemira yang suaranya sangat merdu, lalu disusul oleh Marielle yang menjadi perwakilan Necromancer dari Graveland. Aldric dan Morgan juga memperkenalkan diri setelahnya.

Pagi itu mereka membahas mengenai acara yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, acara kunjungan ke Bumi untuk menemui delegasi Fiori untuk Bumi yang sebenarnya adalah acara tur wisata belaka. Beberapa perwakilan bahkan bersorak dengan antusias setelah mendengar rencana acara itu, tak terkecuali dengan Marielle yang selama ini sangat ingin mengikuti Morgan yang sering berkunjung ke Bumi.

Pertemuan dibubarkan saat menjelang sore dengan keputusan bulat bahwa lusa adalah hari keberangkatan mereka ke Bumi. Marielle dan Morgan adalah orang terakhir yang keluar dari tempat pertemuan. Mereka menghampiri Aldric yang sedang mengobrol dengan seorang gadis berambut merah yang sangat mirip sekali dengan gadis berambut merah lain yang tadi mengikuti pertemuan.

Terra de Fiori (Daratan Fiori) - Re-WriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang